Ilustrasi Kompasiana.com |
Oleh
Shelly Fitri Afifah
Prodi
PAI, STAINU Temanggung, Jawa Tengah
Assalamualaikum
wr.wb.
Perkenalkan
nama saya Shelly Fitri Afifah, Prodi PAI, STAINU Temanggung.
Pada
kesempatan ini, saya kan berbagi sedikit ilmu tentang “Amalan Berpuasa”.
Puasa
bisa diartikan menahan hawa nafsu, menahan hawa nafsu yang dimaksud tidak hanya
menahan untik tidak makan dan tidak minum, tetapi juga menahan hawa nafsu dalam
hal kemaksiatan.
Saya
punya satu cerita yang mungkin bisa memotivasi anda untuk lebih semangat
berpuasa.
Zaman
dahulu, konon katanya ada rombongan kafilah yang sedang melakukan perjalanan
disuatu tempat, di tengah perjalanan mereka dihadang oleh beberapa rampok yang
merampas semua persediaan makanan yang dibawa olrh rombongan kafilah ini.
Selesai
merampok para rampok ini memakan semua hasil rampokannya, tetapi ada salah satu
anggota rampok yang tidak ikut makan yaitu kepala rampok, atau kalau kita
biasanya menyebutnya “bos”. Kemudian ada salah satu anak buahnya yang bertanya
“mengapa bos tidak ikut makan?”, si bos menjawab bahwa ia sedang “Berpuasa”.
Disini
kita dapatkan pertanyaan, “Apakah amalan puasanya diterima?” “Apa si rampok ini
mendapatkan ganjaran, atau hanya sia-sia?”, “Kok dia berpuasa, tetapi
merampok?” ataupun sebaliknya, “Kok dia perampok, tapi berpuasa?”.
Nah,
muncul beberapa pertanyaan yang mungkin membuat kita sedikit berfikir dan
membuat kita bingung.
Saya
akan lanjutkan ceritanya, agar kalian mendapatkan jawabannya.
Kemudian,
suatu hari lagi sahabat Suhel yang pernah dirampok itu bertemu dengan si bos
rampok ini di Makkah, beliau sedang melaksanakan ibadah Haji. Bertemulah mereka
dan terjadi percakapan diantaranya.
Ternyata,
si bos rampok ini suka berpuasa dan dia yakin dengan dia berpuasa maka dia
mampu membuka salah satu pintu surga Allah SWT, dia mampu mendapatkan hidayah
dari Allah SWT, dan dia mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan
amalan yang dilakukannya.
Ya,
disini kita dapat mengambil pelajaran, bahwa keyakinan hati bisa merubah kita
menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Lakukanlah
perbuatan baik yang kalian suka meskipun masih engan meninggalkan perbuatan
buruk. Kalian suka bersodakoh? Maka sodakohlah, insyaAllah Allah akan merubah
pribadi kalian untuk lebih baik lagi dengan amalan-amalan kalian.
Jadilah
manusia seperti malaikat yang selalu menebar kebaikan, jangan jadi manusia
seperti syaiton dan hewan yang selalu menebar kemaksiatan dan menebar hawa
nafsu.
Mungkin
itu saya yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada tutur kata yang
salah. Sekian dan Terimakasih
Wassalamualaikumwr.wb.
Tambahkan Komentar