Usman Ahmad |
Baca juga: Sebarkan, PMB STAINU Temanggung 2018-2019 Mulai Dibuka!
Demikian yang menjadi prinsip Usman Ahmad, pemuda asal Desa Hoelea, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kini duduk di semester V Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAINU Temanggung.
“Intinya mencari ilmu di mana pun tempatnya, dan alhamdulillah saya tersesat di jalan yang benar, di STAINU Temanggung,” kata Usman Ahmad, Kamis (16/11/2017).
Dijelaskan Usman, kehidupan di Hoelea sangat berbeda dengan di Temanggung atau umumnya di Jawa Tengah. Menurut Usman, Hoelea adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hoelea ini merupakan satu dari 19 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Omesuri. Di desa tersebut, jumlah penduduknya sebagian besar bersuku Flores yang sebagian besar penduduknya adalah petani.
Atas kondisi itu, Usman bertekad mencari ilmu demi kemajuan desanya. Meski dikatannya bahwa desanya maju, akan tetapi menurut dia butuh akselerasi dalam bidang pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Kalau masalah SDM, ya di tempat saya alhamdulillah, banyak anak-anak yang sekolah dan kuliah di luar,” lanjut dia kepada Tabayuna.com.
Aktivitas sehari-hari, Usman pun tidak sekadar aktif di perkuliahan. Ia juga mengaku aktif di organisasi Pergerakan Mahasiawa Islam Indonesia (PMII), Teater Petromas 11 pm dan UKM Olahraga STAINU Temanggung demi menunjang asupan gizi intelektualnya.
“Di STAINU Temanggung yang dari luar Jawa ada dua orang. Saya dan Moh Ardin Suwandi yang alamatnya sama dengan saya,” beber dia.
Ia mengaku, banyak hal yang didapat dari STAINU Temanggung. Selain kemampuan berpikir logis dan ilmiah, kelebihan kuliah di kampus NU juga menyadarkan mahasiswa akan pentingnya beragama secara ramah. Oleh karena itu, ia punya gagasan besar agar desanya tetap aman dan ramah. “Bagi saya ya keberagamaan harus selalu menjaga toleransi dan menjunjung tinggi Pancasila dan NKRI,” lanjut dia.
Hal itu, bagi Usman adalah sepaket. Maka ke depan, ia berniat menyebarkan ajaran Islam yang ramah, tidak mudah menyalahkan dan mengafirkan satu sama lainnya. “Alhamdulillah, sampai sampai ini tempat saya tidak terpengaruh oleh faham-faham radikalisme,” tegas dia.
Pihaknya juga mengakui, di wilayah Kedu, STAINU Temanggung menjadi kampus yang sangat ramah dan mengajarkan mahasiswanya untuk selalu mengutamakan asas pluralisme dan juga nasionalisme yang tinggi.
Ia juga mengakui, meski statusnya masih sekolah tinggi, namun kualitas dan pendidikan dosen STAINU Temanggung tidak kalah dengan perguruan tinggi lain. Sebab, banyak yang sudah kuliah doktor dan semua sudah memenuhi syarat minimal S2, baik itu alumnus dalam maupun luar negeri.
Ke depan, sebelum lulus ia berharap agar STAINU Temanggung makin maju dan jaya. “Untuk STAINU Temanggung, ke depannya lebih maju dan cepat alih bentuk menjadi INISNU atau UNISNU,” harap Usman Ahmad. (Tb99/hms).
Tambahkan Komentar