Oleh M Kholid Syeirazi
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU).
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU).
Ini Kitab Fathul Bari, syarah Kitab Shahih Bukhari, terdiri dari 13 jilid, karangan Ibn Hajar al-Asqalani. Kepakaran dan otoritas Ibn Hajar dalam soal ilmu hadis tidak diragukan sedikit pun. Edisi yang saya pegang terbitan Dar Ihya Turats al-Arabi, Beirut, cet. ke-2, 1406 H. Alhamdulillah dapat warisan kitab ini dari Bapak saya. Keterangan soal bendera Nabi ada di Juz 6, halaman 95.
Ismail Yusanto bilang, HTI tidak punya bendera. Bendera bertulis kalimat tauhid itu bendera Rasulullah, bukan bendera HTI. Artinya bendera seluruh umat Islam. Ini cara sempurna pemutlakan kebenaran. Benarkah bendera Rasulullah bertulis kalimat tauhid?
Dalam bahasa Arab, bendera dan panji, sering bertukar bahasa. Liwa dan rayah dapat sekaligus bendera atau panji. Di dalam kitab ini, Ibn Hajar mengutip pendapat Abu Bakar ibn Arabi dan Tirmidzi. Keduanya membedakan perbedaan arti. Liwa diartikan panji, yang dipasang di ujung tombak. Rayah diartikan bendera, kain yang diikat di tombak dan berkibar oleh tiupan angin.
Hadis yang menerangkan warna bendera dan panji Nabi diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, dan Nasa´i. Bukari sendiri tidak meriwayatkan hadis tentang warna bendera atau panji Nabi. Bukhari hanya menerangkan bahwa dalam ekspedisinya, Nabi menggunakan bendera sebagai tanda untuk membedakan diri dari pasukan musuh. Hadis-hadis dari sejumlah rawi lain menyebut warna bendera Nabi berbeda-beda. Dalam banyak ekspedisi militer, Nabi tidak menggunakan warna tunggal, kadang putih, hitam, atau kuning. Artinya, bendera Nabi bukan identitas paten, seperti konstruksi tafsirnya para pengasong khilafah. Dan hadis yang menyebut kalimat tauhid tertulis di bendera Nabi itu riwayat Abu Syaikh, tetapi menurut Ibn Hajar, sanadnya lemah (اسناده واه).
Alhasil, kalau kita ikuti keterangan Ibn Hajar ini, klaim HTI rontok. Bendera Nabi polos dan tidak paten: berubah-ubah dari satu ekspedisi ke ekspedisi lain. Jadi berhentilah memanipulasi kalimat tauhid untuk merancang gerakan makar.
Ismail Yusanto bilang, HTI tidak punya bendera. Bendera bertulis kalimat tauhid itu bendera Rasulullah, bukan bendera HTI. Artinya bendera seluruh umat Islam. Ini cara sempurna pemutlakan kebenaran. Benarkah bendera Rasulullah bertulis kalimat tauhid?
Dalam bahasa Arab, bendera dan panji, sering bertukar bahasa. Liwa dan rayah dapat sekaligus bendera atau panji. Di dalam kitab ini, Ibn Hajar mengutip pendapat Abu Bakar ibn Arabi dan Tirmidzi. Keduanya membedakan perbedaan arti. Liwa diartikan panji, yang dipasang di ujung tombak. Rayah diartikan bendera, kain yang diikat di tombak dan berkibar oleh tiupan angin.
Hadis yang menerangkan warna bendera dan panji Nabi diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, dan Nasa´i. Bukari sendiri tidak meriwayatkan hadis tentang warna bendera atau panji Nabi. Bukhari hanya menerangkan bahwa dalam ekspedisinya, Nabi menggunakan bendera sebagai tanda untuk membedakan diri dari pasukan musuh. Hadis-hadis dari sejumlah rawi lain menyebut warna bendera Nabi berbeda-beda. Dalam banyak ekspedisi militer, Nabi tidak menggunakan warna tunggal, kadang putih, hitam, atau kuning. Artinya, bendera Nabi bukan identitas paten, seperti konstruksi tafsirnya para pengasong khilafah. Dan hadis yang menyebut kalimat tauhid tertulis di bendera Nabi itu riwayat Abu Syaikh, tetapi menurut Ibn Hajar, sanadnya lemah (اسناده واه).
Alhasil, kalau kita ikuti keterangan Ibn Hajar ini, klaim HTI rontok. Bendera Nabi polos dan tidak paten: berubah-ubah dari satu ekspedisi ke ekspedisi lain. Jadi berhentilah memanipulasi kalimat tauhid untuk merancang gerakan makar.
Tambahkan Komentar