Judul: Filsafat Umum Zaman Now
Prakata: Dr. H. Muh Baehaqi, MM
Penulis: HamidullohIbda, M.Pd
Penyunting: Khamim Saifuddin, M.Pd.I
ISBN: 978-602-50213-3-6
Cetakan: I, Agustus 2018
Tebal: 21 x 14 cm, xv + 281 Halaman
Diterbitkan: CV. Kataba Group
Harga: Rp.
60.000 (belum termasuk ongkir)
CP: 08562674799
Filsafat sebagai induk dari semua ilmu atau the mother of sciences menjadi diktum urgensi yang mendasari untuk melakukan
penguatan pemahaman, pendalaman, dan penelitian objektif secara kontinu tentang
studi filsafat. Filsafat umum sebagai salah satu kajian keilmuwan yang
dijadikan nomenklatur mata kuliah tidak sekadar berisi ilmu, teori, konsep (tasawwur), bahkan kredo yang bertele-tele.
Lebih dari itu, filsafat merupakan induk dari semua ilmu yang membuka cakrawala
berpikir dari konseptual hingga implementatif.
Tidak ada landasan pengembangan ilmu yang lepas dari filsafat. Semua
perguruan tinggi, dari yang ekstrem kanan, moderat dan kiri, semua butuh
filsafat. Untuk itu, penulis ingin fokus mengembangkan kajian filsafat umum
sebagai salah satu bahan untuk meneliti, mengembangkan dan membongkar hal-hal
baru, khususnya di era Revolusi Industri 4.0 ini yang memang sarat akan ketercerabutan
(disruptive, disruption).
Perubahan besar, sangat ditentukan dari perubahan cara berpikir. Pola dan
cara berpikir benar, baik, dan indah, maka akan menentukan perkataan dan
perbuatan, bahkan putusan benar, baik dan indah, begitu sebaliknya. Urgensi
filsafat sebagai the mother all of sciences menjadi
landasan bagi perkembangan pikiran manusia.
Lewat
sumber daya berkualitas, maka akan mampu menjawab tantangan era Revolusi
Industri 4.0 ini. Apalagi, keharusan kita di abad 21 ini tidak sekadar dituntut
memiliki “kompetensi, karakter dan literasi” yang hanya pada literasi lama.
Mulai dari membaca, menulis, dan berhitung.
Revolusi
Industri 4.0 mengharuskan kita memiliki bekal literasi baru, yaitu literasi
data, teknologi, dan sumber daya manusia (humanisme). Di situlah tampak jelas,
filsafat selalu relevan dalam kehidupan manusia.
Filsafat umum mencakup kajian tentang persoalan kesatuan, keseragaman,
serta hubugan di antara segenap ilmu. Kajian ini terkait dengan masalah hubungan
antara ilmu dengan kenyataan, kesatuan perjenjangan, susunan kenyataan, dan
sebagainya. Filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan
kategori-kategori serta metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu
atau dalam kelompok-kelompok ilmu tertentu, seperti dalam kelompok ilmu
pendidikan.
Seiring berkembangnya roda kehidupan yang sekarang sudah sampai abad 21
yang dikenal sebagai era milenial yang dari beberapa definisi, “generasi
milenial” didominasi mereka “Generasi Y” (generasi yang lahir di atas tahun
1980-an - 1997). “Generasi Y“ ini merupakan eranya mereka yang hidup setelah
“Generasi X”. Generasi milenial, juga sudah selesai karena sekarang eranya
sudah “Generasi Pascamilenial” yang dikenal dengan “Generasi Z” (generasi yang
lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995 sampai 2014).
Setelah “Generasi Z”, sekarang sudah mulai datang “Generasi Alfa” (generasi
yang lahir setelah tahun 2010 dengan usia paling tua adalah anak-anak usia 5
tahun). Satu akar kata dengan kata “alfa” adalah “Alfatihah”, “Alfabet”,
“Alfanumerik” dan kata atau idiom “Alfun”. Alfatihah merupakan ummul kitab, surat pembuka dalam
Alquran. Sementara alfa merupakan nama huruf pertama abjad Yunani, bisa berarti
yang pertama, permulaan. Sedangkan alfabet adalah abjad. Makna dari alfanumerik
sendiri berarti rangkaian aksara yang dapat terdiri atas huruf, angka, tanda
baca, atau lambang Matematika.
Dari definisi dan analisis generasi ke generasi secara rumus
konvensional-digital di atas, bisa dipetakan bahwa generasi milenial (Generasi
Y), kemudian generasi Pascamilenial (Generasi Z), dan Generasi Alfa, adalah
mereka yang hidup dan duduk di bangku SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA bahkan
mahasiswa. Mereka merupakan generasi yang hidup dalam “benua maya” dan dalam lingkungan
internet. Untuk Generasi Alfa sendiri dalam konteks ini, bisa dikatakan sebagai
generasi wahid, pertama, awal, lalu pembaharu, pemula, pelopor, generasi
pertama setelah generasi yang ada sebelumnya, dan mendominasi kehidupan,
terutama di dunia pendidikan.
Buku ini merupakan bahan ajar kuliah yang dalam penyusunannya, penulis
menggunakan riset perpustakaan atau kajian pustaka, serta kajian empirik
lapangan, khusunya di dunia pendidikan. Bab pertama, mendekonstruksi ilmu,
filsafat, dan agama. Bab kedua, mengkaji ruang lingkup filsafat. Bab ketiga,
membedah filsafat manusia. Bab keempat, menguliti konsep diri (self concept) dalam perspektif filsafat.
Bab kelima, membedah akal-badan, dan relasi keduanya.
Bab keenam, mengkaji manfaat,
implikasi filsafat, dan hubungannya dengan bidang ilmu pendidikan. Bab ketujuh,
membedah metodologi dan klasifikasi filsafat ilmu dari para filsuf. Bab
kedelapan, membahas perkembangan ilmu. Bab kesembilan, membahas hubungan antara
ilmu dengan value (nilai). Bab kesepuluh,
membahas relevansi nilai-nilai Islam bagi pengembangan ilmu.
Tambahkan Komentar