Oleh Arfika Nurohmatul Azizah
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAINU Temanggung
Tahun baru 2020 baru saja berganti ketika berita
mengenai sebuah kasus pneumonia menghebohkan dunia pertama kali muncul muncul
di Wuhan, Cina, yang disebabkan oleh “CoronaVirus” baru yang misterius. The
Conversation menerbitkan artikel pertama yang berkaitan dengan wabah ini pada
13 January. Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebakan oleh
mikroorganisme seperti bakteri virus parasit atau jamur dan dapat berpindah ke
orang lain bahkan orang yang sehat sekalipun.
Virus corona atau 2019-nCoV sudah
memakan korban hingga saat ini, lebih dari ribuan orang dinyatakan meninggal
dan ratusan ribu lainnya terinfeksi. World Health Organization (WHO)
menjelaskan bahwa coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi sistem
pernapasan. Virus corona adalah zoontic yang berarti ditularkan antara hewan
dan manusia. Komisi kesehatan nasional china mengkonfirmasi virus corona dapat
ditularkan dari manusia yang terinfeksi ke manusia lain yang belum terinfeksi.
Bahkan virus tersebut bisa saja menempel pada barang didekat pasien corona. Penyakit
ini menginfeksi sistem pernafasan, virus ini menyebabkan flu biasa sampai
penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernafasan timur tengah (MERS-CoV)
dan sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS_Cov)
. Mereka yang dinyatakan terinfeksi virus ini umumnya mengalami sesak
nafas. Meskipun demikian virus ini tidak menyebabkan suatu hal yang fatal,
kecuali pada kondisi orang-orang tertentu akan menjadi lebih rentan.
Rentanya penyakit ini menyebabkan banyak negara
memberlakukan berbagai peraturan bagi rakyatnya. Bahkan seruan aksi terhadap
penyakit ini mulai digencarkan diseluruh dunia. Prihatin akan keadaan
negaranya, bukan hanya masyarakat yang ikut menyerukan bahkan sejumlah public
figur tergerak hatinya untuk melakukan aksi galang dana. Negara-negara yang
sudah terjangkit maupun belum, sudah melakukan upaya pencegahan agar virus ini
tidak cepat menyebar didaerah mereka seperti seruan untuk mencuci tangan
sesering mungkin, menggunakan masker ketika berpergian, menggunakan hand
sanitizer, memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari china untuk mengurangi
penyebaran virus ini dan, banyak lainnya.
Di Indonesia sendiri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri
Mulyani meminta kepada masyarakat untuk tidak panic dalam menghadapi virus
corona di Indonesia. Pasalnya, semua langkah dari sisi anggaran dalam pengganan
dan penanggulangan covid-19 sudah dipersiapkan. Bahkan Sri Mulyani mengatakan,
bahwa ada total sebesar Rp.62,3 triliun dari realokasi anggaran APBN. Selain
itu masyarakat Indonesia juga membuat ramuan tradisional, empon-empon yaitu
istilah yang digunakan untuk berbagai bahan baku dan rempah yang biasa dipakai
untuk membuat minuman tradisional Indonesia (jamu) seperti jahe, kunyit,
temulakawak, dan kencur.
Minuman ini seketika viral di media social sebagai
salah satu minuman berkhasiat tinggi yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh,
terutama di saat sedang ada perebakan wabah seperti saat ini. Dalam
pernyataannya Presiden Joko Widodo alias jokowi mengatakan bahwa dirinya juga
sudah mengkonsumsi minuman ini yang berbahan beberapa campuran rempah. “Saya
minum (jamu) itu sekarang,bukan teh” ucap Jokowi (Serambinews,15/03/2020). Bukan
hanya Jokowi,Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai, susu kuda liar khas Provinsi
Nusa Tenggara Barat ampuh untuk menangkal virus corona.
Di Surabaya Pemerintah Kota (Pemkot) semakin massif
dalam melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran Virus Corona
atau COVID-19. Tidak dilakukan sendiri, Pemkot Surabaya juga membagikan 300
alat semprot baru kepada kecamatan dan kelurahan. Bukan hanya itu bahkan
Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak masyarakat menjadi
volunter untuk tenaga medis dan nonmedis dalam memerangi Covid-19. Ia mengajak
masyarakat terlibat aktif dalam membantu pemerintah menangani penyebaran
Covid-19.
“Saya mengajak putra-putri terbaik
bangsa bersatu padu menjadi volunter kemanusiaan menuju Indonesia sehat," ujar Erick dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (20/3/2020).
Erick
menambahkan, seluruh elemen bangsa harus bersatu melawan Covid-19. Menurut dia,
dengan gotong-royong, Indonesia mampu mengatasi Covid-19 agar aktivitas
masyarakat kembali normal.
Selain kebijakan-kebijakan lainnya seperti kebijakan
belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu untuk
terus kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap
mempertahankan pelayanan kepada masyarakat baik itu urusan kebutuhan pokok,
layanan kesehatan, dan layanan-layanan publik lainnya.
Yang kedua, semua kebijakan besar di tingkat daerah
terkait dengan Covid-19 harus dibahas terlebih dahulu dengan pemerintah pusat.
Untuk mempermudah komunikasi setiap daerah diminta kepada daerah untuk
berkonsultasi dengan kementerian terkait dan satgas Covid-19.
Yang ketiga, untuk menghindari kesimpangsiuran
informasi yang disampaikan kepada publik presiden NKRI meminta Satgas Covid-19
menjadi satu-satunya rujukan informasi kepada masyarakat.
Tambahkan Komentar