Oleh Ahmad Fauzi
Dalam penyembuhan orang yang mengidap skizofrenia, seperti saya, banyak yang menganjurkan untuk mengamalkan ajaran agama secara tekun dan baik. Tapi, menurut pengamatan saya, mengamalkan agama secara ketat justeru makin memperparah delusi dan halusinasi seorang skizofren.
Contoh. Dalam Islam kita diwajibkan untuk percaya pada tuhan dan malaikat atau setan yang keberadaannya eksis secara gaib. Tuhan diimani sebagai sosok kekuatan tak terbatas yang selalu melihat, mengawasi dan mengintervensi kehidupan kita sepenuhnya.
Mau apapun, dalam situasi bagaimanapun, di manapun, ada tuhan dan malaikat yang mengawasi dan melihat perbuatan kita. Di tambah dengan kepercayaan pada iblis atau setan yang dianggap sering membisikkan kata kata atau bujuk rayu secara halus dan tersamar.
Dengan mengimani hal hal di atas, delusi dan halusinasi seorang penderita skizofren bukan makin membaik dan sembuh justru memburuk atau setidaknya delusi susah hilang dari pikiran meskipun setiap hari kita sudah mengonsumsi obat anti psikotik dan sejenisnya secara rutin.
Saya heran dengan para psikiater yang memberi terapi seorang skizofren dengan bentuk bentuk sikap dan kepercayaan religius. Justeru kalau ingin membaik dan lekas pulih kesadarannya, yang paling efektif adalah menjadi ateis. Tidak percaya hal hal gaib, seperti tuhan, malaikat, iblis atau setan apalagi pocongan. Dan tetaplah percaya bahwa uang adalah kekuatan yang paling nyata di dunia.
Dalam penyembuhan orang yang mengidap skizofrenia, seperti saya, banyak yang menganjurkan untuk mengamalkan ajaran agama secara tekun dan baik. Tapi, menurut pengamatan saya, mengamalkan agama secara ketat justeru makin memperparah delusi dan halusinasi seorang skizofren.
Contoh. Dalam Islam kita diwajibkan untuk percaya pada tuhan dan malaikat atau setan yang keberadaannya eksis secara gaib. Tuhan diimani sebagai sosok kekuatan tak terbatas yang selalu melihat, mengawasi dan mengintervensi kehidupan kita sepenuhnya.
Mau apapun, dalam situasi bagaimanapun, di manapun, ada tuhan dan malaikat yang mengawasi dan melihat perbuatan kita. Di tambah dengan kepercayaan pada iblis atau setan yang dianggap sering membisikkan kata kata atau bujuk rayu secara halus dan tersamar.
Dengan mengimani hal hal di atas, delusi dan halusinasi seorang penderita skizofren bukan makin membaik dan sembuh justru memburuk atau setidaknya delusi susah hilang dari pikiran meskipun setiap hari kita sudah mengonsumsi obat anti psikotik dan sejenisnya secara rutin.
Saya heran dengan para psikiater yang memberi terapi seorang skizofren dengan bentuk bentuk sikap dan kepercayaan religius. Justeru kalau ingin membaik dan lekas pulih kesadarannya, yang paling efektif adalah menjadi ateis. Tidak percaya hal hal gaib, seperti tuhan, malaikat, iblis atau setan apalagi pocongan. Dan tetaplah percaya bahwa uang adalah kekuatan yang paling nyata di dunia.
Tambahkan Komentar