Jepara, TABAYUNA.com - Di era sikut-menyikut, kader Ansor Jepara sangat dilarang buta politik. Apalagi, masyarakat sebagian besar
generasi muda tidak bisa membedakan antara politik dan
kekuasaan. Hal itu disebabkan oleh proses pembodohan politik yang selama
ini terjadi di masyarakat.
Generasi muda yang kurang terdidik secara
politik cenderung pasif dan mudah dimobilisasi untuk kepentingan
pribadi/ jabatan dari para elite politik.
Akibatnya sering terjadi disintegrasi lokal,
di mana antar kelompok masyarakat dan
atau antar massa pendukung pasangan/ calon tertentu saling sikut-menyikut
karena beda pilihan politik.
Berdasar realitas tersebut Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Jepara mengadakan Pendidikan Politik yang bertema “Menumbuhkan Partisipasi Politik bagi Generasi Muda”.
Kegiatan yang dilaksanakan Jumat, (9/2/2018) bertempat di gedung MWC NU Pecangaan Jepara itu diikuti 60 kader Ansor. Sebagai narasumber kegiatan itu Anik Solikatun, anggota KPU Jepara serta Ahmad Harmoko, anggota DPRD Jepara.
M. Jauharul Haq,
ketua panitia menjelaskan kegiatan
bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan politik masyarakat khususnya
kader Ansor dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Ketua PC GP Ansor Jepara, H. Samsul Arifin dalam sambutannya mengatakan kader Ansor
jangan alergi politik karena politik itu tidak hanya politik praktis tetapi
ada politik kebangsaan dan kerakyatan yang hal itu
telah digagas dan dilaksanakan oleh para kiai
dan ulama Nahdlatul Ulama.
Anik Solikatun yang diberi kesempatan pertama berbicara menyampaikam materi Peran
GP Ansor dalam Meningkatkan
Partsipasi Politik.
Dalam paparannya dia mengatakan Ansor harus menjadi kelompok
sadar politik karena politik itu berkaitan erat dengan kebijakan hajat
hidup orang banyak.
“Jika politisi atau pemimpin (bupati, gubernur atau pun
presiden) itu korup dan tidak merakyat jangan salahkan mereka karena
hal itu hasil pilihan kita,” tandas Anik.
Lebih lanjut perempuan yang akrab disapa Mbak Anik itu menambahkan, “bila kita membincang
partisipasi itu bukan semata-mata tingkat kehadiran
pada saat hari H (waktu nyoblos) akan tetapi keaktifan kita dalam mengikuti
dan memantau penyelenggaraan pemilu mulai tahapan awal sampai tahapan akhir
pemilu,” lanjutnya.
Anik juga menyampaikan partisipasi kader Ansor dalam pemilu bisa diwujudkan dengan
menjadi penyelenggara pemilu, pengawas pemilu atau pun
peserta pemilu. Ia mewanti-wanti untuk menjadi peserta
pemilu harus jujur dan berintegritas.
Pembicara berikutnya Ahmad Harmoko menjelaskan kader Ansor harus melek politik. “Kalau tidak melek politik akan menjadi korban dari politik
itu sendiri,” paparnya.
Ahmad Harmoko yang telah menjadi anggota DPRD
2 periode itu mengungkapkan
partisipasi politik bisa disalurkan dengan memberikan kritik, masukan dan
kontrol pada dewan maupun eksekutif/ bupati.
(tb44/kun/sm)
Tambahkan Komentar