Oleh Ahmad Fauzi
Dalam film seri Avatar Aang terdapat pesan yang sangat menarik berkaitan dengan spiritualisme dan naluri bawah manusia. Aang adalah biksu tetapi ia sangat mencintai sahabatnya, yaitu Katara. Namun di satu sisi, ia adalah seorang Avatar yang apabila ingin mencapai puncak ke-Avataran-nya, ia harus melepas segala hasrat dan nafsu duniawinya.
Hal tersebut disampaikan oleh Guru Biksu Senior, ketika Aang berusaha mencapai titik kulminasi spiritualnya. Puncak kekuatan Aang akan diperoleh apabila ia bisa melupakan Katara dari kesadarannya. Tapi ia tidak mau menghapus rasa cintanya pada Katara demi kekuatan puncak ke-Avataran.
Dalam film seri Avatar Aang terdapat pesan yang sangat menarik berkaitan dengan spiritualisme dan naluri bawah manusia. Aang adalah biksu tetapi ia sangat mencintai sahabatnya, yaitu Katara. Namun di satu sisi, ia adalah seorang Avatar yang apabila ingin mencapai puncak ke-Avataran-nya, ia harus melepas segala hasrat dan nafsu duniawinya.
Hal tersebut disampaikan oleh Guru Biksu Senior, ketika Aang berusaha mencapai titik kulminasi spiritualnya. Puncak kekuatan Aang akan diperoleh apabila ia bisa melupakan Katara dari kesadarannya. Tapi ia tidak mau menghapus rasa cintanya pada Katara demi kekuatan puncak ke-Avataran.
Akhirnya di film seri itu, Aang justru mendapat petunjuk dari seekor kura kura besar yang lebih tua dari pada dunia avatar bahwa untuk mencapai tingkat tertinggi bukan dengan jalan meninggalkan rasa cinta dan hasrat manusiawinya sebagaimana yang telah ditempuh oleh avatar sebelumnya, melainkan tetap memiliki hasrat bawah dan naluri kemanusiaannya. Justru dengan itu ia mencapai kekuatan tertinggi yang tak pernah dibayangkan oleh para Avatar generasi generasi sebelumnya.
Film ini memang kocak karena Avatar dalam sejarahnya selalu berwujud orang yang telah dewasa atau lebih. Di film ini Avatar muncul dalam wujud seorang anak lelaki yang masih suka iseng bermain main.
Film ini juga terlalu dewasa untuk ditonton anak anak. Karena mengandung pandangan filsafat dan teknik spiritual baru. Yaitu, aktualisasi puncak spiritual itu bisa dilakukan tanpa harus memadamkan nafsu dan naluri alamiah manusia. Justru dengan memadamkan nafsu dan naluri, kita bukan manusia lagi.
Film ini juga terlalu dewasa untuk ditonton anak anak. Karena mengandung pandangan filsafat dan teknik spiritual baru. Yaitu, aktualisasi puncak spiritual itu bisa dilakukan tanpa harus memadamkan nafsu dan naluri alamiah manusia. Justru dengan memadamkan nafsu dan naluri, kita bukan manusia lagi.
Spiritual dipahami bukan dengan meninggalkan hasrat kemanusiaan tapi justru mau menerimanya sebagai bagian dari watak alamiah kita. Inilah yang disebut spiritual dewasa meskipun dipraktekkan oleh seorang anak kecil.
Tambahkan Komentar