Jakarta, TABAYUNA.com -
Hamidulloh Ibda, dosen STAINU Temanggung menjadi Juara I kategori umum dalam
Lomba Karya Jurnalistik Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Hardiknas 2018
yang bertajuk "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" sebagai
salah satu rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2018.
Panitia
menobatkan sembilan juara pada masing-masing kategori. Mulai dari kategori
guru, kategori umum dan kategori feature dan beberapa juara lomba foto. Ibda
diberi penghargaan dari Kemdikbud pada Rabu (15/8/2018) malam di Gedung Ki
Hajar Dewantara, Plaza Insan Berprestasi Lt.1 Kemdikbud, Jalan Jenderal
Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat.
Sebelumnya,
panitia mengumumkan juara lomba Hardiknas itu di laman lombafotoartikel.kemdikbud.go.id
dan di laman www.kemdikbud.go.id
tentang Pemenang Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik Pendidikan dan Kebudayaan
2018 pada 07 Juni 2018. Kemudian hari
ini, Rabu (15/8/2018), dia diberi penghargaan oleh Kemdikbud bersama para juara
dari ketagori artikel/opini guru dan karya jurnalistik/feature serta bersama Pemenang
Lomba Foto Pendidikan dan Kebudayaan 2018.
“Alhamdulillah
bisa berbagi, ini bukan prestasi, hanya ikut meramaikan perayaan Hardiknas
tahun 2018 ini,” beber Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
STAINU Temanggung tersebut.
Dalam lomba
Hardiknas itu, Ibda menjadi Juara I Kategori Umum dengan artikel berjudul “Penguatan
Bahasa Ibu untuk Memajukan Kebudayaan” yang sebelumnya sudah dimuat di media
Satelitpost pada 19 April 2018 dan berhasil menyisihkan karya peserta lain se
Indonesia.
Sementara
itu, sebelumnya penulis buku Sing Penting
NUlis Terus ini juga berhasil menjadi Juara I Lomba Esai tingkat nasional
bertema “Pengembangan Ilmu Berbasis Local Wisdom” yang digelar Filsafat Ilmu
UGM yang diumumkan pada 2 Juli 2018 melalui laman filsafatilmu.filsafat.ugm.ac.id.
Pada lomba
itu, Ibda menulis esai bertajuk “Penguatan Tasawuf Sosial Lewat Nyadran” yang
menyisihkan peserta lain se Indonesia. Ibda diberi penghargaan dari panitia
pada 7 Juni 2018.
Panitia Lomba
Esai UGM, Lingga, mengatakan apresiasi terhadap kejuaraan tersebut. “Selamat Anda
telah keluar sebagai pemenang dalam Lomba Esai Menara Ilmu "Pengembangan
Ilmu berbasis local wisdom,” beber dia.
Sing Penting NUlis Terus
Bagi pria
kelahiran Pati 17 Juni ini, kunci untuk awet muda salah satunya adalah membaca
dan menulis.
“Kalau saya sih justru memilih menulis, membaca, membaca, menulis. Pokoknya itu, apa saja, kapan saja, dan di mana saja usahakan membaca yang agak serius, lalu tulislah,” ujar penulis buku Media Literasi Sekolah itu.
“Kalau saya sih justru memilih menulis, membaca, membaca, menulis. Pokoknya itu, apa saja, kapan saja, dan di mana saja usahakan membaca yang agak serius, lalu tulislah,” ujar penulis buku Media Literasi Sekolah itu.
Mengikuti
perlombaan, bagi dia, adalah bagian dari wahana publikasi ide dan gagasan. “Sejak
2008, saya sudah menulis. Meski dulu acakadut, tapi belajar dari banyak senior,
teman, dan kolega, sampai sekarang alhamdulillah saya tetap bisa menulis. Jadi,
bukan jadi alasan kesibukan itu merenggut waktu menulis. Kayak jadi candu gitu
lah, karena dulu saya fokus artikel populer, sekarang mau tidak mau harus bisa
menulis buku dan jurnal ilmiah, penelitian juga,” beber penulis buku Teacherpreneurship itu.
Ibda
berharap, dari lomba yang ia ikuti itu bisa menjadi motivasi bagi dirinya
sendiri untuk terus menghidupkan budaya literasi. “Ini hanya bagian dari
sebagian kecil aktivitas literasi. Menulis itu hakikatnya ya candu, hobi, bukan
sekadar mencari materi. Adapun juara itu hanya bonus saja. Kuncinya, sing penting nulis terus ,” lanjut dia.
Menurut dia, banyak sekali perlombaan yang bisa diikuti oleh semua kalangan khususnya mahasiswa, guru, maupun dosen. Untuk itu, aktivitas menulis tidak sekadar mencari materi, melainkan lebih pada menjaga tradisi dan menguatkan literasi. (tb99/dul).
Menurut dia, banyak sekali perlombaan yang bisa diikuti oleh semua kalangan khususnya mahasiswa, guru, maupun dosen. Untuk itu, aktivitas menulis tidak sekadar mencari materi, melainkan lebih pada menjaga tradisi dan menguatkan literasi. (tb99/dul).
Tambahkan Komentar