Oleh Khoirul Anwar Afa
Alumnus Jurusan Ilmu Al Quran Dan Tafsir di IIQ Jakarta
Sejak beberapa hari setelah beredar poster di medsos bahwa Gus Baha' akan ngisi pengajian di Masjid Bayt Al-Quran, saya katakan ke teman teman kalau saya harus hadir.
Pagi sekali saya ajak Kafa ke lokasi. Sampai di Masjid, keadaan masih sepi. Belum banyak yang datang. Bahkan saya sebagai pengisi daftar hadir pertama. Setelah dari 2 jam saya dan para jamaah sudah menanti, Gus Baha' baru memasuki masjid, meskipun kabarnya sudah dari kemarin berada di BQ.
Sungguh mencengangkan. Gus Baha' yang namanya "masyhur" ternyata sudah rawuh, yang sebagian orang belum pernah melihatnya mungkin tidak kenal kalau itu Pakar Tafsir dari Narukan, Rembang. Penampilannya biasa saja. Nggak pakai jubah. Hanya pakai baju putih, sarung, dan pecinan khas orang NU. Banyak lekukan. Tapi kata teman saya, peci itu bisa buat bikin Wahabi Takfiri jempalikan. Entah ada apa di dalamnya. Bisa konfirmasi langsung ke Kiai Aminur Rahman.
Ok. Saya mau berbagi ulasan sedikit saja. Begini, setelah Gus Baha' pegang Mic, tanpa panjang lebar ia katakan kalau belajar al Quran itu sangat mudah bahkan orang kafir pun bisa. Karena obyek al-Quran pada saat itu adalah orang-orang kafir. Musailamah al Kazzab dulu orang kafir yg mendengarkan al-Quran. Pengkuanya, ia sebagai orang yang tidak setuju untk pham Al-Quran harus punya banyak kriteria.
Punya adabusalim adalah kunci utama, katanya. Dulu, ayat Al Quran ketika dipahami mendapatkan pemahaman utuh. Tidak seperti sekarang yang hanya andalkan terjemahan.
Ia juga ceritakan peristiwa islahnya pengikut Firaun yang tidak percaya dg argumen Haman yang akan cari Tuhan dg bikin bangunan. Sedangkan Musa hanya katakan bahwa Tuhanmu adalah rabbukum wa rabbul alamin. Dari argumen itu berhasil membuat separuh pengikut Firaun keluar dan ikut Musa.
Menurutnya, Islam itu pakai Qiyas/analogi. Ia juga punya banyak bukti bahwa qiyas itu memang menbuat ngelu. Contoh: Orang sedang ramai bicarakan gajah, Allah malah bicara tentang nyamuk.
Namun walau demikian, Al-Quran menantang orang untuk menandinginya, sehingga orang kafir dulu penah sewa Musailamah al Kazzab. Mereka ingin tandingi surah az Zariyat. Tapi malah lucu. Tetap tidak bisa menandinginya.
Lagi lagi Gus Baha' memang suka sampaikan ibrah melalui cerita. Ada banyak cerita yang sangat menarik yang ia hafal berikut nalarnya. Baik. Di antaranya ia kisahkan bahwa Nabi pernah sampaikan hadis al Qatil dan Maqtul fi an Nar. Lalu sempat dipertanyakan oleh para sahabat. Dan Nabi memberikan penjelasan alasan bahwa sama2 bermental pembunuh.
Kata Gus Baha' lagi, Nabi itu seneng guyon tapi tidak bohong. Seperti ketika ada orangtua yang dipinjami anak onta, kemudian ia bertanya kepada nabi kenapa dikatakan anak onta padahal ini sudah tua. Nabi menjawab iya sudah lha wong anak unta kog.
Nabi Ibrahim didatangi Izrail yang akan mencabut nyawanya. Lalu Ibrahim mendebatnya mosok kekasih Allah mau dibunuh. Lalu kembali pada Allah dan diberi redaksi lain masak kekasih Allah nggak mau ketemu kekasihnya. Dan intinya, dulu para nabi menerapkan kebenaran itu rileks.
Lanjut lagi, katanya, soal Fekih itu bisa dinego. Seperti ketika kasus berteman dg orang fasik boleh g? Pasti jawabnya tidak boleh. Kalau membimbing orang fasik boleh nggak. Pasti boleh. Dan membimbing itu diawali dari perkenalan lalu pertemanan.
Sebenarnya masih banyak lagi kucuran ilmu Gus Baha'. Saking derasnya ilmunya dialirkan sehingga perlu seleksi untuk saya ulas seadanya. Maaf kalau tulisan saya banyak lekukan seperti lekukan pecinya wong NU.
Alumnus Jurusan Ilmu Al Quran Dan Tafsir di IIQ Jakarta
Sejak beberapa hari setelah beredar poster di medsos bahwa Gus Baha' akan ngisi pengajian di Masjid Bayt Al-Quran, saya katakan ke teman teman kalau saya harus hadir.
Pagi sekali saya ajak Kafa ke lokasi. Sampai di Masjid, keadaan masih sepi. Belum banyak yang datang. Bahkan saya sebagai pengisi daftar hadir pertama. Setelah dari 2 jam saya dan para jamaah sudah menanti, Gus Baha' baru memasuki masjid, meskipun kabarnya sudah dari kemarin berada di BQ.
Sungguh mencengangkan. Gus Baha' yang namanya "masyhur" ternyata sudah rawuh, yang sebagian orang belum pernah melihatnya mungkin tidak kenal kalau itu Pakar Tafsir dari Narukan, Rembang. Penampilannya biasa saja. Nggak pakai jubah. Hanya pakai baju putih, sarung, dan pecinan khas orang NU. Banyak lekukan. Tapi kata teman saya, peci itu bisa buat bikin Wahabi Takfiri jempalikan. Entah ada apa di dalamnya. Bisa konfirmasi langsung ke Kiai Aminur Rahman.
Ok. Saya mau berbagi ulasan sedikit saja. Begini, setelah Gus Baha' pegang Mic, tanpa panjang lebar ia katakan kalau belajar al Quran itu sangat mudah bahkan orang kafir pun bisa. Karena obyek al-Quran pada saat itu adalah orang-orang kafir. Musailamah al Kazzab dulu orang kafir yg mendengarkan al-Quran. Pengkuanya, ia sebagai orang yang tidak setuju untk pham Al-Quran harus punya banyak kriteria.
Punya adabusalim adalah kunci utama, katanya. Dulu, ayat Al Quran ketika dipahami mendapatkan pemahaman utuh. Tidak seperti sekarang yang hanya andalkan terjemahan.
Ia juga ceritakan peristiwa islahnya pengikut Firaun yang tidak percaya dg argumen Haman yang akan cari Tuhan dg bikin bangunan. Sedangkan Musa hanya katakan bahwa Tuhanmu adalah rabbukum wa rabbul alamin. Dari argumen itu berhasil membuat separuh pengikut Firaun keluar dan ikut Musa.
Menurutnya, Islam itu pakai Qiyas/analogi. Ia juga punya banyak bukti bahwa qiyas itu memang menbuat ngelu. Contoh: Orang sedang ramai bicarakan gajah, Allah malah bicara tentang nyamuk.
Namun walau demikian, Al-Quran menantang orang untuk menandinginya, sehingga orang kafir dulu penah sewa Musailamah al Kazzab. Mereka ingin tandingi surah az Zariyat. Tapi malah lucu. Tetap tidak bisa menandinginya.
Lagi lagi Gus Baha' memang suka sampaikan ibrah melalui cerita. Ada banyak cerita yang sangat menarik yang ia hafal berikut nalarnya. Baik. Di antaranya ia kisahkan bahwa Nabi pernah sampaikan hadis al Qatil dan Maqtul fi an Nar. Lalu sempat dipertanyakan oleh para sahabat. Dan Nabi memberikan penjelasan alasan bahwa sama2 bermental pembunuh.
Kata Gus Baha' lagi, Nabi itu seneng guyon tapi tidak bohong. Seperti ketika ada orangtua yang dipinjami anak onta, kemudian ia bertanya kepada nabi kenapa dikatakan anak onta padahal ini sudah tua. Nabi menjawab iya sudah lha wong anak unta kog.
Nabi Ibrahim didatangi Izrail yang akan mencabut nyawanya. Lalu Ibrahim mendebatnya mosok kekasih Allah mau dibunuh. Lalu kembali pada Allah dan diberi redaksi lain masak kekasih Allah nggak mau ketemu kekasihnya. Dan intinya, dulu para nabi menerapkan kebenaran itu rileks.
Lanjut lagi, katanya, soal Fekih itu bisa dinego. Seperti ketika kasus berteman dg orang fasik boleh g? Pasti jawabnya tidak boleh. Kalau membimbing orang fasik boleh nggak. Pasti boleh. Dan membimbing itu diawali dari perkenalan lalu pertemanan.
Sebenarnya masih banyak lagi kucuran ilmu Gus Baha'. Saking derasnya ilmunya dialirkan sehingga perlu seleksi untuk saya ulas seadanya. Maaf kalau tulisan saya banyak lekukan seperti lekukan pecinya wong NU.
Tambahkan Komentar