AJUBER (Aksi Jumat Berinfak) |
Oleh Triana Hermawati, A.Md.
Penulis merupakan Guru
Iqro SDN Percobaan 3 Pakem
SDN
Karangmloko 2 terletak di Sleman, Yogyakarta. Visi dan Misi sekolah ini secara
substansial goalnya mengandung makna internalisasi nilai karakter sebagai upaya
mendukung gerakan pemerintah menggalakkan pendidikan karakter. Sekolah ini
memiliki banyak kegiatan pembiasaan karakter, seperti pembiasaan karakter
religius, kemandirian, kedisiplinan, peduli sosial, dan peduli kebersihan. Ada
banyak dimensi lain yang masih menjadi “misteri” dalam setiap kegiatan
pendidikan karakter di sekolah ini, salah satunya AJUBER (Aksi Jumat Berinfak).
Penamaan ini secara historis merupakan hasil voting dari siswa kelas 4, 5, dan
6 pada waktu pencanangannya. Nama yang muncul dari kemauan siswa, diharapkan
memiliki nilai lebih tersendiri sehingga bisa terus lestari.
Ada
yang berbeda setiap hari Jumat di SDN Karangmloko 2. Siswa kelas 5 sekolah ini
membawa kotak bertuliskan AJUBER dan nama kafilah mereka, seperti kafilah Asy
Syifa, An Nur, Al Huda, dan Al Ma’un. Kafilah adalah sebutan untuk kelompok
petugas AJUBER yang rata-rata berisi 7 sampai 8 siswa. Ada yang bertugas masuk
kelas 1 sampai 6 dan yang lain bertugas menghitung uang dan mencatat.
Selanjutnya, uang tersebut dikumpulkan kepada wali kelas mereka yang juga
menjadi bendahara AJUBER.
Daya
tarik AJUBER di sekolah ini terletak pada kebiasaan yang pada umumnya ada di
sekolah negeri lain menomor duakan praktek pendidikan agama, tetapi sekolah ini
mengutamakan pendidikan agama melalui kegiatan ini. Meskipun SDN Karangmloko 2
termasuk sekolah umum dengan jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat
minim, akan tetapi berusaha semaksimal mungkin membiasakan siswanya
melaksanakan tuntunan agama dalam berinfak dan bershodaqoh.
Kegiatan
ini berlatar belakang dari pemikiran bahwa pendidikan karakter bukan sekedar
penyampaian pengetahuan (transfer of knowledge)
belaka, tetapi pendidikan karakter harus dan hanya bisa dibiasakan. Pembiasaan
karakter membutuhkan wadah berupa kegiatan bagi siswa, seperti halnya AJUBER.
Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin disekolah ini memiliki banyak dimensi
manfaat berupa pembiasaan karakter. Salah satunya pembiasaan karakter religius
dan kepedulian sosial. Jika ditelisik lebih dalam, AJUBER memiliki dimensi
manfaat lain yang lebih banyak lagi dari sekedar dua nilai karakter tersebut.
Urgensi
AJUBER yang terus dilestarikan di SDN Karangmloko 2 selain berupa dimensi
manfaat pembiasaan karakter religius dan kepedulian sosial, memiliki dimensi
manfaat lain yaitu pembiasaan karakter kemandirian dan tanggung jawab siswa
dalam menjalankan kegiatan ini secara rutin. Selain itu, AJUBER sejak
dicanangkan memiliki dimensi semangat bagi siswa dalam berinfak, artinya
apabila siswa diminta berinfak tanpa ada kegiatan AJUBER memiliki perbedaan
dengan siswa diminta berinfaq setelah ada kegiatan AJUBER. Dimensi lain yang
terungkap dari AJUBER yaitu kedisiplinan siswa dalam berinfak, artinya dengan
adanya AJUBER siswa secara rutin pasti sudah mempersiapkan uang lebih untuk
berinfak.
Berdasar
pemaparan di atas, disimpulkan bahwa dimensi pembiasaan karakter yang
terkandung dalam AJUBER secara substansial terdiri dari dua aspek, yaitu aspek
konten kegiatan dan aspek manajerial kegiatan. Aspek konten kegiatan berisi
pembiasaan karakter yang bersumber dari isi kegiatan dan hasilnya. Adapun aspek
manajerial kegiatan berisi pembiasaan karakter yang bersumber pada pengelolaan
AJUBER.
Karakter
religius yang dibiasakan melalui kegiatan ini diwujudkan dengan kebiasaan
berinfaq dan bershodaqoh. Infaq dan shodaqoh merupakan tuntunan agama Islam
yang apabila dibiasakan mampu mewujudkan karakter religius siswa. Kebiasaan
baik ini akan mampu menumbuhkan kesadaran bagi siswa untuk berinfak dan
bershodaqoh selepas lulus dari sekolah. Dalam prakteknya, Guru Agama Islam yang
ada di sekolah ini senantiasa mengingatkan siswa untuk meniatkan AJUBER secara
ikhlas sehingga infak dan shodaqohnya diterima Allah SWT dan mendapat pahala. Selain itu, guru
juga senantiasa mengingkatkan bahwa infak dan shodaqoh merupakan perwujudan
rasa syukur kepada Allah SWT. Barang siapa yang bersyukur maka Allah akan
menambah nikmatnya. Untuk itu, dimensi lain yang bisa terkuak dari kegiatan ini
yaitu karakter syukur. Infak dan shodaqoh yang dilaksanakan sebagai perwujudan rasa
syukur menjadi goal pembiasaan karakter religius dari kegiatan AJUBER.
Kepedulian
sosial dalam kegiatan ini diwujudkan dengan pemanfaatan dana AJUBER yang
disalurkan untuk membantu kesulitan yang dialami oleh sesama siswa. Sebagai
contohnya, bantuan siswa yang opname di rumah sakit, santunan siswa yang sedang
berbela sungkawa, santunan siswa yatim piatu, dan bantuan siswa kurang mampu. Penyaluran
dana AJUBER kepada siswa yatim piatu dan kurang mampu dilakukan setiap ahir
tahun, sedangkan penyaluran dana AJUBER untuk pos-pos lainnya dilakukan secara
situasional. Meskipun AJUBER masih memiliki keterbatasan di dalam membantu
kesulitan siswa karena keterbatasan dana, akan tetapi kegiatan ini sungguh
nyata mampu membiasakan siswa saling tolong menolong, gotong royong, dan
memupuk rasa empati terhadap musibah. Dimensi nilai ini menjadi goal karakter
kepedulian sosial yang dibiasakan di sekolah ini.
Kemandirian
dibiasakan melalui pemberian tanggung jawab pengelolaan AJUBER bagi siswa kelas
lima yang dalam prakteknya menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok sesuai
jadwalnya. Kemandirian dalam mengelola kegiatan ini dari tahap persiapan
petugas sampai tahap pelaporan dana yang dikumpulkan kepada bendahara AJUBER
memupuk rasa tanggung jawab yang berujung pada kemandirian siswa. Anggota
masing-masing kelompok mendapatkan giliran untuk bergantian menjadi petugas,
ada yang masuk kelas dan ada juga yang menghitung dan mencatat dana yang
dikumpulkan. Prakteknya, guru agama Islam dan wali kelas 5 hanya tinggal
mengawasi kegiatan ini supaya terus berjalan, bahkan dalam perjalanannya
kelompok yang bertugas sudah tidak perlu diingatkan lagi, sudah memiliki
kesadaran.
Kedisiplinan
yang dibiasakan melalui AJUBER berbentuk pembiasaan kedisiplinan waktu
pelaksanaannya, kedisiplinan infak dan shodaqohnya, serta kedisiplinan
pengelolaan dananya. Kedisiplinan siswa dapat mengkristal menjadi kedisiplinan
dalam belajar dan hidup sehari-hari, serta kedisiplinan beribadah yang berujung
pada tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT. Kedisplinan yang dibiasakan ini akan
mengkarakter pada siswa sehingga pada kesempatan lain di sekolah maupun di luar
sekolah siswa tetap memiliki karakter kedisiplinan.
AJUBER (Aksi Jumat Berinfak) |
Dimensi
manfaat yang terkuak dari kegiatan ini yaitu semangat siswa. Semangat siswa
dalam berinfak dan bershodaqoh muncul dari nama AJUBER yang ternyata memiliki
kekuatan tersendiri sebagai gerakan siswa di sekolah, bukan sekedar kegiatan biasa.
Artinya, nama AJUBER mengandung nilai kebanggaan bagi siswa yang berujung pada
semangat mereka melaksanakan kegiatan ini. Selain nama AJUBER, setiap kelompok
juga memiliki nama “julukan” kafilah masing-masing. Nama kafilah mereka
tentukan sendiri. Hal ini ternyata juga memunculkan kekompakan dan semangat
tersendiri bagi kelompok AJUBER dalam melaksanakan kegiatan ini.
Ahirnya,
dimensi manfaat kegiatan AJUBER sudah tidak menjadi misteri. Sudah terungkap
banyak pembiasaan karakter yang bisa ditumbuhkan melalui wadah yang bernama
AJUBER. Bahkan bisa disimpulkan, kegiatan ini mengandung multi dimensi manfaat,
seperti pembiasaan karakter religius, keihlasan, rasa syukur, kepedulian
sosial, tolong menolong, gotong royong, rasa empati, kemandirian, tanggung
jawab, kedisiplinan, ketaqwaan, semangat, dan kebanggaan terhadap sekolah. Ada
13 karakter yang bisa dibiasakan melalui wadah kegiatan AJUBER di sekolah ini
yang pada awal pencanangannya hanya bertujuan untuk membiasakan karakter religius
saja. Misteri ini menjadikan AJUBER sampai saat ini masih terus dilaksanakan di
SDN Karangmloko 2.
AJUBER
memiliki sisi strategi alternatif pendidikan karakter yang bisa dijalankan di
semua sekolah. Kegiatan ini cukup mudah untuk digalakkan sehingga bisa menjadi
wadah bagi pembiasaan karakter. Prakteknya, adopsi kegiatan ini bisa berbentuk
melalui wajah lain namun dengan konsep secara substansial sama. Wajah lain yang
muncul bisa menjadi semangat dan kebanggan tersendiri bagi personil sekolah
untuk melestarikannya. (*)
Tambahkan Komentar