Tangsel, TABAYUNA.com - Dalam rangka menyongsong satu abad NU, warga Nahdliyyin Tangerang Selatan mengadakan rembug warga yang bertempat di Wisma Syahidah INN, Ciputat, Ahad (4/8/2019).
KH. Ahmad Tohir selaku ketua PCNU Tangsel menggelorakan jika NU Tangsel adalah milik waraga Nahdliyyin semua. Ia juga mengutip sayyidina Ali bahwa tipe manusia ada dua. Pertama manusia yang baik yang mau bermusyawarah. Dan kedua orang yang tidak mau bermusyawarah. Untuk itu, acara yang ia nahkodai adalah untuk warga NU semua dengan tujuan memperbaiki NU agar lebih kuat.
Menurutnya, hanya NU yang bisa mengintegrasikan antara cinta agama dan cinta kepada negara, yang masing masing 100 persen.
"NU Tangerang Selatan bisa menjadikan Tangerang Selatan yang religius tapi tidak radikal," tegasnya.
Hadir juga ketua Tanfidiyah PWNU Banten menyampaikan bahwa pada zaman Orba banyak tokoh tokoh NU yang dapat tekanan, tapi NU tidak bubar dan tidak membubarkan diri. Itu semua karena hasil istikhoroh para tokoh pendiri yang tidak asal asalan.
"Sejarah lambang NU menjadi simbol kekuatan, jadi jangan takut ber NU," ucapnya.
NU juga yang memperjuangkan kemerdekaan dan juga pertempuran 10 November. Maka dari itu, NU tidak akan pernah berhenti membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Turut hadir juga Azizah Ma'ruf, selaku penasehat Fatayat Tangsel. Ia berpesan agar NU terus maju dan warganya memiliki militansi yang tinggi dalam rangka menjaga NU.
Menurutnya, Tangerang Selatan adalah Permatanya Banten, dan merupakan kota Penyanggah kota kota sekitarnya. Untuk itu, tuturnya, kita harus memiliki fikrah tawasutiyah (moderasi).
Ia juga tegaskan jika Kota Tangsel termasuk kota yang Inklusive karena masyarakat urban. Untuk itu warga NU harus mampu membentengi radikalisme. Tangerang Selatan juga memiliki SDM yang terbaik. Untuk itu kita harus mengambil peran.
"NU harus menjadi kader kader yang visioner, adaptif dan kreatif," ucapnya. (tb55/Anwar).
Tidak ada kader NU yang takut dengan tantangan Lokal maupun global, pungkasnya.
KH. Ahmad Tohir selaku ketua PCNU Tangsel menggelorakan jika NU Tangsel adalah milik waraga Nahdliyyin semua. Ia juga mengutip sayyidina Ali bahwa tipe manusia ada dua. Pertama manusia yang baik yang mau bermusyawarah. Dan kedua orang yang tidak mau bermusyawarah. Untuk itu, acara yang ia nahkodai adalah untuk warga NU semua dengan tujuan memperbaiki NU agar lebih kuat.
Menurutnya, hanya NU yang bisa mengintegrasikan antara cinta agama dan cinta kepada negara, yang masing masing 100 persen.
"NU Tangerang Selatan bisa menjadikan Tangerang Selatan yang religius tapi tidak radikal," tegasnya.
Hadir juga ketua Tanfidiyah PWNU Banten menyampaikan bahwa pada zaman Orba banyak tokoh tokoh NU yang dapat tekanan, tapi NU tidak bubar dan tidak membubarkan diri. Itu semua karena hasil istikhoroh para tokoh pendiri yang tidak asal asalan.
"Sejarah lambang NU menjadi simbol kekuatan, jadi jangan takut ber NU," ucapnya.
NU juga yang memperjuangkan kemerdekaan dan juga pertempuran 10 November. Maka dari itu, NU tidak akan pernah berhenti membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Turut hadir juga Azizah Ma'ruf, selaku penasehat Fatayat Tangsel. Ia berpesan agar NU terus maju dan warganya memiliki militansi yang tinggi dalam rangka menjaga NU.
Menurutnya, Tangerang Selatan adalah Permatanya Banten, dan merupakan kota Penyanggah kota kota sekitarnya. Untuk itu, tuturnya, kita harus memiliki fikrah tawasutiyah (moderasi).
Ia juga tegaskan jika Kota Tangsel termasuk kota yang Inklusive karena masyarakat urban. Untuk itu warga NU harus mampu membentengi radikalisme. Tangerang Selatan juga memiliki SDM yang terbaik. Untuk itu kita harus mengambil peran.
"NU harus menjadi kader kader yang visioner, adaptif dan kreatif," ucapnya. (tb55/Anwar).
Tidak ada kader NU yang takut dengan tantangan Lokal maupun global, pungkasnya.
Tambahkan Komentar