Temanggung, TABAYUNA.com – Dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU
Jateng 2019 di komplek STAINU Temanggung dan KBIH Babussalam NU Temanggung,
Bupati Temanggung, H. Muhammad Al Khadziq, menegaskan bahwa kabupaten yang
dipimpinnya merupakan pusat gravitasi pergerakan kaum santri sejak zaman
dahulu.
Bupati Temanggung menegaskan hal itu saat menyampaikan
sambutan dalam Muskerwil PWNU Jateng pada Sabtu (26/01/2019).
“Pelaksanaan Muskerwil NU Jawa Tengah ini mengingatkan kami
bahwa Temanggung pernah menjadi pusat gravitasi pergerakan kaum santri dan kiai
dalam melawan penjajahan belanda,” kata mantan pengurus PP GP Ansor tersebut di
hadapan ratusan peserta.
Hadziq menceritakan, bahwa tepatnya di Kota Parakan, pada
awal abad ke-20 menjadi basis gerakan Sarekat Islam. Pada waktu-waktu itu juga
kaum santri dan kiai berjuang melawan penjajah dibawah komando KH.
Subchi. Di Parakan, keluarga KH. Subchi yang merupakan keturunan Kiai Abdul
Wahab menggembleng santri dan menyiapkan perlawanan terhadap penjajah.
“Jika dahulu di sini jadi pusat perjuangan kaum kiai dan
santri, dan sekarang jadi tuan rumah musykerwil, semoga ini benar-benar membawa
manfaat yang luas untuk kemajuan NKRI,” lanjut pria berkacamata tersebut.
Hadir ratusan peserta dari unsur PWNU Jateng dan lembaga di
bawahnya, Banom dan perwakilan PCNU se Jateng dan tamu undangan dari tingkat
provinsi dan kabupaten.
Bupati Temanggung juga mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama
merupakan inspirator kinerja pemerintah daerah. Organisasi masyarakat itu
menjadi yang terbesar memberi manfaat kepada masyarakat Temanggung dengan
berbagai lembaga yang dinaunginya.
“Bahkan NU Temanggung ini memiliki perguruan tinggi yang
terbesar di Temanggung dan satu-satunya,” beber dia yang disambut meriah
peserta Muskerwil.
Selanjutnya, Bupati Temanggung juga berharap hasil
musyawarah PWNU di Temanggung selama dua hari nanti akan bermanfaat untuk
masyarakat secara luas di seluruh Indonesia. Ia juga berharap usai dari
Temanggung para pengurus cabang mendapatkan inspirasi untuk memajukan
organisasinya masing-masing.
“Semoga NU tetap menjadi penerus perjuangan ulama yang teguh
membela dan memajukan NKRI sehingga kita aman dan tentram sebagai bangsa yang
mandiri,” papar dia.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Rois Syuriah PWNU Jateng KH
Ubaidullah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Drs. KH. Mohamad Muzamil,
Sekertaris H. Hudalloh Ridwan dan jajarannya.
Direncanakan, Muskerwil akan berlangsung sampai Ahad 27
Januari 2019 yang digelar dengan tema besar "Meneguhkan Kemandirian
Jam'iyyah dan Jama'ah Menuju Se-Abad NU".
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, Drs. KH
Muhammad Muzamil menjelaskan bahwa Muskerwil akan diikuti seluruh personal PWNU
Jateng dan utusan dari lembaga dan Banom NU tingkat Jateng serta utusan PCNU
se-Jateng sebanyak 400 peserta lebih. Muskerwil merupakan kegiatan
permusyawaratan tertinggi kedua setelah konferensi wilayah ini.
Tujuan Muskerwil itu agar seluruh lembaga dan badan otonom
NU di bawah PWNU Jateng dikonsolidasi dan ditata ulang program-programnya agar
sejalan dan tidak saling tumpang tindih antara sesama lembaga atau Banom,
bahkan dengan program kerja NU dalan forum Pembinaan dan Koordinasi lembaga di
lingkungan PWNU Jateng pada awal tahun 2019 ini.
Sebelumnya, di lokasi yang sama, pada Jumat (25/1/2019)
malam juga digelar silaturahmi dan konsolidasi instruktur nasional, instruktur
wilayah, dan tim PKPNU Cabang se Jateng. (tb11/Hi).
Tambahkan Komentar