Semarang, TABAYUNA.com - Lembaga Pendidikan Ma'arif PWNU Jawa Tengah mendedikasikan siap menjadi rujukan pendidikan inklusif di Jawa Tengah bahkan di Indonesia. Hal itu diungkapkan Ketua LP Ma'arif PWNU Jateng R. Andi Irawan saat buka bersama yang digelar Kamis (23/5/2019) di kantor PWNU Jateng.
"Pendidikan inklusif yang kita programkan dengan desain madrasah inklusif sudah jalan di beberapa kabupaten. Ini tindaklanjut dari kemitraan yang dijalin pengurus periode sebelumnya dengan UNICEF," katanya.
Berbagai pelatihan dan workshop di kabupaten piloting sudah berjalan. Selain di Kabupaten Semarang juga di Banyumas, Cilacap dan Brebes. "Ke depan insyaallah program sudah jalan dengan bantuan tim perumus. Besuk juga dibahas lagi kurikulumnya untuk penguatan pendidikan inklusif yang menegaskan bahwa sekolah dan madrasah Ma'arif ini terbuka dan dapat diakses anak berkebutuhan khusus, disabilitas atau yang cacat fisik," kata dia.
Hadir Ketua PWNU Jateng KH. Muhammad Muzammil, Sekretaris PWNU Jateng KH. Hudallah Ridwan, Bendahara PWNU Jateng KH. Kholison, Katib Syuriah PWNU Jateng KH. Ahmad Sya'roni, M.Ag., dan jajaran pengurus LP Ma'arif PWNU Jateng.
Usai sambutan Ketua LP Ma'arif PWNU Jateng, dilanjutkan tausiyah dari Katib Syuriah PWNU Jateng KH. Ahmad Sya'roni, M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa para pengurus LP Ma'arif Jateng dihimbau untuk tidak melupakan dua hal. "Pertama adalah nikmat sehat, kedua nikmat lego, waktu luang sesuai anjuran Nabi Muhammad Saw," katanya.
Beliau juga mengatakan, pengurus Ma'arif biasanya cerdas bukan sebaliknya. "Pengurus Ma'arif harus sesuai akar katanya, Ma'arif, bukan Maa a'rif," tegas dia.
Beliau juga mengatakan bahwa kepengurusan di NU tidak selamanya linier, bisa jadi zigzag. "Dulu saya di RMI NU, lalu pindah di LTN NU, sekarang malah diminta jadi tim di Katib Syuriah PWNU Jateng," lanjutnya.
Meski demikian, apapun latarbelakang pengurus, diharap dapat memajukan program-program LP Ma'arif PWNU Jateng dan memajukan pendidikan sekolah atau madrasah di wilayah Jateng. Usai acara, dilanjutkan buka bersama dan pengurus LP Ma'arif PWNU Jateng melanjutkan rapat pengurus dan pembahasan Porsema XI. (Tb99/HI).
"Pendidikan inklusif yang kita programkan dengan desain madrasah inklusif sudah jalan di beberapa kabupaten. Ini tindaklanjut dari kemitraan yang dijalin pengurus periode sebelumnya dengan UNICEF," katanya.
Berbagai pelatihan dan workshop di kabupaten piloting sudah berjalan. Selain di Kabupaten Semarang juga di Banyumas, Cilacap dan Brebes. "Ke depan insyaallah program sudah jalan dengan bantuan tim perumus. Besuk juga dibahas lagi kurikulumnya untuk penguatan pendidikan inklusif yang menegaskan bahwa sekolah dan madrasah Ma'arif ini terbuka dan dapat diakses anak berkebutuhan khusus, disabilitas atau yang cacat fisik," kata dia.
Hadir Ketua PWNU Jateng KH. Muhammad Muzammil, Sekretaris PWNU Jateng KH. Hudallah Ridwan, Bendahara PWNU Jateng KH. Kholison, Katib Syuriah PWNU Jateng KH. Ahmad Sya'roni, M.Ag., dan jajaran pengurus LP Ma'arif PWNU Jateng.
Usai sambutan Ketua LP Ma'arif PWNU Jateng, dilanjutkan tausiyah dari Katib Syuriah PWNU Jateng KH. Ahmad Sya'roni, M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa para pengurus LP Ma'arif Jateng dihimbau untuk tidak melupakan dua hal. "Pertama adalah nikmat sehat, kedua nikmat lego, waktu luang sesuai anjuran Nabi Muhammad Saw," katanya.
Beliau juga mengatakan, pengurus Ma'arif biasanya cerdas bukan sebaliknya. "Pengurus Ma'arif harus sesuai akar katanya, Ma'arif, bukan Maa a'rif," tegas dia.
Beliau juga mengatakan bahwa kepengurusan di NU tidak selamanya linier, bisa jadi zigzag. "Dulu saya di RMI NU, lalu pindah di LTN NU, sekarang malah diminta jadi tim di Katib Syuriah PWNU Jateng," lanjutnya.
Meski demikian, apapun latarbelakang pengurus, diharap dapat memajukan program-program LP Ma'arif PWNU Jateng dan memajukan pendidikan sekolah atau madrasah di wilayah Jateng. Usai acara, dilanjutkan buka bersama dan pengurus LP Ma'arif PWNU Jateng melanjutkan rapat pengurus dan pembahasan Porsema XI. (Tb99/HI).
Tambahkan Komentar