Ilustrasi |
Agar Tidak Salah Memahami Islam Nusantara, yang saat ini sering dicela, penjelasan di bawah ini cukup membantu menjelaskannya. Ada istilah tsawabit (yang tetap) dan mutaghayyirat (yanh berubah).
Baca: Belajar dari Arab, Makam Walisongo Akan Hancur Jika Wahabi Menguasai Nusantara
Baca: Daftar Buku Kajian Nusantara Studies
Baca: Cadar, Bukti Hijrahmu Palsu
Islamnya shalat, tetap,
Nusantaranya ditambahi puji-pujian sebelum shalat, sambil nunggu yang masih pulang dari sawah. Biar pada denger dikasih tau pake bedug dan kentongan!
Islamnya nyuruh baca kalimah thayyibah,
Nusantaranya ada tahlilan, dzikir sehabis shalat. Kalo nggak bareng-bareng suka lupa, soalnya.
Islamnya haji ke Mekah,
Nusantaranya ada manasik dulu di alun-alun pakai triplek, miniatur ka'bah. Maklum, jauh, nggak pernah liat. Tahunya sini Borobudur pas study tour!
Islamnya nyuruh bersedekah,
Nusantaranya ada bagi-bagi berkat (full gizi).
Islamnya nyuruh orang kenal nabi,
Nusantaranya ada peringatan maulid nabi, sholawatan dan pembacaan al-berzanji (biografi nabi). Maklum, kenalnya Gatotkaca sama Wirosableng pendekar 212.
Islamnya nyuruh orang saling memaafkan,
Nusantaranya ada tradisi mudik, sungkem dan halal bihalal pasca lebaran.
Islamnya nyuruh nutup aurat,
Nusantaranya pake sarung dan peci. Pake sorjan, blangkon, atau jeans juga nggak papa, asal jangan ketat-ketat. Kalo ke sawah pake jubah ribet soalnya.
Islamnya nyuruh berkurban,
Nusantaranya pakai kambing atau sapi (tak ada unta coy). Kalau ngambil di kebun binatang ntar ditangkap Pak Tito Karnavian.
Islamnya nyuruh "tafaqquh fid-dien,"
Nusantaranya ada TPQ, pesantren, UIN/STAI/STAIN dll.
Islamnya nyuruh selalu inget Allah,
Nusantaranya ada majelis dzikir, istighasah, pengajian akbar (sampe nutup jalan segala).
Islamnya nyuruh baca dan dengerin al-Quran (meski cuma denger, pahalanya sama, hlo),
Nusantara-nya ada semaan al-Quran, atau minimal ya yasinan (hatinya Quran). Simple.
Islamnya nyuruh bikin "ummatan wasathan" (ummat yang moderat),
Nusantaranya ada ormas Islam. Meski sekarang ada ormas yang serem.
Islamnya nyuruh mengenang nenek moyang agar tahu asal-usul dan "tempat kembali" (bahkan sampai Nabi di Mi'rajkan agar tahu leuhur dan kelak juga kita mati) dan napak tilas sejarah Nabi Adam as dan Nabi Ibrahim as dalam haji,
Nusantaranya - selain haji tadi - ada tradisi ziarah walisongo, makam leluhur dan haul.
Islamnya nyuruh menghormati dan memuliakan tamu,
Nusantaranya - khususnya di beberapa daerah tertentu - selalu disilakan makan (Jawa: disuguh). Gratis.
Islamnya nyuruh laki-laki disunat (dikhitan) "itu"-nya (sakit banget, tau, nggak lagi-lagi) ,
Nusantaranya si anak ditumpakin ke kuda, diarak, karnaval rame-rame, namanya khitanan massal. Selain tasyakuran dan potensi wisata budaya (soalnya banyak yang nonton dan jualan) , juga biar yang dikhitan seneng dan lupa sakitnya!
Islamnya nyuruh mengormati orang tua,
Nusantaranya - antara lain - berbahasa kromo dan mencium tangan orang tua, dan ngopeni. (Nggak dititipin di panti jompo kayak di AS).
Islamnya melarang memanggil Nabi dengan namanya saja,
Nusantaranya ada "Kanjeng" Nabi Muhammad, atau Sayyidina. Jangankan pada Nabi, (maaf, tidak bermaksud merendahkan; profesi ini mulia) sama tukang parkir aja kita manggil "Pak" atau " Mas".
Islamnya nyuruh jomblo untuk nikah dengan segala syarat dan rukunnya, plus resepsi,
Nusantaranya ditambahin baju, adat dan tradisi khas pernikahan, pesta nanggap wayang, gambus atau orkes dangdut ala Bang Haji Rhoma Irama.
Islamnya nyuruh "Iqra'", membaca dan belajar,
Nusantaranya ada tradisi penulisan "kitab pegon" (berbahasa jawa, sunda, melayu, dll), juga syair, tembang, lagu, cerita wayang, film dll, untuk mengajarkan agama pada masyarakat.
Islamnya nyuruh diskusiin kalau ada problem ummat (wasyaawirhum fil amri),
Di sini ada "musyawarah", "batsul masail", sidang MPR, dll.
Islamnya nyuruh kita bikin negara yang aman, "baladil amin",
Nusantaranya ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Islamnya ngajarin bikin kesepakatan dalam membikin negara: "Piagam Madinah", yang mengayomi semua agama dan suku.
Nusantaranya ada "Pancasila" yang isinya senafas dengan islam, dan di terima di Indonesia yang bhineka.
Cukup?
(Catatan dari salah satu ceramah Kiai Jannur Ahmad, Gus Muwaffiq dan para kiai lainnya ).
Tambahkan Komentar