Foto bersama usai pembukaan |
Baca juga: Peduli Pendidikan Formal Santri, PCNU dan STAINU Temanggung Buka Paket C
"Dalam pencalonan modin saja, itu membutuhkan ijazah. Kalau modin, kaum santri pasti 'ngelothok' dengan ilmu yang didapat di pondok. Tapi kalau tidak punya ijazah, ya sekarang tidak bisa. Padahal santri seperti Jenengan pasti kapasitas agama dan lainnya di atas rata-rata," kata Muh. Syafi' Ketua LP3M STAINU Temanggung yang juga koordinator Program Paket C Al-Hidayah tersebut.
Ia berharap, ke depan santri bisa mengesuaikan zaman dengan bekal ilmu dari pesantren dan pendidikan formal. Sebab, menurutnya, globalisasi tidak bisa hanya dihadapi dengan bekal pendidikan salaf. Namun juga pendidikan formal yang tidak hanya berhenti di jenjang SMA namun juga sampai perguruan tinggi.
Sementara itu, Hidayatun Ulfa salah satu tutor menambahkan bahwa santri tidak hanya dituntut bisa bersaing di dunia global namun juga bisa berperan di dunia pendidikan formal.
"Program ini tidak hanya untuk menjawab globalisasi, namun juga bisa bersaing di dunia pendidikan formal tapi juga bekal di luar nanti. Tidak hanya itu, hal itu juga bisa menjadi bekal untuk hidup di masyarakat. Santri harus jadi generasi Islam yang berkualitas," beber sekretaris prodi Akhwal As-syakhsiyah STAINU Temanggung itu.
Ia menjelaskan karena dalam program itu tidak hanya belajar ilmu agama seperti di Ponpes pada umumnya. Namun juga ada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, Matematika dan lainnya.
Ia juga berharap, santri tidak hanya bisa bersaing di dunia pesantren namun juga di luar pesantren karena santri menjadi kunci kemajuan bangsa ini. (Tb33/Ibda).
Tambahkan Komentar