TABAYUNA.com - Pimpinan Komisariat
Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar
Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) Universitas Negeri Malang telah melaksanakan acara penutupan majelis
diba sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018 di Masjid Darrul Muttaqin, Sukun,
Kota Malang ini terdiri dari tiga acara yaitu Khotmil Qur’an, Lomba Musabaqoh
Tilawatil Qur’an, dan pembacaan maulid diba yang ditutup dengan Mauidhoh
Khasanah oleh Habib Fahmi Bin Hamid Assegaf. “Acara ini diselenggarakan agar
warga nahdliyin khususnya di Universitas Negeri Malang bisa lebih dekat dan
bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Acara ini juga untuk mengakhiri
program rutinan di semester ini serta wadah untuk meminta ridho Allah agar
diberi kelancaran untuk menjalankan UAS” tutur Ulinnuha selaku ketua pelaksana.
Lomba Musabaqhoh
Tilawatil Qur’an diikuti oleh 14 orang baik perwakilan tiap departemen pengurus
maupun anggota IPNU IPPNU Universitas Neg eri Malang. “Kegiatan ini bertujuan
untuk mendekatkan dan menambah kecintaan generasi muda terhadap Al Qur’an.”
Ungkap Syahri selaku panitia.
Acara selanjutnya yaitu
Maulid Diba’ yang diisi oleh grup banjari PKPT IPNU IPPNU Universitas Negeri
Malang, Syubanul Wathon, sukses mengggetarkan hati setiap peserta yang hadir di
majelis ini. “Wujud cinta kita kepada Rasululllah bisa ditunjukkan dengan sering
membaca sholawat” tutur Imam selaku ketua Syubanul Wathon.
Puncak acara dari
majelis ini yaitu mauidhoh khasanah dengan pemateri Habib Fahmi Bin Hamid
Assegaf. Dalam mauidhoh yang bertemakan Mengapa
Harus Bermaulid Nabi, Beliau menjabarkan keistimewaan-keistimewaan yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad dibandingkan dengan nabi-nabi yang lain. Beliau
juga menjelaskan mengapa kita harus bergembira atas kelahiran Nabi Agung
Muhammad SAW.
“Maulid Nabi merupakan jembatan kita mengenal lebih dekat
junjungan kita agar kita bisa senantiasa meneladani sifat-sifat luhur dari Nabi
Muhammad. Maulid nabi juga merupakan penyadar umat, bahwa kasih sayang Nabi
Muhammad kepada umatnya begitu besar, baik saat berada di dunia maupun di
akhirat. Nabi Muhammad adalah Nabi yang Agung yang tidak pernah sekalipun
memikirkan kepentingannya pribadi namun senantiasa memohon kepada Allah terkait
kepentingan umatnya.” Ujar Habib Fahmi. (tb44).
Tambahkan Komentar