TABAYUNA.com - Budayawan Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib dalam sebuah video di Youtube yang diunggah pada tahun 2010, pernah mengutarakan beberapa syarat Presiden RI dari berbagai sudut pandang.
Mengapa demikian? Indonesia saat ini tidak butuh pemimpin yang sekadar baik, namun juga memenuhi "syarat kebangkitan" bukan hanya "kebaikan".
Menurut Cak Nun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, adalah perwira, ia adalah sosok, atau seorang kesatria yang tegak dan teguh, berani berpikir jujur dan mengambil keputusan tanpa mementingkan diri dan golongan, namun utamanya kepentingan rakyat. Wira, berani bersikap tegas kepada nafsu dan ambisinya sendiri, berperang melawan semua yang memusuhi kebenaran.
Kedua, adalah kewibawaan atau “bowo” tidak sekadar aura, kharisma dan citra. Seorang wira mengalahkan musuh dengan pedangnya, namun seorang “bowo” mengalahkan musuh dengan tatapan matanya. Darah dagingnya, mengandung keindahan budi.
Ketiga, budi, seorang harus memiliki budi pekerti, budi mulia di hadapan Tuhan dan manusia.
Menurut Emha, syarat di atas sudah sesuai dengan doktrin "Satriyo Pinandito Sinisiyah Wahyu".
Mengapa demikian? Indonesia saat ini tidak butuh pemimpin yang sekadar baik, namun juga memenuhi "syarat kebangkitan" bukan hanya "kebaikan".
Menurut Cak Nun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, adalah perwira, ia adalah sosok, atau seorang kesatria yang tegak dan teguh, berani berpikir jujur dan mengambil keputusan tanpa mementingkan diri dan golongan, namun utamanya kepentingan rakyat. Wira, berani bersikap tegas kepada nafsu dan ambisinya sendiri, berperang melawan semua yang memusuhi kebenaran.
Kedua, adalah kewibawaan atau “bowo” tidak sekadar aura, kharisma dan citra. Seorang wira mengalahkan musuh dengan pedangnya, namun seorang “bowo” mengalahkan musuh dengan tatapan matanya. Darah dagingnya, mengandung keindahan budi.
Ketiga, budi, seorang harus memiliki budi pekerti, budi mulia di hadapan Tuhan dan manusia.
Menurut Emha, syarat di atas sudah sesuai dengan doktrin "Satriyo Pinandito Sinisiyah Wahyu".
Tambahkan Komentar