Tokopedia |
Karya: Isaiah Berlin
Penerbit: Pustaka Promothea
Tahun: 2000
Tangan Kiri Tuhan
Umur Marx 31 tahun, ketika polisi Jerman memproklamirkan dia sebagai orang yang berbahaya. Marx kemudian diusir dari tempat tinggalnya, Koeln. Marx dituduh mengacau ketentraman masyarakat dengan menghasut rakyat untuk berontak dari cengkeraman undang-undang yang berlaku dan mendirikan sebuah republik sosialis sebagai gantinya.
Diusir dari Jerman, Marx mampir ke Paris, namun di kota itu kehadirannya juga tak dikehendaki. Dengan kantong kosong, perut lapar dan tubuh digerogoti penyakit Marx menuju London, pusat industri Eropa saat itu. Di London, Marx ibarat ikan bertemu air. Dan British Museum adalah kolam besar tempat Marx menelurkan karya-karya terpentingnya. Di ruang baca museum itulah Das Kapital lahir. “Aku selalu berada di British Museum mulai pukul 9 pagi hingga 8 malam,” tulis Marx dalam sebuah suratnya di tahun 1851, seperti dikutip Eugene Kamenka, salah seorang ahli Marx.
Das Kapital membawa Marx pada ketenaran abadi. Seperti kata sahabat karibnya, Friedrich Engels, “Buku ini menjelma menjadi kitab suci kaum buruh.” Meskipun ironisnya, buruh sedunia yang pernah membaca Das Kapital secara tuntas hanya bisa dihitung dengan sebelah tangan. Selain luar biasa sulit, ketebalan Das Kapital yang terdiri dari tiga jilid dengan hampir dua ribu halaman sudah cukup untuk menciutkan nyali calon pembacanya. Meski demikian, Das Kapital punya pengaruh yang luar biasa terhadap kaum proletar di ujung dunia manapun. Seperti kata, Isaiah Berlin dalam buku ini, kaum buruh percaya bahwa di antara lembaran-lembaran buku ini tersurat nasib yang tak bisa disangkal tentang tenggelamnya kapitalisme.
Kini seratus tahun lebih setelah kematian Marx di tahun 1883, dia masih menjadi hantu yang terus menggentayangi kita. Manifesto Komunis yang lahir satu setengah abad silam adalah buku yang sangat terkenal dan tetap paling banyak dibaca di seluruh dunia, hampir setara dengan Bible. Berbeda dengan Das Kapital yang cenderung ilmiah dan analitis, Manifesto Komunis lebih tepat disebut sebagai pamflet yang sangat provokatif.
Kapan dan di mana pun muncul masalah di dunia ini, Manifesto menjadi pegangan. Ketika semuanya tenang-tenang saja, buku ini menghilang. Ketika masalah datang, buku ini muncul lagi. Orang yang sudah lupa, akan kembali ingat. Ketika rezim fasis berkuasa, buku ini akan masuk dalam daftar buku yang wajib dibaca. Ketika orang bermimpi tentang perlawanan -bahkan jika mereka bukan komunis, atau jika mereka tidak percaya komunisme- Manifesto memberi musik bagi mimpi-mimpi mereka.
Hidup Marx memang sangat tragis dan betul-betul meresapi derita dunia. Hal inilah yang menjadi nyawa dan roh dalam tulisan-tulisannya. “Aku hampir tidak percaya, dalam keadaan tak punya uang sama sekali, aku justeru menulis risalah tentang uang.”
Oleh Ahmad Fauzi
Tambahkan Komentar