Oleh Sumanto Al Qurtuby
Penulis adalah Guru Besar di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi
Tahukah Anda bahwa aksi-aksi kekerasan dan radikalisme yang dilakukan oleh sejumlah kelompok "Muslim ekstrim" di berbagai negara telah menyebabkan sebagian kaum Muslim stres, frustasi dan akhirnya memilih keluar dari Islam? P
ara eks-Muslim ini kemudian ada yang menjadi agnostik, ateis, sekularis, free thinker, atau pemeluk agama non-Islam. Silakan simak kolom terbaruku di Deutsche Welle ini.
Di artikel ini saya juga mengatakan bahwa "istilah murtad" untuk merujuk pada seseorang yang telah keluar dari "sistem teologi Islam" kurang tepat karena berlawanan dengan spirit Al-Qur'an dan "teladan Nabi Muhammad" yang menggaransi kebebasan beragama dan berkeyakinan. Oleh karena itu istilah "murtad" lebih tepat diartikan sebagai "seorang yang telah menolak, emoh, dan keluar dari komunitas Muslim".
Dengan kata lain, "murtad" itu merujuk pada tindakan sosial-politik, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah teologi-keagamaan.
Silakan dinikmati kolom pendek ini sambil njagung dan nyusu juga boleh he he...
Penulis adalah Guru Besar di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi
Tahukah Anda bahwa aksi-aksi kekerasan dan radikalisme yang dilakukan oleh sejumlah kelompok "Muslim ekstrim" di berbagai negara telah menyebabkan sebagian kaum Muslim stres, frustasi dan akhirnya memilih keluar dari Islam? P
ara eks-Muslim ini kemudian ada yang menjadi agnostik, ateis, sekularis, free thinker, atau pemeluk agama non-Islam. Silakan simak kolom terbaruku di Deutsche Welle ini.
Di artikel ini saya juga mengatakan bahwa "istilah murtad" untuk merujuk pada seseorang yang telah keluar dari "sistem teologi Islam" kurang tepat karena berlawanan dengan spirit Al-Qur'an dan "teladan Nabi Muhammad" yang menggaransi kebebasan beragama dan berkeyakinan. Oleh karena itu istilah "murtad" lebih tepat diartikan sebagai "seorang yang telah menolak, emoh, dan keluar dari komunitas Muslim".
Dengan kata lain, "murtad" itu merujuk pada tindakan sosial-politik, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah teologi-keagamaan.
Silakan dinikmati kolom pendek ini sambil njagung dan nyusu juga boleh he he...
Baca juga: Cadar Yahudi Menurut Sumanto Al Qurtuby
Tambahkan Komentar