Foto bersama usai kegiatan |
Semarang,
TABAYUNA.com - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, hari
ini, Rabu (09/10/2019) menggelar "Desiminasi Hasil Survei Nasional dan
Penelitian Eksplorasi Kearifan Lokal melalui FKPT Jawa Tengah". Kegiatan
yang diselenggaran di Hotel Horison Nindya Semarang ini dihadiri sejumlah
lembaga dinas tingkat provinsi Jawa Tengah.
Ketua FKPT Jateng,
Dr. Drs. Budiyanto SH Mhum., menegaskan
radikalisme dan terorisme harus dihentikan dengan cara kerjasama semua elemen
masyarakat. "Kita harus sadar bahwa tindakan jihad dan terror atas nama
agama merupakan kejahatan luar biasa yang merusak sendi-sendi keutuhan dan
persatuan bangsa, kita harus cegah sejak dini, jangan menunggu keluarga kita
yang terpapar ideologi radikal ini" tegasnya.
Narasumber kegiatan,
Ahmad Rouf, memaparkan paham radikal bisa ditangkal salah satunya dengan
melestarikan kearifan lokal. "Masyarakat yang mempraktikkan tradisi
memiliki imun lebih kuat terhadap virus radikalisme," kata Wakil Ketua ISNU
Semarang tersebut.
Narasumber kedua, peneliti
Alvara Research Center, Lilik, menyampaikan potensi radikal di masyarakat harus
terus ditekan meski secara kuantitatif jumlahnya kecil. “Karena dari yang kecil
itu 10-20 tahun menatang bisa jadi besar jika dibiarkan begitu saja,” papar dia.
Penelitian ini
merupakan lanjutan dari penelitian tahun 2017 dan 2018. Pada 2019 lebih
memfokuskan pada daya tangkal kearifan lokal tutur lisan terhadap radikalisme
dan terorisme.
Temuan penelitian
menyatakan, potensi tindakan radikal di Jawa Tengah tergolong rendah yakni,
2.63% sedang pemahaman radikal dan sikap yang mengarah kepada radikalisme
masing-masing 40.45% dan 56.13%.
"Meskipun
demikian, kita tidak boleh lengah membiarkan potensi yang masih kecil ini
membesar tanpa usaha kontra radikal. harapan kami di Indonesia khususnya di
Jawa Tengah, radikalisme dan teorisme benar-benar hilang dan dijauhi karena
merusak persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Budiyanto. (Tb44/hi).
Tambahkan Komentar