Suasana staidum general STAINU Temanggung, Sabtu (9/9/2017). |
Dalam stadium general yang dimoderatori Sigit Tri Utomo, M.Pd.I Sekjur PAI STAINU Temanggung itu, Samidi menegaskan bahwa puncak dari perjuangan ulama Nusantara itu dikenang dalam perayaan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober.
“Ulama dalam memperjuangkan NKRI dan menyebar agama Islam yang sebentar lagi kita peringati pada Hari Santri, itu tidak lain dari peran Mbah Hasyim Asyari yang mendobrak resolusi jihad,” kata Samidi Khalim dalam stadium general di STAINU Temanggung pada Sabtu (9/9/2017).
Menurut dia, Sunan Bonang sudah menulis kitab primbon yang ditarik ke Leiden yang menjadi disertasinya salah satu tokoh Belanda, isinya justru tentang tauhid bukan primbon yang ditulis dengan lontar bukan kertas karena belum ada kertas pada tahun 1916.
Dijelaskannya, bahwa Sunan Kalijaga menulis suluk linglung. "Kidung rumekso ing wengi. Itu karya Sunan Kalijaga yang berbahasa Jawa bukan bahasa Arab. Padahal beliau ahli kitab, fikih, namun mereka menyesuaikan kondisi zaman," ujar dia.
Dalam Stadium general itu, hadir sejumlah pejabat, dosen dan mahasiswa STAINU Temanggung dengan tema "Kontribusi Ulama Nusantara untuk NKRI". (TB44/ibda).
Tambahkan Komentar