Oleh Yaqut Cholil Qoumas
TABAYUNA.com - Dua orang dengan tampilan apa adanya ini adalah Ketua PWNU Jateng dan Jatim. Kiai Muzammil dan Kiai Marzuki Mustamar. Di tangan beliau berdua, puluhan juta nasib warga nahdliyin di dua propinsi besar itu disandarkan. Saya tahu betul, bagaimana beliau berdua mencitai dan mencintai NKRI sekaligus.
Teori yang selalu beliau berdua sampaikan, mencintai NU itu tak mungkin tanpa mencintai NKRI. Cobalah ganggu kedaulatan negeri ini, maka anda akan menyaksikan bagaimana kekuatan orang-orang sederhana itu mampu meluluhlantakkan gunung batu. Apalagi cuma Anda.
Soal kealiman dan kedalaman ilmu agama, nggak usah ditanya. Dibanding mereka yang hari ini teriak-teriak memperalat agama untuk merebut kuasa, beliau berdua jauh lebih mumpuni. Ya, hanya dengan kesederhanaan. Tak perlu pakai jubah, surban segede ban truk atau berlagak menjadi ahli dzikir yang di setiap show mengeluarkan air mata bergalon-galon.
Tak perlu juga mengawini banyak perempuan atas nama sunah nabi yang sejatinya cuma melampiaskan birahi..
Di NU, orang-orang sederhana begitu, banyak. Mereka inilah yang seharusnya diperhitungkan. Di dengar suara dan aspirasinya, dilaksanakan arahan-arahannya. Diajak berembug tentang nasib bangsa, bukan sekedar dibegal suaranya. Mereka ini yang selalu bisa melihat segala persoalan dengan mata hati. Sesuatu yang gagal dilakukan oleh sekelompok manusia yang cuma memupuk nafsu kekuasaan.
Kesederhanaan ini yang menjadi kunci, kenapa disepanjang jalan sejarah NU tak pernah tunduk dan takluk oleh kelompok-kelompok yang membenci dan berusaha menghancurkannya. Catat ini!
TABAYUNA.com - Dua orang dengan tampilan apa adanya ini adalah Ketua PWNU Jateng dan Jatim. Kiai Muzammil dan Kiai Marzuki Mustamar. Di tangan beliau berdua, puluhan juta nasib warga nahdliyin di dua propinsi besar itu disandarkan. Saya tahu betul, bagaimana beliau berdua mencitai dan mencintai NKRI sekaligus.
Teori yang selalu beliau berdua sampaikan, mencintai NU itu tak mungkin tanpa mencintai NKRI. Cobalah ganggu kedaulatan negeri ini, maka anda akan menyaksikan bagaimana kekuatan orang-orang sederhana itu mampu meluluhlantakkan gunung batu. Apalagi cuma Anda.
Soal kealiman dan kedalaman ilmu agama, nggak usah ditanya. Dibanding mereka yang hari ini teriak-teriak memperalat agama untuk merebut kuasa, beliau berdua jauh lebih mumpuni. Ya, hanya dengan kesederhanaan. Tak perlu pakai jubah, surban segede ban truk atau berlagak menjadi ahli dzikir yang di setiap show mengeluarkan air mata bergalon-galon.
Tak perlu juga mengawini banyak perempuan atas nama sunah nabi yang sejatinya cuma melampiaskan birahi..
Di NU, orang-orang sederhana begitu, banyak. Mereka inilah yang seharusnya diperhitungkan. Di dengar suara dan aspirasinya, dilaksanakan arahan-arahannya. Diajak berembug tentang nasib bangsa, bukan sekedar dibegal suaranya. Mereka ini yang selalu bisa melihat segala persoalan dengan mata hati. Sesuatu yang gagal dilakukan oleh sekelompok manusia yang cuma memupuk nafsu kekuasaan.
Kesederhanaan ini yang menjadi kunci, kenapa disepanjang jalan sejarah NU tak pernah tunduk dan takluk oleh kelompok-kelompok yang membenci dan berusaha menghancurkannya. Catat ini!
Tambahkan Komentar