Temanggung, TABAYUNA.com - Muhammad Ainun Nadjib (Cak Nun) menegaskan bahwa keluarga lebih penting daripada sebuah negara. "Nabi Adam ketika pertama kali diturunkan ya menikah dulu. Beranak pinak, ada Qabil, Habil, dan lainnya, baru ada negara," katanya dalam Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng dalam rangka Tasyakuran Masjid Darul Qirom dan Akhirussanah TPQ Almuttaqin RW 5 Mudal, Temanggung, Jawa Tengah pada Senin (22/4/2019) malam.
Suami dari Novia Kolopaking ini juga menegaskan, usai Pilpres 2019, masyarakat harus bersatu agar Indonesia damai. "Jangan sampai beda pilihan Anda kerengan (bertengkar). Karena ada suami istri, adik kakak pisah karena beda pilihan. Yang suami pilih nomor satu, yang istri milih nomor dua. Jangan bertengkar dan mengorbankan keluarga, karena keluarga lebih penting dari negara. Mau presidennya siapa, Anda masih bisa makan nggak?," kelakarnya dalam forum yang dihadiri ribuan masyarakat tersebut.
Silakan sesuai hati nurani Anda, lanjut dia, yang penting jangan korbankan keluarga. "Saya juga tidak tahu pilihan Anda. Yang penting utamakan keluarga. Biarkan pasangan 01 dan 02 menyelesaikan masalahnya sendiri sekarang. Di sini nanti, kita harus membahas dan memilih yang lain, 03 04 dan seterusnya," tegas dia.
Budayawan nyentrik ini juga mendekonstruksi makna masjid yang ditemani KH. Muzammil. Menurut dia, masjid hakikatnya bukan milik perorangan, yayasan, namun milik Allah. "Jika diklaim masjid milik perorangan, maka akan mengurangi substansi masjid," beber dia.
Selain Cak Nun dan rombongan, hadir dalam kesempatan itu, jajaran Polsek, tokoh agama dan ribuan jamaah Maiyah dari berbagai daerah. (Tb45/Ibda).
Suami dari Novia Kolopaking ini juga menegaskan, usai Pilpres 2019, masyarakat harus bersatu agar Indonesia damai. "Jangan sampai beda pilihan Anda kerengan (bertengkar). Karena ada suami istri, adik kakak pisah karena beda pilihan. Yang suami pilih nomor satu, yang istri milih nomor dua. Jangan bertengkar dan mengorbankan keluarga, karena keluarga lebih penting dari negara. Mau presidennya siapa, Anda masih bisa makan nggak?," kelakarnya dalam forum yang dihadiri ribuan masyarakat tersebut.
Silakan sesuai hati nurani Anda, lanjut dia, yang penting jangan korbankan keluarga. "Saya juga tidak tahu pilihan Anda. Yang penting utamakan keluarga. Biarkan pasangan 01 dan 02 menyelesaikan masalahnya sendiri sekarang. Di sini nanti, kita harus membahas dan memilih yang lain, 03 04 dan seterusnya," tegas dia.
Budayawan nyentrik ini juga mendekonstruksi makna masjid yang ditemani KH. Muzammil. Menurut dia, masjid hakikatnya bukan milik perorangan, yayasan, namun milik Allah. "Jika diklaim masjid milik perorangan, maka akan mengurangi substansi masjid," beber dia.
Selain Cak Nun dan rombongan, hadir dalam kesempatan itu, jajaran Polsek, tokoh agama dan ribuan jamaah Maiyah dari berbagai daerah. (Tb45/Ibda).
Tambahkan Komentar