Oleh : Irkham Fahmi Al-Anjatani
Cak Nun, antum ini mulai berulah. Jangan mentang-mentang kau punya ribuan jemaah. Jangan mentang-mentang kau jadi seniman masyhur di bumi merah putih ini. Jangan kadiran!, ngerasa wong NU, yang konon jadi mayoritas di negeri ini.
Antum mulai berulah, berani-beraninya mengritik penguasa. Antum belum tau mereka siapa? Mereka itu sekumpulan manusia yang tidak pernah salah. Jangankan ketika bertentangan dengan sesama manusia, ketika bertentangan dengan Tuhan pencipta alam semesta pun, mereka pasti menang. Tuhan wajib disalahkan. Mereka wajib dibenarkan. Apalagi hanya bertentangan dengan antum yang wong Jogja.
Baca juga: Pecah Kepala Khalifah oleh Cak Nun
Cak Nun, jangan dikira karena antum salah satu tokoh besar di NU, dengan puluhan ribu jemaah, kemudian omongan antum didengar sama mereka. Percuma, tidak bakal didengar. Justru antum bakal dibidik oleh mereka. Pengajian “padang wulanan” antum bakal diboikot. Jemaah-jemaah antum bakal diberi label “jema’ah radikal.” Pengajian antum bakal dicap sebagai pengajian penebar kebencian.
Sebab, mereka itu hakikatnya bukan memuliakan tokoh-tokoh NU. Mereka hanya memuliakan orang-orang yang mau diajak kompromi di atas meja makan istana negara. Kalau tidak mau diajak kompromi, jangankan rakyat biasa, sekelas ulama besar pun pasti kena murka mereka.
Kalau tidak mau diajak kompromi, jangankan hanya sekelas Ismail Yusanto yang HTI, Habib Rizieq yang FPI, Al-Khoththot yang FUI, antum yang NU pun pasti bakal dikriminalisasi. Antum berani?
Mereka sebenarnya tidak memuliakan ulama-ulama NU. Mereka hanya memuliakan orang-orang yang mau dikasih sangu. Mereka hanya memuliakan tokoh-tokoh NU yang tidak banyak protes ketika mereka mencabut subsidi rakyat, menaikan beban pajak kepada rakyat, menaikan biaya listrik, ngutang hingga ribuan triliun, bahkan ketika mereka mengkriminalisasi ulama dan ormas Islam yang rewel atas kebijakan-kebijakannya itu.
Percuma, walaupun antum NU, tetap tidak bakal didengar oleh mereka. Karena, mereka selalu benar, sementara antum yang NU belum tentu benar. Benar dan salahnya NU tergantung stempel mereka.
Jadi, hati-hati kau Cak Nun dengan mereka!
Cak Nun, antum ini mulai berulah. Jangan mentang-mentang kau punya ribuan jemaah. Jangan mentang-mentang kau jadi seniman masyhur di bumi merah putih ini. Jangan kadiran!, ngerasa wong NU, yang konon jadi mayoritas di negeri ini.
Antum mulai berulah, berani-beraninya mengritik penguasa. Antum belum tau mereka siapa? Mereka itu sekumpulan manusia yang tidak pernah salah. Jangankan ketika bertentangan dengan sesama manusia, ketika bertentangan dengan Tuhan pencipta alam semesta pun, mereka pasti menang. Tuhan wajib disalahkan. Mereka wajib dibenarkan. Apalagi hanya bertentangan dengan antum yang wong Jogja.
Baca juga: Pecah Kepala Khalifah oleh Cak Nun
Cak Nun, jangan dikira karena antum salah satu tokoh besar di NU, dengan puluhan ribu jemaah, kemudian omongan antum didengar sama mereka. Percuma, tidak bakal didengar. Justru antum bakal dibidik oleh mereka. Pengajian “padang wulanan” antum bakal diboikot. Jemaah-jemaah antum bakal diberi label “jema’ah radikal.” Pengajian antum bakal dicap sebagai pengajian penebar kebencian.
Sebab, mereka itu hakikatnya bukan memuliakan tokoh-tokoh NU. Mereka hanya memuliakan orang-orang yang mau diajak kompromi di atas meja makan istana negara. Kalau tidak mau diajak kompromi, jangankan rakyat biasa, sekelas ulama besar pun pasti kena murka mereka.
Kalau tidak mau diajak kompromi, jangankan hanya sekelas Ismail Yusanto yang HTI, Habib Rizieq yang FPI, Al-Khoththot yang FUI, antum yang NU pun pasti bakal dikriminalisasi. Antum berani?
Mereka sebenarnya tidak memuliakan ulama-ulama NU. Mereka hanya memuliakan orang-orang yang mau dikasih sangu. Mereka hanya memuliakan tokoh-tokoh NU yang tidak banyak protes ketika mereka mencabut subsidi rakyat, menaikan beban pajak kepada rakyat, menaikan biaya listrik, ngutang hingga ribuan triliun, bahkan ketika mereka mengkriminalisasi ulama dan ormas Islam yang rewel atas kebijakan-kebijakannya itu.
Percuma, walaupun antum NU, tetap tidak bakal didengar oleh mereka. Karena, mereka selalu benar, sementara antum yang NU belum tentu benar. Benar dan salahnya NU tergantung stempel mereka.
Jadi, hati-hati kau Cak Nun dengan mereka!
Baca juga: Cak Nun Dan Tuduhan 1,5 T Bagi NU
Tambahkan Komentar