TABAYUNA.com - Berikut ini adalah draft pelaksanaan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2018 yang sudah diluncurkan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Hari Santri Nasional adalah perayaan nasional yang digelar pada 22 Oktober. Tahun 2018 ini, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI telah membuat draft dan Tema Hasi Santri Nasional 2018 ini adalah "Bersama Santri Damailah Negeri".
Kaum santri di bumi nusantara telah manampilkan wajah Islam damai. Di awali dengan metode pribumisasi Islam yang mereka lakukan di bumi nusantara telah membawa warna baru dalam budaya yang telah berkembang sebelumnya.
Islam yang halus dan ramah diterima dengan lapang oleh masyarakat nusantara dan bertahan sampai sekarang dalam bentuk dan esensi yang sama, yaitu sebagai rahmatan lil alamiin (agama yang membawa perdamaian bagi semua umat).
Berikut draftnya:
Hari Santri Nasional adalah perayaan nasional yang digelar pada 22 Oktober. Tahun 2018 ini, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI telah membuat draft dan Tema Hasi Santri Nasional 2018 ini adalah "Bersama Santri Damailah Negeri".
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren juga merayakan Hari Santri 2018 yang akan digelar mulai akhir Juni hingga Oktober 2018 dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan, antara lain: Launching Logo dan Tema, Pesantren Bussiness Challenge, Santri Competition, Kongres Kebudayaan Pesantren, International Conference on Pesantren Studies (ICPS), Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN), Silaturahim Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam Indonesia (SALAM Indonesia).
Sedangkan puncak Hari Santri 2018 yang dikemas dalam kegiatan bertajuk Santriversary akan digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. Malam puncak Hari Santri 2018 akan dimeriahkan oleh Orkestra, 1000 angklung bershalawat dan renungan Hari Santri 2018
Kaum santri di bumi nusantara telah manampilkan wajah Islam damai. Di awali dengan metode pribumisasi Islam yang mereka lakukan di bumi nusantara telah membawa warna baru dalam budaya yang telah berkembang sebelumnya.
Islam yang halus dan ramah diterima dengan lapang oleh masyarakat nusantara dan bertahan sampai sekarang dalam bentuk dan esensi yang sama, yaitu sebagai rahmatan lil alamiin (agama yang membawa perdamaian bagi semua umat).
Berikut draftnya:
Tambahkan Komentar