Siswa-siswi SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi saat mau latihan khitobah |
Waka Kesiswaan SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi Kris Setyowati menuturkan, ada tiga bahasa yang diajarkan dalam khitobah, yakni bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Arab. Masing-masing siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan khitobah dalam sebuah kegiatan sekolah.
"Pembelajaran khitobah melibatkan tiga bahasa. Namun, porsi pembelajarannya lebih banyak bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk bahasa Arab, kita berikan porsi secara khusus," ujar Kris kepada Tabayuna.com, Kamis (27/7/2017).
Menurutnya, pembelajaran khitobah yang diberlakukan sejak awal sekolah berdiri, bertujuan untuk melatih siswa berbicara di depan. Mereka diharapkan menjadi seorang yang ahli berpidato dan tangkas dalam tabligh.
Ada tiga manfaat positif yang didapatkan siswa saat mempelajari khitobah. Satu di antaranya, melatih mental untuk berani berbicara di depan publik dan mendidik siswa agar mau mencari informasi untuk ditularkan kepada banyak orang.
Pihak sekolah tidak menentukan tema yang harus disampaikan saat berkhitobah. Siswa dibebaskan untuk memilih tema, baik tema agama maupun pengetahuan umum yang bersifat positif dan edukatif.
"Kita tidak menentukan tema harus agama. Asal itu positif, edukatif, bermanfaat dan mudah dipahami, tentu diperbolehkan. Kebebasan siswa untuk memilih tema bertujuan untuk mengasah kreativitasnya," imbuhnya.
Dia berharap, pembelajaran khitobah bisa menjadi bekal keterampilan komunikasi bagi siswa setelah lulus. Dengan begitu, lulusan SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi tidak hanya mahir dalam ilmu agama, pengetahuan umum atau komputer saja, tetapi juga pandai berkomunikasi dengan publik.(TB88/Lismanto).
Tambahkan Komentar