Ketika menulis tentang biografi tokoh, tidak akan pernah ada seorang pun mengatakan bahwa tulisannya adalah yang paling benar dan objektif. Semua itu bergantung dari sudut pandang penulis dalam melihat sang tokoh. Di sini, yang tampak terlihat dengan jelas hanya unsur subjektivitas akan kental muncul melapisi setiap diksi dalam tulisannya. Semua sepakat dengan nomenklatur tersebut, akan tetapi yang terpenting susunan kalimat berlandaskan data dari objek yang bisa dipertanggungjawakan secara ilmiah.
Kecenderungan untuk mengungkapkan sisi positif mesti akan lebih dominan di banding dengan sisi-sisi negatifnya. Akan tetapi tanpa mengurangi objektivitas penulisan, penulis mencoba menjabarkan data dengan argumentasi panjang berdasarkan pada testimoni-testimoni orang yang pernah hidup se zaman atau pun berinteraksi langsung dengan tokoh secara inten (keluarga, santri dan orang-orang terkait dengan tokoh).
Mengapa kemudian KH. Ilyas Kalipaing yang penulis angkat?
Pertama, mengingat bahwa banyak jasa yang ditelurkan untuk umat. Peninggalan-peninggalan baik itu yang berwujud artefak maupun pemikiran adalah bukti sejarah yang tidak terbantahkan. Tentunya hal-hal tersebut menjadi landasan untuk mempermudah proses penulisan.
Kedua, alasan keinginan penulis untuk sekadar mereduksi pemikiran-pemikiran yang beliau berikan. Harapan ideal bisa diterapkan di dalam pendidikan Islam kontemporer. Oleh sebab itu, kiranya sangat menarik dibuat sebuah tulisan yang sistematis berkaitan dengan track record (rekam jejak) tokoh sehingga nantinya bisa menjadi rujukan gerak bagi semua pembaca khususnya dan masyarakat umum.
Sayang, dua argumentasi tersebut masih belum cukup untuk mempertebal semangat menjadikan karya yang sempurna. Keterbatasan penulisan hanya seputar dunia pendidikan tokoh memang menandakan tingkat kebodohan penulis dalam berselancar dengan ide dan gagasan besar yang ada dalam diri sosok. Tidak lah akan bisa memberikan spirit bergerak tanpa adanya sebuah lecutan emosi masa lalu. Adanya hari ini tidak terlepas dari peran kesejarahan dari tokoh inspiratif masa lalu. Landasan ini yang tetap menjadipegangan dasar dalam setiap merangkai kata sehingga menjadi bait-bait yang memaparkan kebutuhan pokok sejarah manusia secara utuh.
Tidak bisa dimungkiri bahwa mengurai data yang sebelumnya belum pernah ada bukan lah hal yang mudah. Butuh kesabaran ekstra untuk mencari, mengolahnya dan memaparkan dalam bentuk tulisan hingga menjadi karya. Keakuratan data dan ditunjang dengan bukti-bukti konkret semakin menyulitkan bagi penulis untuk berkata.
Namun demikian buku kecil ini meski jauh dari kata ideal berhasil berada di tangan pembaca. Untuk itu ucapan terima kasih tidak terhingga penulis sampaikan kepada semua stakeholder’s yang membantu penulisan buku ini.
Keluarga besar KH Ilyas Kalipaing yang berhasil memberikan restu dan berbagai macam pandangan tentang tokoh. Kiai Ahmad Daldiri dan Kiai Hadi Masykur yang dengan sabar memberikan testimoni tentang objek sehingga penulis dapat membuat arah yang jelas dalam penulisan ini (beliau-beliau ini merupakan santri terdekat dengan KH Ilyas).
Semoga karya ini menjadi bagian pelecut semangat untuk bergerak menulis dengan biografi-biografi tokoh lainnya. Kritik dan saran dalam penulisan ini sangat diharapkan demi tercapainya rangkaian biografi yang utuh sesuai dengan kenyataan. Semoga bisa bermanfaat bagi semua. (*)
Biodata Buku:
Judul: KH. Ilyas Kalipaing (Pejuang Tarbiyah)
Penulis: Khamim Saifuddin, M.Pd.I
Editor: Hamidulloh Ibda, M.Pd
Penerbit: Formaci
ISBN: 978-602-50566-1-1
Cetakan: I, November 2017
Tebal: 21 x 14 cm, ix + 179 Halaman
Harga: Rp 40000 (belum termasuk ongkir)
CP: (024) 76423442 / 085740145329
Kecenderungan untuk mengungkapkan sisi positif mesti akan lebih dominan di banding dengan sisi-sisi negatifnya. Akan tetapi tanpa mengurangi objektivitas penulisan, penulis mencoba menjabarkan data dengan argumentasi panjang berdasarkan pada testimoni-testimoni orang yang pernah hidup se zaman atau pun berinteraksi langsung dengan tokoh secara inten (keluarga, santri dan orang-orang terkait dengan tokoh).
Mengapa kemudian KH. Ilyas Kalipaing yang penulis angkat?
Pertama, mengingat bahwa banyak jasa yang ditelurkan untuk umat. Peninggalan-peninggalan baik itu yang berwujud artefak maupun pemikiran adalah bukti sejarah yang tidak terbantahkan. Tentunya hal-hal tersebut menjadi landasan untuk mempermudah proses penulisan.
Kedua, alasan keinginan penulis untuk sekadar mereduksi pemikiran-pemikiran yang beliau berikan. Harapan ideal bisa diterapkan di dalam pendidikan Islam kontemporer. Oleh sebab itu, kiranya sangat menarik dibuat sebuah tulisan yang sistematis berkaitan dengan track record (rekam jejak) tokoh sehingga nantinya bisa menjadi rujukan gerak bagi semua pembaca khususnya dan masyarakat umum.
Sayang, dua argumentasi tersebut masih belum cukup untuk mempertebal semangat menjadikan karya yang sempurna. Keterbatasan penulisan hanya seputar dunia pendidikan tokoh memang menandakan tingkat kebodohan penulis dalam berselancar dengan ide dan gagasan besar yang ada dalam diri sosok. Tidak lah akan bisa memberikan spirit bergerak tanpa adanya sebuah lecutan emosi masa lalu. Adanya hari ini tidak terlepas dari peran kesejarahan dari tokoh inspiratif masa lalu. Landasan ini yang tetap menjadipegangan dasar dalam setiap merangkai kata sehingga menjadi bait-bait yang memaparkan kebutuhan pokok sejarah manusia secara utuh.
Tidak bisa dimungkiri bahwa mengurai data yang sebelumnya belum pernah ada bukan lah hal yang mudah. Butuh kesabaran ekstra untuk mencari, mengolahnya dan memaparkan dalam bentuk tulisan hingga menjadi karya. Keakuratan data dan ditunjang dengan bukti-bukti konkret semakin menyulitkan bagi penulis untuk berkata.
Namun demikian buku kecil ini meski jauh dari kata ideal berhasil berada di tangan pembaca. Untuk itu ucapan terima kasih tidak terhingga penulis sampaikan kepada semua stakeholder’s yang membantu penulisan buku ini.
Keluarga besar KH Ilyas Kalipaing yang berhasil memberikan restu dan berbagai macam pandangan tentang tokoh. Kiai Ahmad Daldiri dan Kiai Hadi Masykur yang dengan sabar memberikan testimoni tentang objek sehingga penulis dapat membuat arah yang jelas dalam penulisan ini (beliau-beliau ini merupakan santri terdekat dengan KH Ilyas).
Semoga karya ini menjadi bagian pelecut semangat untuk bergerak menulis dengan biografi-biografi tokoh lainnya. Kritik dan saran dalam penulisan ini sangat diharapkan demi tercapainya rangkaian biografi yang utuh sesuai dengan kenyataan. Semoga bisa bermanfaat bagi semua. (*)
Biodata Buku:
Judul: KH. Ilyas Kalipaing (Pejuang Tarbiyah)
Penulis: Khamim Saifuddin, M.Pd.I
Editor: Hamidulloh Ibda, M.Pd
Penerbit: Formaci
ISBN: 978-602-50566-1-1
Cetakan: I, November 2017
Tebal: 21 x 14 cm, ix + 179 Halaman
Harga: Rp 40000 (belum termasuk ongkir)
CP: (024) 76423442 / 085740145329
Tambahkan Komentar