Ilustrasi Medium |
Semua orang bisa menulis. Namun akan lebih menarik apabila menulis itu merupakan teknik yang dihasilkan dari proses dan mekanisme kerja panjang. Setiap orang memiliki gaya tulisannya masing masing. Mulai dari mereka yang taat asas bahasa dan strukturnya, atau mereka yang mengandalkan pilihan kata, juga mereka yang mengutamakan imaji kreatif dan masih banyak lainnya.
Di sini saya bukanlah seorang penulis yang taat asas bahasa malah sering melanggarnya. Saya juga bukan penulis otentik dan kreatif. Saya hanya mengandalkan lumbung buku buku yang selama ini dibaca dengan lelah dan panjang. Sejak kelas 3 SMA saya memiliki displin tinggi untuk membaca. Setiap hari rata rata ada 8 jam khusus untuk menyelinap ke dalam buku.
Saya tidak pernah belajar teknik menulis, hanya mengolah buku buku dari mulai disiplin agama, filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, sastra, fisika dan matematika dengan seduhan khayalan dan sedikit campuran delusi. Saya biarkan otak bebas mengaduk dan mengolah kosakata dan pemikiran tentunya dengan bahan bahan bacaan buku yang dihadapkan tidak saja dengan realitas tetapi juga khayalan ilusif.
Singkatnya, menulis itu penuh ketidakpastian meskipun kita sudah merancangnya dengan determinasi tinggi. Disusun dengan rasional, tapi sebenarnya ide itu bergerak dan muncul seperti partikel sub atomik yang bebas, acak tak teratur. Ingat, menulis tanpa membaca akan berbeda bentuknya dengan yang sering dan tekun membaca. Banyak perbedaannya!
Tambahkan Komentar