Temanggung, TABAYUNA.com - Dalam sarasehan pelatihan videografi bertajuk "Jurnalisme dan Tantangan Kebebasan Pers di Era Digital", Kepala Subdirektorat Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Ruchman Basori, mengatakan bahwa skills atau keterampilan sangat penting dimiliki mahasiswa.
"Kita yang dulu dari nulis manual, berkembang menuju mesin ketik, lalu komputer besar dan laptop, sekarang sudah bergeser ke gadget, maka harus menguasai skills atau kemampuan menulis, membuat video yang bagus," kata dia, Sabtu malam (2/11/2019) dalam pelatihan yang digelar LPM Grip STAINU Temanggung tersebut.
Semua mahasiswa sudah punya gadget, lanjutnya, tapi apakah hanya untuk WA-nan. "Tinggal kita mampu produktif atau tidak dalam menggunakan perangkat tersebut," lanjut mahasiswa doktor UNNES tersebut.
Dilanjutkannya, bahwa ijazah dan gelar, saat ini meruntuhkan mitos suksesnya seseorang. "Contoh Mendikbud, Nadiem Makarim. Dia sarjana dan magister apa, tapi didaulat Presiden Jokowi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi nggak harus lulusan Tarbiyah. Saya juga sama, saya S.Ag dan M.Ag, tapi disuruh ngurusi gedung, bangunan, sarpras di PTKI seluruh Indonesia. Kan itu skills yang menentukan, bukan lagi ijazah," beber mantan aktivis PMII tersebut.
Pemateri lain, Kepala Seksi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Aziz Hakim, juga mengajak mahasiswa untuk menekuni jurnalistik sebagai bagian dari wahana mengasah keterampilan.
"Saya senang, mahasiswa bahkan di sini ada pelajar yang sudah menekuni jurnalistik. Karena ini menjadi bagian untuk menentukan Anda bisa apa," katanya.
Mantan Presiden BEM IAIN Walisongo itu berpendapat, ada tiga hal pokok untuk menjawa era Revolusi Industri 4.0 saat ini. "Mahasiswa harus ada tekad dan niat kuat untuk maju, mencari spesialisasi, harus rajin latihan, sabar, dan jangan mudah putus asa," bebernya.
Sementara itu, moderator sarasehan Hamidulloh Ibda menambahkan bahwa era Revolusi Industri 4.0 adalah bagian dari perkembangan zaman. "Jika dulu manusia hanya dituntut menguasai kemampuan literasi lama, yaitu membaca, menulis, dan berhitung, maka di era ini kita wajib menguasai literasi baru, yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Video menjadi salah satunya," beber dosen STAINU Temanggung tersebut.
Pelatihan videografi itu berlangsung dua hari yang resmi dibuka Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq. Sesuai rencana, pelatihan akan berakhir pada Ahad (3/11/2019) hari ini yang diikuti mahasiswa STAINU Temanggung, Untidar, Akper Alkautsar, Akper Ngesti Waluyo, Universitas Ngudi Waluyo dan puluhan pelajar. (Dm).
"Kita yang dulu dari nulis manual, berkembang menuju mesin ketik, lalu komputer besar dan laptop, sekarang sudah bergeser ke gadget, maka harus menguasai skills atau kemampuan menulis, membuat video yang bagus," kata dia, Sabtu malam (2/11/2019) dalam pelatihan yang digelar LPM Grip STAINU Temanggung tersebut.
Semua mahasiswa sudah punya gadget, lanjutnya, tapi apakah hanya untuk WA-nan. "Tinggal kita mampu produktif atau tidak dalam menggunakan perangkat tersebut," lanjut mahasiswa doktor UNNES tersebut.
Dilanjutkannya, bahwa ijazah dan gelar, saat ini meruntuhkan mitos suksesnya seseorang. "Contoh Mendikbud, Nadiem Makarim. Dia sarjana dan magister apa, tapi didaulat Presiden Jokowi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi nggak harus lulusan Tarbiyah. Saya juga sama, saya S.Ag dan M.Ag, tapi disuruh ngurusi gedung, bangunan, sarpras di PTKI seluruh Indonesia. Kan itu skills yang menentukan, bukan lagi ijazah," beber mantan aktivis PMII tersebut.
Pemateri lain, Kepala Seksi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Aziz Hakim, juga mengajak mahasiswa untuk menekuni jurnalistik sebagai bagian dari wahana mengasah keterampilan.
"Saya senang, mahasiswa bahkan di sini ada pelajar yang sudah menekuni jurnalistik. Karena ini menjadi bagian untuk menentukan Anda bisa apa," katanya.
Mantan Presiden BEM IAIN Walisongo itu berpendapat, ada tiga hal pokok untuk menjawa era Revolusi Industri 4.0 saat ini. "Mahasiswa harus ada tekad dan niat kuat untuk maju, mencari spesialisasi, harus rajin latihan, sabar, dan jangan mudah putus asa," bebernya.
Sementara itu, moderator sarasehan Hamidulloh Ibda menambahkan bahwa era Revolusi Industri 4.0 adalah bagian dari perkembangan zaman. "Jika dulu manusia hanya dituntut menguasai kemampuan literasi lama, yaitu membaca, menulis, dan berhitung, maka di era ini kita wajib menguasai literasi baru, yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Video menjadi salah satunya," beber dosen STAINU Temanggung tersebut.
Pelatihan videografi itu berlangsung dua hari yang resmi dibuka Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq. Sesuai rencana, pelatihan akan berakhir pada Ahad (3/11/2019) hari ini yang diikuti mahasiswa STAINU Temanggung, Untidar, Akper Alkautsar, Akper Ngesti Waluyo, Universitas Ngudi Waluyo dan puluhan pelajar. (Dm).
Tambahkan Komentar