Tabayuna.com - Dr. M. In’amuzzahidin, dosen UIN Walisongo, dalam penelitiannya bertajuk 'Pemikiran Sufistik Muhammad Salih al-Samarani' menyimpulkan ada beberapa kandungan yang disampaikan Kiai Sholeh Darat kepada pembaca dalam Syarah Hikam-nya, sebagai berikut:
Pentingnya Bersandar Kepada Allah
Iman atau kufur; masuk surga atau neraka, semuanya adalah atas karunia Allah bukan semata-mata karena ketaatan atau kemaksiatan. Taat dan maksiat hanyalah menjadi “sebab” dan tanda bagi orang yang akan masuk surga atau neraka. Keduanya tidak dapat memberi dampak pasti (labet) bahwa seseorang akan masuk surga atau neraka karenanya seorang hamba hendaknya tidak bergantung (i‘timad) kepada amal amal baiknya. Cukuplah bagi seorang hamba menyerahkan semuanya kepada kemurahan (fadhal) Allah SWT. Setelah melakukan kebaikan dan memohon ampunan setelah melakukan kesalahan.
Eksistensi Manusia
Kiai Sholeh hendak mengajak manusia untuk memikirkan keberadaannya. Tuhan telah menciptakannya tanpa ia harapkan dan tanpa meminta lebih dahulu. Tetapi, Allah telah memberikan anugerah kehidupan bagi manusia atas kehendak -Nya. Lalu Allah menentukan bagi manusia ketetapan kematian, rizki, cobaan, dan nikmat.
Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas ada tiga jenis. Keikhlasan orang yang beribadah adalah ketika tidak ada riya' dalam ibadahnya.Baik samar apalagi jelas. Serta bebas dari ujub dalam arti keheranan pada amal sendiri yang menjadikan angkuh.Ini adalah kelompok pertama. Adapun orang-orang yang telah mencintai Allah, maka keikhlasannya adalah ibadah yang dilakukannya karena cintanya pada Allah dan untuk mengagungkan-Nya. Kelompok ini tidak memperhatikan ganjaran atas amalnya.Tidak muncul juga kehendak agar selamat dari neraka. Pandangan cinta dan pengagungan kelompok ini kepada Allah tidak menyisakan tempat untuk keinginan memperoleh surga atau takut neraka. Ini kelompok kedua. Keikhlasan ketiga adalah keikhlasan kaum arif. Kelompok ini memandang bawa amal yang dilakukan adalah kehendak Allah. Bahkan Allah-lah yang menggerakkan dan mendiamkan hambanya.
Doa
Doa seorang hamba akan dikabulkan oleh Allah. Ini adalah janji-Nya.Tapi, seorang hamba hendaknya menyadari bahwa dirinya tidak memiliki pengetahuan atas semua yang baik bagi dirinya. Oleh karenanya, Allah Dzat Maha Tahu mengabulkan doanya dalam bentuk yang dikehendaki-Nya dan dalam waktu yang ditentukan-Nya, yang itu lebih baik bagi seorang hamba yang berdoa.
Zuhud
Amal seorang yang tidak menginginkan dunia itu tidak dapat dinilai kecil. Barangkali secara lahirnya kecil, namun maknanya begitu besar. Ini dikarenakan amalnya terbebas dari keinginan ria dan keteralihan dari tujuan utama, yaitu ridha Allah. Berbeda halnya orang yang hatinya dipenuhi keinginan duniawi. Meskipun amalnya secara lahiriah banyak, itu bermakna kecil. Amalnya diperbuat untuk memperoleh dunia dan disertai ria dan lalai dari tujuan utamanya.
Syukur
Syukur akan nikmat adalah pelanggeng nikmat itu sendiri. Nikmat terbesar yang paling patut disyukuri adalah nikmat iman dan Islam. Syukur itu ada tiga macam. Syukur dengan hati, yaitu keyakinan dalam hati bahwa Yang memberikan nikmat hanyalah Allah semata. Syukur yang kedua dengan ucapan melalui lisan. Syukur yang ketiga adalah dengan anggota badan, yakni dengan menggunakan setiap anggota badan sesuai tujuan penciptaannya atau sesuai kehendak Penciptanya.
Mawas diri
Kehendak kuat untuk introspeksi diri sendiri itu lebih baik daripada keinginan untuk mengetahui hal-hal yang masih samar. Ingin tahu yang ghaib atau ingin mampu meng-kasyf orang lain misalnya.
Ma'rifah
Amal yang disertai ma'rifah, meski sedikit, itu lebih utama daripada amal tanpa disertai ma'rifah, meski banyak secara lahiriah.Ma'rifah itu adalah seperti seorang yang sakit kemudian dalam hatinya muncul kesadaran bahwa hanya Allah-lah yang menganugerahi kesehatan.Ia menyadari bahwa dirinya begitu lemah dan tanpa sedikitpun daya.
Mewaspadai Karamah
Ketika seseorang yang berada dalam perjalanan spiritual mengalami hal-hal luar biasa, hendaknya jangan dihiraukan.Itu hanyalah salah satu stasiun-antara dan bukan tujuan apalagi tujuan akhir.
Judul: Syarah Hikam KH. Sholeh Darat
Tebal : 406 hal.
Harga : 85.000
Pentingnya Bersandar Kepada Allah
Iman atau kufur; masuk surga atau neraka, semuanya adalah atas karunia Allah bukan semata-mata karena ketaatan atau kemaksiatan. Taat dan maksiat hanyalah menjadi “sebab” dan tanda bagi orang yang akan masuk surga atau neraka. Keduanya tidak dapat memberi dampak pasti (labet) bahwa seseorang akan masuk surga atau neraka karenanya seorang hamba hendaknya tidak bergantung (i‘timad) kepada amal amal baiknya. Cukuplah bagi seorang hamba menyerahkan semuanya kepada kemurahan (fadhal) Allah SWT. Setelah melakukan kebaikan dan memohon ampunan setelah melakukan kesalahan.
Eksistensi Manusia
Kiai Sholeh hendak mengajak manusia untuk memikirkan keberadaannya. Tuhan telah menciptakannya tanpa ia harapkan dan tanpa meminta lebih dahulu. Tetapi, Allah telah memberikan anugerah kehidupan bagi manusia atas kehendak -Nya. Lalu Allah menentukan bagi manusia ketetapan kematian, rizki, cobaan, dan nikmat.
Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas ada tiga jenis. Keikhlasan orang yang beribadah adalah ketika tidak ada riya' dalam ibadahnya.Baik samar apalagi jelas. Serta bebas dari ujub dalam arti keheranan pada amal sendiri yang menjadikan angkuh.Ini adalah kelompok pertama. Adapun orang-orang yang telah mencintai Allah, maka keikhlasannya adalah ibadah yang dilakukannya karena cintanya pada Allah dan untuk mengagungkan-Nya. Kelompok ini tidak memperhatikan ganjaran atas amalnya.Tidak muncul juga kehendak agar selamat dari neraka. Pandangan cinta dan pengagungan kelompok ini kepada Allah tidak menyisakan tempat untuk keinginan memperoleh surga atau takut neraka. Ini kelompok kedua. Keikhlasan ketiga adalah keikhlasan kaum arif. Kelompok ini memandang bawa amal yang dilakukan adalah kehendak Allah. Bahkan Allah-lah yang menggerakkan dan mendiamkan hambanya.
Doa
Doa seorang hamba akan dikabulkan oleh Allah. Ini adalah janji-Nya.Tapi, seorang hamba hendaknya menyadari bahwa dirinya tidak memiliki pengetahuan atas semua yang baik bagi dirinya. Oleh karenanya, Allah Dzat Maha Tahu mengabulkan doanya dalam bentuk yang dikehendaki-Nya dan dalam waktu yang ditentukan-Nya, yang itu lebih baik bagi seorang hamba yang berdoa.
Zuhud
Amal seorang yang tidak menginginkan dunia itu tidak dapat dinilai kecil. Barangkali secara lahirnya kecil, namun maknanya begitu besar. Ini dikarenakan amalnya terbebas dari keinginan ria dan keteralihan dari tujuan utama, yaitu ridha Allah. Berbeda halnya orang yang hatinya dipenuhi keinginan duniawi. Meskipun amalnya secara lahiriah banyak, itu bermakna kecil. Amalnya diperbuat untuk memperoleh dunia dan disertai ria dan lalai dari tujuan utamanya.
Syukur
Syukur akan nikmat adalah pelanggeng nikmat itu sendiri. Nikmat terbesar yang paling patut disyukuri adalah nikmat iman dan Islam. Syukur itu ada tiga macam. Syukur dengan hati, yaitu keyakinan dalam hati bahwa Yang memberikan nikmat hanyalah Allah semata. Syukur yang kedua dengan ucapan melalui lisan. Syukur yang ketiga adalah dengan anggota badan, yakni dengan menggunakan setiap anggota badan sesuai tujuan penciptaannya atau sesuai kehendak Penciptanya.
Mawas diri
Kehendak kuat untuk introspeksi diri sendiri itu lebih baik daripada keinginan untuk mengetahui hal-hal yang masih samar. Ingin tahu yang ghaib atau ingin mampu meng-kasyf orang lain misalnya.
Ma'rifah
Amal yang disertai ma'rifah, meski sedikit, itu lebih utama daripada amal tanpa disertai ma'rifah, meski banyak secara lahiriah.Ma'rifah itu adalah seperti seorang yang sakit kemudian dalam hatinya muncul kesadaran bahwa hanya Allah-lah yang menganugerahi kesehatan.Ia menyadari bahwa dirinya begitu lemah dan tanpa sedikitpun daya.
Mewaspadai Karamah
Ketika seseorang yang berada dalam perjalanan spiritual mengalami hal-hal luar biasa, hendaknya jangan dihiraukan.Itu hanyalah salah satu stasiun-antara dan bukan tujuan apalagi tujuan akhir.
Judul: Syarah Hikam KH. Sholeh Darat
Tebal : 406 hal.
Harga : 85.000
Tambahkan Komentar