Tulisan KH. Machrus Ali |
- Baca: Bendera NU di Nganjuk Dibakar, Polres Nganjuk Gelar Mediasi
- Baca: Jebul, Sebelum 1947, NU Sudah Peduli Palestina
NU sebagai ormas Islam moderat yang memiliki akidah, fikrah, amaliyah, dan harakah berfaham Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah yang tak berhenti menjaga Islam, NKRI, menjadi serangkan kelompol radikal sejak dulu.
Tapi, Allah sayang NU. Buktinya, menjelang usia 1 abad NU, fitnahan dengan berbagai gaya tak mempan.
Fitnah, propaganda, hoax, caci maki terhadap Nahdlatul Ulama itu sudah berlangsung sejak era hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari. Beliau menyebut pelaku semua ini ada dua kelompok, yaitu kelompok mutanawi'ah dan kelompok mutadafiah.
NU pernah dicaci maki sebagai bagian dari tiga setan desa. NU pernah difitnah sebagai bagian dari pengusung Negara Islam Indonesia (NII), dll., tergantung kondisi sosial politik waktu dan zaman. Bahkan caci maki sampai kepada pribadi Pengurus semisal Rois Aam PBNU KH Abdulwahab Chasbullah pun pernah difitnah sebagai sosok berontak palu arit.
Toh NU masih eksis hingga kini tengah gempuran para pembencinya. Kiai-kiai masih asik dengan rutinitas ke-NU-annya. Inilah indikator NU itu bermanfaat untuk bangsa Indonesia. Jadi perilaku buruk itu belum berhasil menghentikan NU dalam 100 tahun terakhir.
Tulisan KH Mahrus Ali di atas menjadi pemantik kita bersama untuk tetap menjaga akidah dan amaliyah serta harakan untuk tetap setia pada Islam, NU, NKRI. (tb33).
Tambahkan Komentar