Temanggung, TABAYUNA.com - Balai Bahasa Jawa Tengah kembali laksanakan Gerakan Literasi Nasional hari kedua, 4 September 2019 pukul 08.00 WIB bertempat di Aliyana Hotel & Resort.
Kegiatan dimulai dengan membaca doa menurut kepercayaan masing-masing. Bapak Mohammad As'adi, sastrawan yang menjadi materi utama memaparkan tentang penulisan esai, baik itu berkaitan dengan contoh maupun teknik-teknik penulisan, dimulai dengan pemilihan subjek, sampai merangkai kerangka berpikir. Beliau mengatakan, bahwa menulis sebuah esai adalah kegiatan menulis yang paling mudah. "Sebuah esai yang baik yaitu ketika isinya menimbulkan pertentangan", tuturnya.
Peserta semanggat mengikuti kegiatan dengan saksama. Pertanyaan-pertanyaan muncul dari para peserta secara bergantian, bahkan berupa kritik dan saran. "Sebagai seorang penulis, saya merasa ngeri dengan tulisan-tulisan yang masih salah, sebagai contoh yaitu dalam Lontar, tidak sepertinya tidak melalui proses penyuntingan sama sekali", kata Henny, Guru SMKN 1 Temanggung yang juga menjadi Ketua KSS3G.
Sesi pertama diakhiri dengan Isoma, kemudian dilanjutkan sesi kedua pukul 13.00 WIB untuk praktik penulisan esai bagi semua peserta.
Hasil praktik kemudian dipresentasikan, dan mendapat ulasan dari pemateri berupa kritikan dan saran. Hal ini sangat baik, karena peserta menjadi paham akan letak kesalahan karya mereka (Tb55/Nurjanah/LpmGrip)
Kegiatan dimulai dengan membaca doa menurut kepercayaan masing-masing. Bapak Mohammad As'adi, sastrawan yang menjadi materi utama memaparkan tentang penulisan esai, baik itu berkaitan dengan contoh maupun teknik-teknik penulisan, dimulai dengan pemilihan subjek, sampai merangkai kerangka berpikir. Beliau mengatakan, bahwa menulis sebuah esai adalah kegiatan menulis yang paling mudah. "Sebuah esai yang baik yaitu ketika isinya menimbulkan pertentangan", tuturnya.
Peserta semanggat mengikuti kegiatan dengan saksama. Pertanyaan-pertanyaan muncul dari para peserta secara bergantian, bahkan berupa kritik dan saran. "Sebagai seorang penulis, saya merasa ngeri dengan tulisan-tulisan yang masih salah, sebagai contoh yaitu dalam Lontar, tidak sepertinya tidak melalui proses penyuntingan sama sekali", kata Henny, Guru SMKN 1 Temanggung yang juga menjadi Ketua KSS3G.
Sesi pertama diakhiri dengan Isoma, kemudian dilanjutkan sesi kedua pukul 13.00 WIB untuk praktik penulisan esai bagi semua peserta.
Hasil praktik kemudian dipresentasikan, dan mendapat ulasan dari pemateri berupa kritikan dan saran. Hal ini sangat baik, karena peserta menjadi paham akan letak kesalahan karya mereka (Tb55/Nurjanah/LpmGrip)
Tambahkan Komentar