Oleh :
Putri Amaliya
Peresensi Mahasiswa
Prodi PAI STAINU Temanggung
Khas Temanggung sangat melimpah
dan beraneka ragam disetiap daerah. Di antaranya yang tertulis di buku sejarah
dan Legenda Desa di kabupaten Temanggung, Magelang, dan Semarang , dalam
buku tersebut terdapat berbagai macam sejarah, asal usul, legenda, tradisi
-tradisi dan cerita mistis di masing-masing desa di kabupaten Temanggjbg. Mulai
dari nyadran, mitoni, ngapati, grebek kirab, kesenian tadisional, bersih dusun
atau disebut dengan merti dusun. Dan disetiap desa terdapat berbagai
macam kesenian-kesenian tradisional di
antaranya kuda lumping, srandul, janen, tledek, kuntulan, dan berbagai
kesenian lainnya.
Dan di kabupaten Temanggung
terdapat salah satu desa yang bernama watukumpul, watukumpul barasal dari bahasa jawa yaitu watu yang
berarti batu dan kumpul yang berarti kumpul atau bersama. Jadi watukumpul
adalah " batu yang berkumpul" . Diceritakan dari seorang pemuka desa
watukumpul yang bertempat tinggal di dusun Kenangkan bernama mbah Sumar (58
tahun) menyatakan bahwa yang merintis desa watu kumpul adalah Kiai Selo Ageng,
prajurit pangetan Diponegoro . Diceritakan dahulu pada zaman Belanda Kiai Selo
Ageng san Kiai Selo Bendero, prajurit pangeran Diponegoro dikejar oleh musuh
sampai kaki gunung sindoro. Di tempat tersebut Ki Selo Ageng dan Kiai Selo
Bendero berhasil mengalahkan musuh. Mereka berdua turun dari kaki gunung
sindoro, sampailah disebuah temapat dan mereka berdua mendirikan sebuah
padepokan di tempat tersebut.
Kiai Selo Bendero menamakan
padepokan yang beliau tinggali tersebut dengan nama Kenangkan karena beliau
merasa harus ada kenang-kenangan ketiaka beliau ikut memperjuangkan kemerdekaan
melawan musuh.
Di desa watukumpul tersebut
terdapat batu-batu yang terkumpul berjumlah enam. Yang menggambarkan jumlah
dusun yang berada di Deda Watukumpul yaitu dusun Kenangkan, dusun Karangsari,
dusun Pulutan, dusun Sorodanan, dusun Tegalwatu, dan dusun Gondangan. Sehingga
mereka menamakan tempat tersebut dengan desa Watukumpul.
Kondisi alam desa Watukumpul
adalah persawahan, sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
petani. Dengan hasil pertanian yang berupa tanaman pokok (padi dan jagung)
ataupun tanaman yang lainnya. Seperti tembakau yang sudah menjadi ciri khas
kota Temanggung.
Penduduk watukumpul juga masih
menjaga tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu seperti kuda lumping,
ndibakan, dan zanzenan. Disalah satu dusun yang berada di desa Watukumpul yaitu
dusun Sorodanan pada setiap bulan suro pasti diadakan kuda lumping, dikarenakan
mereka percaya bahwa apabila tidak dilaksanakan maka dusun tersebut akan
terkena sebuah musibah.
Kekurangan/kritik
Kekurangan di dalam buku yang
berjudul sejarah dan Legenda Desa di kabupaten Temanggung, Magelang, dan kabupaten
Semarang. Bahasa yang digunakan bertele-tele, terdapat kata-kata yang sulit
untuk dipahami
Kelabihan
Kelebihan di dalam buku yang
berjudul Sejarah dan legenda Desa di kabupaten Temanggung, Magelang, dan
Semarang. Isi dari buku ini menarik yang di dalamnya terdapat berbagai macam
cerita dari masing-masing desa. Dan setiap desa memiliki cerita yang
berbeda-beda, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami.
Biodata
buku :
Judul: Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang
Nama penulis:
Putri Amaliya
Nama
editor : Hamidulloh Ibda, M.Pd.
ISBN :
978-602-53552-7-1
Penerbit:
CV. Pilar Nusantara
Tahun
penerbit : 2019
Cetakan:
Kesatu, Januari 2019
Tebal:
301 halaman
Harga:
Rp. 55.000
Tambahkan Komentar