Ilustrasi gambar: (rapalanilmupelet.com) |
Penikmat dan Penjual Kopi di Gembong, Kabupaten Pati
Pagi-pagi Ibu Ratu sewotnya minta ampun. Tak ada angin berhembus kencang, atau gerimis menggeletik. Ibu Ratu sudah marah-marah tak karuan, semua yang mengganggunya akan kena damrat, kena umpatan dan sebangsanya. Kalau Ibu Ratu sudah begitu saya hanya diam dan melihat tingkah polahnya.
“Siapa yang kegatelan, lha wong saya bikin status dan upload foto-foto saya sendiri kok dia yang sewot,”
Ibu Ratu lagi gremeng ora karuan; saya hanya memandangnya dengan penuh penasaran, dengan penuh tanda tanya besar. Habis kena apa dia.
“Bu..ada apa? Kenapa? Habis berbuat apa? Dan di mana?,”
Tak usah ikut campur. Saya hanya diam sejenak saja ketika Ibu Ratu bilang seperti itu, bukan sebab takut, melainkan lebih menghargai orang yang sedang emosi dan tensinya lagi tinggi. Ketika Ibu Ratu sudah mulai reda amarahnya, dan mulai stabil tensi darahnya, saat itu pula saya mulai berani berbicara meski terbata-bata.
Ada kejadian apa, sehingga Ibu Ratu kok kurang stabil seperti itu? Diam sejenak, mengambil nafas dalam-dalam. Ibu Ratu mulai menceritakan kronologi kejadiannya. Jika pagi tadi ada yang messenger, dan bilang jika Ibu Ratu itu kegatelan, sebab suaminya sering menyukai stastus yang Ibu Ratu tulis dan memberikan gambar hati setiap kali Ibu Ratu upload foto.
Mengkin dia takut kesaingan dengan Tebar Pesona yang Ibu Ratu punyai. Apa kau bilang Ibu Ratu Tebar Pesona..!!
Saya diam saja ketika mendengar perkataan Ibu Ratu mulai meninggi. Di mana pun tempat laki-laki sering salah di mata wanita. Diam bukan sebab takut dengan wanita atau istri, melainkan tugas dari suami adalah mengayomi istri, dan mencintainya dengan jiwa dan raga, begitu pula laki-laki harus lebih menghargai wanita, di karena semua laki-laki lahir dari seorang wanita.
Kejadian yang dialami oleh Ibu Ratu adalah sebagian kecil dari panggung sandiwara yang saat ini rame dimedia sosial, terutama Facebook. Sebagian orang mengamini apabila dinding facebook adalah ruang pribadi yang terbuka; maksudnya di dinding halaman facebook tersebut kita bisa mengungkapkan segala macam apa saja. Bahkan berdoa, memanipulasi acara dan sebangsanya. Karena ada sebuah peribasa baru, yang tampak tak sebagai mestinya. Dunia adalah kosong, kosong adalah isi, pituah legendaris Tong San Cong.
“Kejadian ini diambil baiknya saja Ibu Ratu, diluar sana banyak laki-laki yang akan mengagumi Pesona dari kecantikan Ibu Ratu, yang saat ini belum ada tandingannya. Karena kita tidak mengetahui kedalam hati orang. Karena di jagat maya banyak PIL dan WIL yang berkeliaran tanpa terkendali,”
Iya, tak usah ceramah. (Niam At- Majha, 14: 57 Wib)
Tambahkan Komentar