Temanggung, TABAYUNA.com - Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAINU Temanggung berhasil menyelesaikan buku cerita bergambar (cergam). Sebanyak 7 buku lolos diterbitkan oleh penerbit Formaci dan CV. Pilar Nusantara. Hal itu terungkap dalam launching buku di sela-sela kuliah daring dan bimbingan proposal skripsi, Rabu (22/4/2020). Bimbingan itu dilakukan tatap muka karena menjelang bimbingan daring dan libur awal Ramadan 1441 H.
"Buku cergam ini adalah hasil perkuliahan mata kuliah Pembelajaran Sastra Anak di Prodi PGMI STAINU Temanggung. Kemarin, mahasiswa juga telah melaunching buku antologi puisi berjudul Perempuan di Balik Jendela," kata Kaprodi PGMI STAINU Temanggung Hamidulloh Ibda.
Dijelaskan dia, bahwa mahasiswa semester VI itu sudah menyusun proposal skripsi dan semua mata kuliah di PGMI diprioritaskan menjadi produk. Mulai dari artikel ilmiah di jurnal ilmiah, artikel populer, resensi, video Youtube, alat peraga atau media pembelajaran, dan buku.
Buku-buku cergam yang berhasil diterbitkan yaitu "Kisah Benu si Anak Tupai" karya Anifatul Latifah, "Persahabatan Bebek, Bangau dan Musang" karya Yusma Ita, "Balada Tikus Rakus" karya Idammatussilmi yang diterbirkan Formaci.
Sedangkan yang diterbitkan Pilar Nusantara yaitu "Lebah Madu yang Sombong" karya Mieke Mustika Widiyastuti, "Semut dan Rusa (Cerita Anak)" oleh Indah Wahyuningsih, "Moly dan Didi (Cerita Anak tentang Pentingnya Kejujuran dalam Kehidupan)" karya Munawaroh, dan "Kisah Elang dan Monyet" karya Daffa Salsabila.
Meski baru tujuh buku, ia mengapresiasi karya mahasiswa itu sebagai bukti bahwa perkuliahan di PGMI STAINU Temanggung berkualitas karena berbasis produk. Ia mencontohkan pada mata kuliah Pengembangan Karya Tulis Ilmiah MI/SD. "Semua mahasiswa dalam mata kuliah ini, outputnya adalah mahasiswa submit artikel ilmiah di jurnal yang sudah berbasis OJS. Sampai saat ini, mereka masih melakukan revisi dari reviewer," lanjut Koordinator Gerakan Literasi Ma'arif tersebut.
Untuk cergam sendiri, ia mengakui prosesnya panjang. Selain editing naskah, juga gambar karena memang sasarannya adalah anak MI/SD. "Di dalam cergam ini, penulisannya susah. Karena mereka harus cari tema, karakter, tokoh, dan menggambar sendiri. Baik manual maupun menggunakan aplikasi digital. Saya sendiri belum pernah menulis cergam. Saya akui susah, tapi kalau puisi sudah saya lakukan," ujar penulis buku Media Literasi Sekolah tersebut.
Sementara itu, salah satu mahasiswi Idammatussilmi, mengaku akan menulis lagi buku berupa cerpen. "Saya akan mengumpulkan cerita-cerita anak yang saya tulis, nanti akan saya terbitkan lagi," kata dia. (Tb55).
"Buku cergam ini adalah hasil perkuliahan mata kuliah Pembelajaran Sastra Anak di Prodi PGMI STAINU Temanggung. Kemarin, mahasiswa juga telah melaunching buku antologi puisi berjudul Perempuan di Balik Jendela," kata Kaprodi PGMI STAINU Temanggung Hamidulloh Ibda.
Dijelaskan dia, bahwa mahasiswa semester VI itu sudah menyusun proposal skripsi dan semua mata kuliah di PGMI diprioritaskan menjadi produk. Mulai dari artikel ilmiah di jurnal ilmiah, artikel populer, resensi, video Youtube, alat peraga atau media pembelajaran, dan buku.
Buku-buku cergam yang berhasil diterbitkan yaitu "Kisah Benu si Anak Tupai" karya Anifatul Latifah, "Persahabatan Bebek, Bangau dan Musang" karya Yusma Ita, "Balada Tikus Rakus" karya Idammatussilmi yang diterbirkan Formaci.
Sedangkan yang diterbitkan Pilar Nusantara yaitu "Lebah Madu yang Sombong" karya Mieke Mustika Widiyastuti, "Semut dan Rusa (Cerita Anak)" oleh Indah Wahyuningsih, "Moly dan Didi (Cerita Anak tentang Pentingnya Kejujuran dalam Kehidupan)" karya Munawaroh, dan "Kisah Elang dan Monyet" karya Daffa Salsabila.
Meski baru tujuh buku, ia mengapresiasi karya mahasiswa itu sebagai bukti bahwa perkuliahan di PGMI STAINU Temanggung berkualitas karena berbasis produk. Ia mencontohkan pada mata kuliah Pengembangan Karya Tulis Ilmiah MI/SD. "Semua mahasiswa dalam mata kuliah ini, outputnya adalah mahasiswa submit artikel ilmiah di jurnal yang sudah berbasis OJS. Sampai saat ini, mereka masih melakukan revisi dari reviewer," lanjut Koordinator Gerakan Literasi Ma'arif tersebut.
Untuk cergam sendiri, ia mengakui prosesnya panjang. Selain editing naskah, juga gambar karena memang sasarannya adalah anak MI/SD. "Di dalam cergam ini, penulisannya susah. Karena mereka harus cari tema, karakter, tokoh, dan menggambar sendiri. Baik manual maupun menggunakan aplikasi digital. Saya sendiri belum pernah menulis cergam. Saya akui susah, tapi kalau puisi sudah saya lakukan," ujar penulis buku Media Literasi Sekolah tersebut.
Sementara itu, salah satu mahasiswi Idammatussilmi, mengaku akan menulis lagi buku berupa cerpen. "Saya akan mengumpulkan cerita-cerita anak yang saya tulis, nanti akan saya terbitkan lagi," kata dia. (Tb55).
Tambahkan Komentar