Semarang, TABAYUNA.com - Bertempat di aula pertemuan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Jl. Pemuda 136 Kota Semarang, Pengurus Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Ma'arif NU Jawa Tengah periode 2018-2023 resmi dilantik pada, Ahad siang (29/4/2019). Pengurus Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng dilantik langsung Wakil Ketua Kwarda Jateng Dr. Sujarwanto Dwiatmoko.
"Baru saja kita saksikan bersama, kakak-kakak telah dilantik dan mengucapkan ikrar Tri Satya. Ikrar Tri Satya ini mengandung empat kewajiban. Pertama, kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, kewajiban kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga, kewajiban kepada Pancasila dengan cara menghayati dan mengamalkannya. Keempat, kewajiban dengan sesama masyarakat. Kelima, kewajiban menepati Dasa Dharma Pramuka," beber Wakil Ketua Kwarda Jateng Dr. Sujarwanto Dwiatmoko yang mewakili Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah Siti Atiqoh Supriyanti tersebut.
Sujarwanto yang juga pejabat Dinas ESDM Jawa Tengah ini mengharap peran serta Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng untuk membangun Jawa Tengah bersinergi dengan pemerintah. "Kita menghadapi zaman milenial, maka selain mengurangi kemiskinan, kita harus mendorong kualitas SDM yang bagus. Yang bagus bagaimana? Yang cinta tanah air, tepo seliro, toleran, memiliki kompetensi, moral, inilah salah satu tugas Kepramukaan yang harus dijalankan," beber mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng tersebut.
Pihaknya mewakili Kwarda Jateng mengucapkan selamat kepada Mabi dan Pengurus Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng periode 2018-2023 yang baru dilantik. Selain itu, pihaknya juga berharap agar Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng dapat menguatkan gugus depan pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU di era milenial ini karena saat ini anak-anak sudah dipenuhi dengan tantangan milenial seperti hoaks, informasi palsu, gadget, dan lainnya.
Pihaknya juga mendorong agar Sakoma NU Jateng mengawal kebijakan pemerintah dalam membangun good governance. "Semoga kita dapat menjalankannya bersama dan secara teknis kita terjemahkan bersama," papar doktor Administrasi Publik Universitas Diponegoro (Undip) tersebut.
Sambutan selanjutnya, Sekretaris PWNU Jateng KH Hudallah Ridwan, menegaskan peran Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng ini adalah salah satu terjemahan dan misi di mana NU itu didirikan. "Tadi kita menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathon, ada lirik Hubbul Wathon Minal Iman, mencintai tanah air sebagian dari iman. Lagu ini digubah KH. Wahab Hasbullah salah satu muassis NU. Lalu ada lirik Indonesia biladi, Indonesia negeriku. Jauh sebelum Bung Karno mengucapkan Bangsa Indonesia, para muassis NU sudah mengawalinya," katanya.
Bohong, katanya, jika ada orang Islam mencintai Allah, mencintai Rasullullah tetapi tidak mencintai negaranya, tanah airnya. "Membela tanah air sama saja menjadi golongannya Nabi Muhammad. Tidak membela tanah air sama saja menelantarkan sesama. NU harus hadir di setiap waktu, salah satunya melalui Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif NU ini," beber dia.
Di akhir sambutan, Gus Huda juga mengajak semua pengurus untuk aktif. "Hadratus Syaikh Hasyim Asyari berpesan, siapa saja yang mengurusi NU, saya anggap santriku. Siapa yang menjadi santriku, saya doakan khusnul khatimah," lanjutnya.
Selain jajaran PWNU, Kwarda, hadir tamu undangan Sakoma se Jateng, IPNU-IPPNU Jateng, dan tamu undangan dari berbagai unsur pemerintah. (Tb55/ Ibda).
"Baru saja kita saksikan bersama, kakak-kakak telah dilantik dan mengucapkan ikrar Tri Satya. Ikrar Tri Satya ini mengandung empat kewajiban. Pertama, kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, kewajiban kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga, kewajiban kepada Pancasila dengan cara menghayati dan mengamalkannya. Keempat, kewajiban dengan sesama masyarakat. Kelima, kewajiban menepati Dasa Dharma Pramuka," beber Wakil Ketua Kwarda Jateng Dr. Sujarwanto Dwiatmoko yang mewakili Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah Siti Atiqoh Supriyanti tersebut.
Sujarwanto yang juga pejabat Dinas ESDM Jawa Tengah ini mengharap peran serta Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng untuk membangun Jawa Tengah bersinergi dengan pemerintah. "Kita menghadapi zaman milenial, maka selain mengurangi kemiskinan, kita harus mendorong kualitas SDM yang bagus. Yang bagus bagaimana? Yang cinta tanah air, tepo seliro, toleran, memiliki kompetensi, moral, inilah salah satu tugas Kepramukaan yang harus dijalankan," beber mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng tersebut.
Pihaknya mewakili Kwarda Jateng mengucapkan selamat kepada Mabi dan Pengurus Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng periode 2018-2023 yang baru dilantik. Selain itu, pihaknya juga berharap agar Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng dapat menguatkan gugus depan pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU di era milenial ini karena saat ini anak-anak sudah dipenuhi dengan tantangan milenial seperti hoaks, informasi palsu, gadget, dan lainnya.
Pihaknya juga mendorong agar Sakoma NU Jateng mengawal kebijakan pemerintah dalam membangun good governance. "Semoga kita dapat menjalankannya bersama dan secara teknis kita terjemahkan bersama," papar doktor Administrasi Publik Universitas Diponegoro (Undip) tersebut.
Sambutan selanjutnya, Sekretaris PWNU Jateng KH Hudallah Ridwan, menegaskan peran Sako Pramuka Ma'arif NU Jateng ini adalah salah satu terjemahan dan misi di mana NU itu didirikan. "Tadi kita menyanyikan lagu Mars Syubbanul Wathon, ada lirik Hubbul Wathon Minal Iman, mencintai tanah air sebagian dari iman. Lagu ini digubah KH. Wahab Hasbullah salah satu muassis NU. Lalu ada lirik Indonesia biladi, Indonesia negeriku. Jauh sebelum Bung Karno mengucapkan Bangsa Indonesia, para muassis NU sudah mengawalinya," katanya.
Bohong, katanya, jika ada orang Islam mencintai Allah, mencintai Rasullullah tetapi tidak mencintai negaranya, tanah airnya. "Membela tanah air sama saja menjadi golongannya Nabi Muhammad. Tidak membela tanah air sama saja menelantarkan sesama. NU harus hadir di setiap waktu, salah satunya melalui Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif NU ini," beber dia.
Di akhir sambutan, Gus Huda juga mengajak semua pengurus untuk aktif. "Hadratus Syaikh Hasyim Asyari berpesan, siapa saja yang mengurusi NU, saya anggap santriku. Siapa yang menjadi santriku, saya doakan khusnul khatimah," lanjutnya.
Selain jajaran PWNU, Kwarda, hadir tamu undangan Sakoma se Jateng, IPNU-IPPNU Jateng, dan tamu undangan dari berbagai unsur pemerintah. (Tb55/ Ibda).
Tambahkan Komentar