Temanggung, TABAYUNA.com - Melalui Hibah
Dana Bantuan Pengabdian Diktis Kemenag
RI, Tim Pengabdian Masyarakat STAINU Temanggung melaksanakan Program Pembinaan Keahlian Perawatan Jenazah di
Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Program ini merupakan program
peningkatan keahlian bagi para perawat jenazah (mujahiz/ah) melalui teori dan
praktik perawatan jenazah.
Sebagai ketua tim pengabdian, Hidayatun Ulfa,
M.A. menyampaikan kegiatan tersebut dimaksudkan agar setiap dusun di Tembarak
Kabupaten Temanggung mempunyai standardisasi dalam merawat jenazah. “Selain
itu, budaya di pedesaan ketika merawat jenazah khususnya memandikan dan
mengkafani jenazah sering main regudugan. Dan yang paling memprihatinkan lagi,
kurang adanya koordinasi yang baik ketika memandikan dan mengakafani jenazah,
terlebih lagi bagi ibu-ibu. Masih sering dijumpai adanya perbedaan pendapat
ketika sudah dihadapkan langsung dengan jenazah sehingga ketika memandikan
jenazah, misalnya, masih ada argumen ini begini dan ini begitu. Hal tersebut
justru mengurangi khidmat dan fokus para mujahiz/ah dalam merawat jenazah,”
kata dia.
Selain itu, Muhamad Yusuf, S.H.
selaku nara sumber, menekankan bahwa dalam merawat jenazah khusunya memandikan
dan mengkafani jenazah seyogyanya dilakukan oleh anggota keluarga jenazah dan
orang yang diberi wasiat oleh almarhum/ah semasa hidupnya.
"Saya berharap dengan adanya
pelatihan ini, hiroh panjenengan semua untuk merawat jenazah keluarga sendiri
semakin kuat. Sebagai keluarga, pasti mampu menjaga "amanah" dalam
menjaga rahasia yang ada pada jenazah," kata dia.
Kegiatan Pelatihan Perawatan
Jenazah ini dilaksanakan tanggal 12-13 Agustus 2019 di SMA Islam Sudirman
Tembarak Kabupaten Temanggung dan diikuti sekitar 100 peserta yang merupakan
perwakilan dari masing-masing desa yang ada di wilayah Kecamatan Tembarak
Kabupaten Temanggung.
Pada hari pertama, materi
disampaikan oleh M. Yusuf, S.H., seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten
Temanggung. Materi yang disampaikan adalah materi tentang perawatan jenazah
mulai dari memandikan, mengafani, menyolati,
dan menguburkan jenazah. Para peserta sangat antusias dalam sesi tanya
jawab terkait hal-hal yang menjadi budaya lokal daerah, misalnya penggunaan
bunga di keranda atau sebagai taburan, mblusuki jenazah, menyiramkan air dengan
bambu di atas tanah kubur, dan masih banyak hal yang menarik untuk dikaji lebih
lanjut.
Adapun hari berikutnya, materi
tentang praktik perawatan jenazah. Praktik tersebut dipimpin langsung oleh H.
Minanurohman, M.Ag., Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Temanggung. Praktik
yang dilakukan adalah praktik memandikan dan mengkafani jenazah. Dua praktik
tersebut membutuhkan waktu yang cukup banyak, mengingat praktik tersebut
membutuhkan keahlian dan ketelitian khusus.
Kegiatan tersebut menghasilkan
sebuah produk berupa video tutorial
perawatan dan pemulasaran jenazah sederhana. Dengan video tersebut diharapkan
mampu menjadi acuan sederhana dalam perawatan dan pemulasaran jenazah. (TB44).
Tambahkan Komentar