Temanggung, TABAYUNA.com - Forum Dikusi bernama Cangkruk Secangkir (Selenceng Pikir, Selenceng Zikir) menggelar diskusi polemik Sekolah Lima Hari atau Full Day School (FDS) di kampus STAINU Temanggung, Jumat (28/7/2017).
Baca juga: PGMI Dan PIAUD STAINU Temanggung Masih Terima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018
Forum diskusi bulanan "Cangkruk Secangkir, Anjangsana Budaya" ini sudah berjalan sampai edisi yang ke-4. Pada kesempatan ini mengunggah tema "Ngaji Harga Mati", dengan moderator Nur Makhsun juga akan melemparkan isu Full Day School dan lainnya.
Taftazani Mokhamad salah satu penyelanggara mengatakan bahwa agar up to date, saya sempatkan lihat pameran pendidikan yang sedang berlangsung di Gedung Pemuda Temanggung dan ramai pengunjung. "Semua stand saya longok meskipun tidak lebih dari satu menit. Tapi saya tidak menemukan peserta yang pamer program seharian sekolah," ujar dia.
Menurut saya, kata dia, expose paling menarik bukan dari stand SMK dr. Soetomo yang menampilkan tema "Konversi Energi" untuk peralatan domestik dan moke up kendaraan tenaga surya, namun justru stand-stand UPT yang berada di venue utama.
"Mereka saling adu pengeras suara di dalam gedung pengap untuk ndangdutan koplo. Kalau boleh menjadi juri, saya akan menangkan UPT Kec. Bulu," beber dia.
Dalam diskusi itu, hadir sejumlah tokoh seperti Drs. H. Muh. Baehaqi MM Ketua STAINU Temanggung, tokoh dari NU setempat dan para santri serta mahasiswa dan mahasiswi STAINU Temanggung. (TB3).
Baca juga: PGMI Dan PIAUD STAINU Temanggung Masih Terima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018
Forum diskusi bulanan "Cangkruk Secangkir, Anjangsana Budaya" ini sudah berjalan sampai edisi yang ke-4. Pada kesempatan ini mengunggah tema "Ngaji Harga Mati", dengan moderator Nur Makhsun juga akan melemparkan isu Full Day School dan lainnya.
Taftazani Mokhamad salah satu penyelanggara mengatakan bahwa agar up to date, saya sempatkan lihat pameran pendidikan yang sedang berlangsung di Gedung Pemuda Temanggung dan ramai pengunjung. "Semua stand saya longok meskipun tidak lebih dari satu menit. Tapi saya tidak menemukan peserta yang pamer program seharian sekolah," ujar dia.
Menurut saya, kata dia, expose paling menarik bukan dari stand SMK dr. Soetomo yang menampilkan tema "Konversi Energi" untuk peralatan domestik dan moke up kendaraan tenaga surya, namun justru stand-stand UPT yang berada di venue utama.
"Mereka saling adu pengeras suara di dalam gedung pengap untuk ndangdutan koplo. Kalau boleh menjadi juri, saya akan menangkan UPT Kec. Bulu," beber dia.
Dalam diskusi itu, hadir sejumlah tokoh seperti Drs. H. Muh. Baehaqi MM Ketua STAINU Temanggung, tokoh dari NU setempat dan para santri serta mahasiswa dan mahasiswi STAINU Temanggung. (TB3).
Tambahkan Komentar