Ibn Khaldun (Foto Tempo.co) |
Ibn Khaldun adalah salah satu sejarahwan yang menuliskan teori ashobiyah atau solidaritas yang didasarkan pada persamaan suku, darah, ras, kerabat dan sejenisnya. Islam muncul dengan menentang ashobiyah dan mengumandangkan solidaritas baru, yaitu iman.
Kita disebut saudara bukan karena satu suku atau kerabat tapi karena persamaan iman. Oleh karena itu Islam adalah gerakan yang sangat revolusioner.
Sekarang kita bisa melihat kenapa nasionalisme susah akur dengan solidaritas yang didasarkan persamaan iman? Karena memang nasionalisme itu bagian dari ashobiyah yang ditentang sejak awal oleh revolusi iman.
New Zealand sedikit menggambarkan pertarungan SARA melawan solidaritas iman. Supremasi ras merupakan bagian dari ashobiyah alias teman dekat nasionalisme. Akankah akan ada benturan besar antara nasionalisme yang merupakan bagian dari ashobiyah melawan revolusi iman?
Tambahkan Komentar