Temanggung, TABAYUNA.com - Kopertais X Wilayah Jawa Tengah menggelar pembinaan dan monitoring Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di kampus STAINU Temanggung, Minggu (17/9/2017). Hal itu dalam rangka menggenjot kualitas dan mutu STAINU Temanggung sebagai perguruan tinggi yang sudah senior di wilayah Jawa Tengah.
Dalam kegiatan itu, hadir Sekretaris Kopertais Wilayah X Dr. Hasyim Muhammad, Drs. H. Asnawi Hasan, MSI Ketua BP3TNU, Ketua STAINU Temanggung Drs. H. Muh. Baehaqi, MM, Pembantu Ketua STAINU Temanggung dan lainnya beserta pegawai dan dosen STAINU Temanggung.
Dalam kegiatan itu, salah satu hal yang dikupas adalah Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMT).
Hasyim Muhammad mengatakan bahwa ada beberapa permasalah PTAIS. Pertama, banyak dosen yang merangksp PNS baik guru atau instansi lain. Kedua, rasio dosen ber NIDN belum terpenuhi.
Ketiga, pembinaan dan peningkatan SDM dosen dan karyawan tetap belum optimal. Keempat, tenaga kependidikan yang kurang profesional dan sebagian merangkap pekerjaan lain pada jam yang sama.
Kelima, sarana dan prasarana belum memadahli. Keenam, belum terlaksananya Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMT).
"Maka untuk mengatasi itu, harus ada penataan internal. Misalnya bidang penjaminan mutu harus ada lembaga sendiri. Pembinaan dan optimalisasi dosen tetap. Kemudian mendorong dosen untuk kenaikan pangkat. Angka kreditnya dosen harus didorong. Merespon program-program DIKTIS. Pemenuhan standar sarana dan prasarana. Kemudian pendirian prodi baru. Mengimplementasikan SPMT," jelas doktor tersebut.
Untuk mengimplementasikan SPMTP itu, menurut Hasyim, harus ada empat langkah. Mulai dari membangun kesadaran mutu, menyusun dokumen mutu, implementasi penjaminan mutu dan pelatihan audito internal. (TB4/Ibda).
Dalam kegiatan itu, hadir Sekretaris Kopertais Wilayah X Dr. Hasyim Muhammad, Drs. H. Asnawi Hasan, MSI Ketua BP3TNU, Ketua STAINU Temanggung Drs. H. Muh. Baehaqi, MM, Pembantu Ketua STAINU Temanggung dan lainnya beserta pegawai dan dosen STAINU Temanggung.
Dalam kegiatan itu, salah satu hal yang dikupas adalah Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMT).
Hasyim Muhammad mengatakan bahwa ada beberapa permasalah PTAIS. Pertama, banyak dosen yang merangksp PNS baik guru atau instansi lain. Kedua, rasio dosen ber NIDN belum terpenuhi.
Ketiga, pembinaan dan peningkatan SDM dosen dan karyawan tetap belum optimal. Keempat, tenaga kependidikan yang kurang profesional dan sebagian merangkap pekerjaan lain pada jam yang sama.
Kelima, sarana dan prasarana belum memadahli. Keenam, belum terlaksananya Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMT).
"Maka untuk mengatasi itu, harus ada penataan internal. Misalnya bidang penjaminan mutu harus ada lembaga sendiri. Pembinaan dan optimalisasi dosen tetap. Kemudian mendorong dosen untuk kenaikan pangkat. Angka kreditnya dosen harus didorong. Merespon program-program DIKTIS. Pemenuhan standar sarana dan prasarana. Kemudian pendirian prodi baru. Mengimplementasikan SPMT," jelas doktor tersebut.
Untuk mengimplementasikan SPMTP itu, menurut Hasyim, harus ada empat langkah. Mulai dari membangun kesadaran mutu, menyusun dokumen mutu, implementasi penjaminan mutu dan pelatihan audito internal. (TB4/Ibda).
Tambahkan Komentar