Jepara, TABAYUNA.com - Nahdlatul Ulama (NU) akan tetap eksis, hidup dan bertahan sampai kapan saja. Tidak hanya di tahun 2018, 2019, 2020, dan seterusnya. Hal itu terungkap dalam pengajian umum dalam rangka Harlah NU ke-92
yang dihelat MWCNU Kecamatan Jepara di Gedung Wanita Jepara, Rabu (31/1/2018)
kemarin yang sedianya dihadiri Ketua Umum PBNU. Karena Kiai Said berhalangan
hadir diwakili Katib Syuriyah PBNU, KH. Mujib Qolyubi.
Dalam paparannya Kiai Mujib menyatakan di usia NU 92
tahun tetap eksis jika tidak didorong oleh local wisdom (kearifan lokal)
dan para auliya tidak akan mungkin eksis sampai sekarang.
“Mari kita kirim surat al fatihah untuk Mbah Hasyim
dan pembawa NU di daerah yang babat alas berdirinya NU,” ajaknya kepada
ribuan jamaah yang hadir.
Dalam kegiatan yang dihadiri Pengurus NU beserta
Banomnya, Forkompinda, Kemenag, PD Muhammadiyah Jepara dan sekolah negeri –
swasta di lingkungan Kecamatan Jepara itu dirinya menjelaskan alasan Negara
Indonesia tetap damai sedangkan 5 negara timur tengah gaduh dan tak kunjung
tenang.
Kelima Negara Timur Tengah yang kiai maksud adalah
Afganistan, Somalia, Syria, Iran dan Yaman. Kesempatan itu ia menjelaskan bahwa
Ulama Timur Tengah hanya memperjuangkan kepentingan agama tanpa mementingkan
kepentingan negaranya.
“Muslim ya muslim, aswaja ya aswaja tetapi mereka
tidak menanamkan cinta agama dan cinta negara,” jelasnya.
Kiai Mujib mengutip dawuh mantan Rais Aam PBNU,
KH Bisri Mustofa siapa yang lahir di Indonesia hendaknya mengikuti aswaja annahdliyah.
“Cinta tanah kelahiran dulu baru agama,” tandasnya.
Ditegaskannya, Indonesia bukan negara agama juga bukan
negara sekuler. Jika menurut guyonan Gus Dur, sambungnya Indonesia negara tidak
tidak.
Meski begitu semboyan hubbul wathan minal iman, cinta
tanah air adalah sebagian dari iman yang dicetuskan KH Wahab Hasbullah masih
bergelora sejak dulu sampai sekarang.
Alasan yang kedua masih menurutnya, NU berkembang di
Indonesia karena jasa kiai dan mengikuti jejak para wali. Dirinya menyampaikan
apa yang disampaikan sejarahwan NU, Agus Sunyoto bahwa Islam masuk ke Indonesia
hanya butuh waktu 50 tahun tanpa mengubah apa pun tradisi yang budaya yang ada
di Indonesia.
“Ini karena Islam masuk ke Indonesia tidak dengan
kekerasan,” tandasnya.
Selain itu sebutnya kekuatan NU juga ada pada sanad
sampai pada Imam Syafii.
Pengajian umum tersebut merupakan pamungkas dari
serangkaian kegiatan harlah NU ke-92 yang digelar MWCNU Jepara. Pengajian itu
semarak saat paduan suara Muslimat NU Ranting Wonorejo Kecamatan Jepara
memimpin lagu Indonesia Raya, Mars Jepara dan Ya Lal Wathan. (tb33/sm).
Tambahkan Komentar