Pati, TABAYUNA.com - Mahasiswa STIBI Syekh Jangkung Pati, Jawa Tengah harus mampu menggali kembali, menemukan dan mengkaji karya ulama' nusantara, hal tersebut diungkapkan A. Ginanjar Sya'ban dalam sesi Diskusi Buku di kampus STIBI Syekh Jangkung, Kabupaten Pati, Sabtu siang (7/8/2017).
Pesan tersebut ditegaskan kepada seluruh mahasiswa STIBI yang mengenyam program Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan logat medok khas Kabupaten Pati.
Kegiatan yang dimotori oleh Pustaka Compass itu menyita perhatian publik kayen, kegiatan yang berlangsung umum tersebut selain dihadiri oleh sivitas academi STIBI, acara tersebut juga dihadiri Stake Holder Kec. Kayen dan Banom NU Kecamatan Kayen tak lupa masyarakat sekitaran Kecamatan Kayen.
Selain A. Ginanjar Sya'ban sang master manuskrip dengan karyanya 'Mahakarya Islam Nusantara', hadir pula Zainul Milal Bizawie penulis 'Masterpiece Islam Nusantara' yang juga sejarawan asli kelahiran asli Pati.
Dua penulis nasional tersebut menyampaikan perhatin khususnya terhadap karya-karya ulama' nusantara.
"mayoritas muslim indonesia jarang memiliki perhatian terhadap karya ulama' nusantara, padahal mereka memiliki banyak karya yang dahsyat, bahkan di Eropa, Tanah Haramain, Afrika banyak karya ulama' nusantara yang karyanya masih digunakan bahkan populer hingga kini,"terang Ginanjar.
Lanjut lelaki berpeci hitam alumni Lirboyo tersebut, "kita itu kaya akan khazanah peradaban di dunia internasional dengan karya-karya ulama' fenomenal kita, jika perhatian kita kurang maka karya ulama' nusantara akan musnah, yang lebih ironi, akan banyak yang mematahkan dan menganggap ulama' nusantara hanya mitos, menganggap bahwa islam nusantara adalah sekadar islam pinggiran. Untuk itu, kita harus menggali karya mereka agar tidak menjadi bangsa yang kehilangan identitas software peradabanya," tuturnya.
Sejalan dengan Ginanjar, Gus Milal menambahkan, "Sejarah itu bukan hanya cerita masa lalu perjalanan, akan tetapi, kita membuat sejarah untuk membangun masa depan," tukasnya. (TB44/Hms).
Pesan tersebut ditegaskan kepada seluruh mahasiswa STIBI yang mengenyam program Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan logat medok khas Kabupaten Pati.
Kegiatan yang dimotori oleh Pustaka Compass itu menyita perhatian publik kayen, kegiatan yang berlangsung umum tersebut selain dihadiri oleh sivitas academi STIBI, acara tersebut juga dihadiri Stake Holder Kec. Kayen dan Banom NU Kecamatan Kayen tak lupa masyarakat sekitaran Kecamatan Kayen.
Selain A. Ginanjar Sya'ban sang master manuskrip dengan karyanya 'Mahakarya Islam Nusantara', hadir pula Zainul Milal Bizawie penulis 'Masterpiece Islam Nusantara' yang juga sejarawan asli kelahiran asli Pati.
Dua penulis nasional tersebut menyampaikan perhatin khususnya terhadap karya-karya ulama' nusantara.
"mayoritas muslim indonesia jarang memiliki perhatian terhadap karya ulama' nusantara, padahal mereka memiliki banyak karya yang dahsyat, bahkan di Eropa, Tanah Haramain, Afrika banyak karya ulama' nusantara yang karyanya masih digunakan bahkan populer hingga kini,"terang Ginanjar.
Lanjut lelaki berpeci hitam alumni Lirboyo tersebut, "kita itu kaya akan khazanah peradaban di dunia internasional dengan karya-karya ulama' fenomenal kita, jika perhatian kita kurang maka karya ulama' nusantara akan musnah, yang lebih ironi, akan banyak yang mematahkan dan menganggap ulama' nusantara hanya mitos, menganggap bahwa islam nusantara adalah sekadar islam pinggiran. Untuk itu, kita harus menggali karya mereka agar tidak menjadi bangsa yang kehilangan identitas software peradabanya," tuturnya.
Sejalan dengan Ginanjar, Gus Milal menambahkan, "Sejarah itu bukan hanya cerita masa lalu perjalanan, akan tetapi, kita membuat sejarah untuk membangun masa depan," tukasnya. (TB44/Hms).
Tambahkan Komentar