Oleh Ahmad Fauzi
Cak Nur adalah salah satu penggagas istilah masyarakat Madani, di samping pencetus pertamanya, Anwar Ibrahim.
Menurut Cak Nur, Masyarakat Madani merujuk pada Madinah. Kota damai yang menjadi contoh ideal bagi pembangunan sebuah masyarakat.
Beliau juga dalam buku bukunya menuliskan, prinsip prinsip politik modern dan pluralisme telah dimulai dari kota ini. Singkatnya, umat Islam masa kini kalau ingin maju dan terdepan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus mengacu pada kota Madinah, terutama ketika Sang Nabi hidup dan tinggal di dalamnya.
Apakah Cak Nur tidak membaca sejarah, bagaimana kota Madinah adalah kota yang penuh konflik, karena sering terjadi banyak peperangan masa itu. Bagaimana sebuah kota yang penuh konflik dan perang disebut sebagai kota damai dan menjadi teladan masa depan kota kota dunia?
Pluralisme juga telah gagal di Madinah, karena orang orang Yahudi banyak yang diperangi dan diusir dari kota tersebut.
Kemudian dalam hal ilmu pengetahuan, Madinah justru tidak berkembang, sampai sekarang. Pusat pusat ilmu pengetahuan malah ada jauh dari Madinah, yaitu Syiria dan Baghdad. Kedua kota ini merupakan pembangunan kembali masyarakat yang mewarisi peradaban Persia lama, bukan warisan Arabisme.
Inilah Delusi Cak Nur, yang menilai keutamaan Kota hanya didasarkan cita cita ideal tanpa tahu dan mengakui bagaimana kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam kota tersebut.
Cak Nur adalah salah satu penggagas istilah masyarakat Madani, di samping pencetus pertamanya, Anwar Ibrahim.
Menurut Cak Nur, Masyarakat Madani merujuk pada Madinah. Kota damai yang menjadi contoh ideal bagi pembangunan sebuah masyarakat.
Beliau juga dalam buku bukunya menuliskan, prinsip prinsip politik modern dan pluralisme telah dimulai dari kota ini. Singkatnya, umat Islam masa kini kalau ingin maju dan terdepan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus mengacu pada kota Madinah, terutama ketika Sang Nabi hidup dan tinggal di dalamnya.
Apakah Cak Nur tidak membaca sejarah, bagaimana kota Madinah adalah kota yang penuh konflik, karena sering terjadi banyak peperangan masa itu. Bagaimana sebuah kota yang penuh konflik dan perang disebut sebagai kota damai dan menjadi teladan masa depan kota kota dunia?
Pluralisme juga telah gagal di Madinah, karena orang orang Yahudi banyak yang diperangi dan diusir dari kota tersebut.
Kemudian dalam hal ilmu pengetahuan, Madinah justru tidak berkembang, sampai sekarang. Pusat pusat ilmu pengetahuan malah ada jauh dari Madinah, yaitu Syiria dan Baghdad. Kedua kota ini merupakan pembangunan kembali masyarakat yang mewarisi peradaban Persia lama, bukan warisan Arabisme.
Inilah Delusi Cak Nur, yang menilai keutamaan Kota hanya didasarkan cita cita ideal tanpa tahu dan mengakui bagaimana kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam kota tersebut.
Tambahkan Komentar