Temanggung, TABAYUNA.com - Selain mendidik dan mengajar, tugas dosen juga meneliti atau meriset dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Hal itu diungkapkan Ketua STAINU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi, MM., Senin (21/1/2019) saat merillis buku barunya berjudul Seni Rebana Perempuan di Temanggung: Studi Komunitas Rebana Salaf Khoirun-Nisa yang diterbitkan CV. Pilar Nusantara.
Buku tersebut merupakan hasil riset transformatif di Temanggung yang didanai Diktis Kemenag RI pada tahun 2018 berjudul "Peningkatan Kualitas Seni Rebana dalam Komunitas Rebana Salaf Khairun-Nisa di Kecamatan Tembarak Temanggung". Riset yang menjadi buku tersebut ditulis bersama Eko Sariyekti, M.S.I dosen STAINU Temanggung.
Menurut Dr. H. Baehaqi, seni rebana perempuan di Temanggung memiliki tipe menarik dan memuat kearifan lokal dibandingkan dengan seni rebana di daerah lain. "Seni rebana dalam penelitian yang kami lakukan memiliki tipe berbeda dengan seni yang lain. Salah satunya kearifan lokal dan digabungkan dengan nilai-nilai Islam," beber doktor jebolan UII Yogyakarta.
Dalam penelitian itu, peneliti merangkul komunitas masyarakat dan komunitas rebana dengan diberi tindakan melalui workshop, dilanjutkan dengan gebyar rebana. "Hasilnya, ada peningkatan ilmu dalam ketukan dan vokal dalam rebana," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya buku itu menjadikan kiprah STAINU Temanggung makin nyata dan benar-benar mewujudkan kampus berbasis riset. (tb44/Ibda).
Buku tersebut merupakan hasil riset transformatif di Temanggung yang didanai Diktis Kemenag RI pada tahun 2018 berjudul "Peningkatan Kualitas Seni Rebana dalam Komunitas Rebana Salaf Khairun-Nisa di Kecamatan Tembarak Temanggung". Riset yang menjadi buku tersebut ditulis bersama Eko Sariyekti, M.S.I dosen STAINU Temanggung.
Menurut Dr. H. Baehaqi, seni rebana perempuan di Temanggung memiliki tipe menarik dan memuat kearifan lokal dibandingkan dengan seni rebana di daerah lain. "Seni rebana dalam penelitian yang kami lakukan memiliki tipe berbeda dengan seni yang lain. Salah satunya kearifan lokal dan digabungkan dengan nilai-nilai Islam," beber doktor jebolan UII Yogyakarta.
Dalam penelitian itu, peneliti merangkul komunitas masyarakat dan komunitas rebana dengan diberi tindakan melalui workshop, dilanjutkan dengan gebyar rebana. "Hasilnya, ada peningkatan ilmu dalam ketukan dan vokal dalam rebana," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya buku itu menjadikan kiprah STAINU Temanggung makin nyata dan benar-benar mewujudkan kampus berbasis riset. (tb44/Ibda).
Tambahkan Komentar