Oleh Ahmad Syarif Yusuf
Semalam, dalam anjangsana budaya Cangkruk Secangkir Temanggung, kami berlarut-larut mendiskusikan betapa pentingnya menghidupkan kembali nurani petani dalam mengolah bumi.
Petani yang dalam Al-Quran disebut dengan ‘kuffar’ yang berarti ‘menutup’ atau orang yang pekerjaannya menanam benih lalu menutupnya dengan tanah, kita khawatirkan beralih makna menjadi orang yang tertutp mata hatinya, karena kejahatannya memperkosa bumi tanpa merawatnya, bahkan tanpa memperhatikan kesehatannya.
Tanah subur, adalah tanah yang nyaman untuk tempat hidup aneka makhluk tanah seperti cacing, belut, akar tanaman, dan mikroorganisme tanah. Sedangkan penggunaan pupuk kimia, memang di satu sisi memberi pasokan unsur hara yang diperlukan tanaman, namun di sisi lain justru merusak keharmonisan hidup ekosistem bawah tanah.
Tanah menjadi padat dan keasaman tanah naik. Belum lagi penggunaan herbisida dan pestisida kimia yang menyebabkan kekiamatan hayati atas dan bawah tanah. Utamanya mikroorganisme tanah sebagai penyelenggara kesuburan tanah.
Sikak to?
Selain itu, kultur tanam petani kita yang sudah tidak lagi mengindahkan etika waris leluhur. Semisal dulu, para tetua kita, ketika akan menanam selalu berdoa, setidaknya dengan membaca Al-Fatihah untuk Nabi Hidir dan Ilyas. Juga sedekah wiwitan pra tanam sebagai tolak balak secara supranatural. Ini sudah tidak lagi diamalkan oleh petani kita.
Sebagai solusinya, diskusi ini membedah beberapa metode pertanian alamiyah atau cara kuno yang masih mungkin dilakukan di masa kini. Lebih jelasnya, nonton di Youtube aja, insyallah beberapa hari ke depan akan diunggah.
Terimakasih atas rawuhnya: Bapak Wabup Irawan Prastyadi, KH. Furqon Muhammad, KH. Anyudi, Bp. Anis Nugrahanto, Mas Andy Yoes Nugroho , Habib Arifin Ba'abud, Mas Hudas Younk.
Para penyelenggara: Mas Dedi Hariyadi, KH. Nur Makhsun, KH. Roel Yaqien, Gus Lamick Jamaick, Adi Bzta, Gus Zami, Gus Muhammad Ahkam Basya, Gus Faiz Syauqy, Gus Imron Achmad, dan spesies lain sejenisnya.
Semoga amal ibadah kalian di terima di sisi Tuhan yang Mahaesa, dan diampuni dosa-dosanya. Amin.
Semalam, dalam anjangsana budaya Cangkruk Secangkir Temanggung, kami berlarut-larut mendiskusikan betapa pentingnya menghidupkan kembali nurani petani dalam mengolah bumi.
Petani yang dalam Al-Quran disebut dengan ‘kuffar’ yang berarti ‘menutup’ atau orang yang pekerjaannya menanam benih lalu menutupnya dengan tanah, kita khawatirkan beralih makna menjadi orang yang tertutp mata hatinya, karena kejahatannya memperkosa bumi tanpa merawatnya, bahkan tanpa memperhatikan kesehatannya.
Tanah subur, adalah tanah yang nyaman untuk tempat hidup aneka makhluk tanah seperti cacing, belut, akar tanaman, dan mikroorganisme tanah. Sedangkan penggunaan pupuk kimia, memang di satu sisi memberi pasokan unsur hara yang diperlukan tanaman, namun di sisi lain justru merusak keharmonisan hidup ekosistem bawah tanah.
Tanah menjadi padat dan keasaman tanah naik. Belum lagi penggunaan herbisida dan pestisida kimia yang menyebabkan kekiamatan hayati atas dan bawah tanah. Utamanya mikroorganisme tanah sebagai penyelenggara kesuburan tanah.
Sikak to?
Selain itu, kultur tanam petani kita yang sudah tidak lagi mengindahkan etika waris leluhur. Semisal dulu, para tetua kita, ketika akan menanam selalu berdoa, setidaknya dengan membaca Al-Fatihah untuk Nabi Hidir dan Ilyas. Juga sedekah wiwitan pra tanam sebagai tolak balak secara supranatural. Ini sudah tidak lagi diamalkan oleh petani kita.
Sebagai solusinya, diskusi ini membedah beberapa metode pertanian alamiyah atau cara kuno yang masih mungkin dilakukan di masa kini. Lebih jelasnya, nonton di Youtube aja, insyallah beberapa hari ke depan akan diunggah.
Terimakasih atas rawuhnya: Bapak Wabup Irawan Prastyadi, KH. Furqon Muhammad, KH. Anyudi, Bp. Anis Nugrahanto, Mas Andy Yoes Nugroho , Habib Arifin Ba'abud, Mas Hudas Younk.
Para penyelenggara: Mas Dedi Hariyadi, KH. Nur Makhsun, KH. Roel Yaqien, Gus Lamick Jamaick, Adi Bzta, Gus Zami, Gus Muhammad Ahkam Basya, Gus Faiz Syauqy, Gus Imron Achmad, dan spesies lain sejenisnya.
Semoga amal ibadah kalian di terima di sisi Tuhan yang Mahaesa, dan diampuni dosa-dosanya. Amin.
Tambahkan Komentar