Temanggung, TABAYUNA.com - Dalam rangka memajukan literasi Indonesia, salah satu kampus yang berada di Kota Tembakau, STAINU Temanggung mengadakan Seminar Literasi, Pengumuman Juara Lomba Cipta Puisi 2019, dan Peluncuran Antologi Puisi "Nasionalisme" pada Sabtu, (30/11/2019) pagi hingga siang hari ini. Lebih tepatnya. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bahasa STAINU Temanggung di aula kampus. Lembaga Bahasa STAINU Temanggung bekerja sama dengan berbagai pihak dalam penyelenggaraan acara tersebut.
Pembukaan disambut dengan penampilan Pencak Silat Pagar Nusa dari MA Hidayatullah Temanggung. Dengan 330 peserta di aula STAINU Temanggung, serentetan acara mulai dari pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu Indonesian Raya, Mars Subbanul Wathon, Mars STAINU Temanggung, sambutan-sambutan, dan doa penutup berjalan dengan lancar.
Dalam sambutannya, ketua STAINU Temanggung, Dr. H. Muh. Baihaqi M.M., memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Lembaga Bahasa selaku penyelenggara acara, panitia kegiatan, dan seluruh peserta seminar maupun lomba cipta puisi 2019. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang nyata.
Andrian Gandi Wijanarko, M.Pd., selaku ketua panitia penyelenggara kegiatan tersebut menyampaikan dalam sambutannya, "Acara ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih baik ke depannya, baik itu secara estetika maupun tingkah laku kita semua dalam bermasyarakat."
Acara seminar literasi dimoderatori oleh Hamidulloh Ibda, S.Pd.I., M.Pd., dan Muhammad Rois Rinaldi selaku pemateri utama yang juga merupakan sastrawan terkenal dari Jawa Barat. Ia pernah menerima banyak penghargaan seputar literasi dari berbagai penjuru seperti Malaysia, Kuala Lumpur, Serang, dan lain-lain. Rois Rinaldi sendiri pada kesempatan hari ini banyak mengupas berbagai hal tentang karya sastra berupa puisi. Baik itu dari segi diksi (pilihan kata), estetika bahasa puisi, potongan kata, dan masih banyak lagi.
Dalam rangka Lomba Cipta Puisi 2019 yang diadakan oleh Lembaga Bahasa STAINU Temanggung, bersama dua rekan dewan juri, Hamidulloh Ibda dan Niam At-Majha, Rois mengakui bahwa meskipun dibandingkan dengan tahun pertama yang menampung 130 penyair dan tahun kedua hanya 90 penyair, diksi dan estetika bahasa yang digunakan jauh lebih baik di tahun kedua ini. Rois juga menambahkan bahwa puisi akan berkembang sesuai dengan jaman.
"Pengetahuan tidak hanya seputar apa yang kita baca dalam buku, namun juga apa yang kita baca dalam hidup," tuturnya.
Salah satu pertanyaan menarik dari peserta seminar ialah bertanya tentang cara agar tulisan seorang penulis diminati banyak orang. Dengan lugasnya, Rois menjawab bahwa persepsi tersebut harus dihilangkan karena jika seorang penulis menciptakan sebuah karya, maka seorang penulis harus mendedikasikan hatinya untuk menunjukkan diri sendiri dalam karyanya pada manusia.
"Di situlah kita dan Indonesia benar-benar berada pada satu tarikan napas. Tidak ada lagi cinta yang diekspresikan dengan cara yang salah," tutup Rois dalam seminarnya.
Acara yang dikemas sempurna oleh Lembaga Bahasa STAINU Temanggung ini sangat membantu peserta dalam bersama memajukan literasi yang ada di Indonesia ini, khususnya lingkup yang sangat dekat dengan kita.
Acara yang paling ditunggu setelah seminar literasi tersebut adalah pengumuman pemenang Lomba Cipta Puisi 2019 tingkat Jawa Tengah dan DIY tema "Nasionalisme". Juara pertama diraih oleh Linda Lidyasari (SMKN 1 Temanggung) dengan judul Surat Buat Bapakku, juara kedua diraih oleh Andika (SMAN 1 Candimulyo) dengan judul Janji Pohon Kurma, juara ketiga diraih oleh Zahara Sania (MAN Debaito Sunan Plumbon) dengan judul Masa Kepahitan.
Adapun juara harapan satu oleh Misbahul Munir Septian (SMAN 1 Candimulyo) dengan judul Asa Jiwa, juara harapan dua oleh Rizal Iman Mubarok (MAN Debaito Sunan Plumbon) dengan judul Kelam, dan juara harapan tiga oleh Ardana Kartika Sari (SMAN 2 Temanggung) dengan judul Kausa Gelora.
Adapula empat kontributor puisi yang masuk ke dalam sepuluh besar yaitu Septian, Brahmada, Khusnul Kharomah (pengirim puisi pertama), dan Sofi Widiyanti. Sepuluh besar kontributor Lomba Cipta Puisi 2019 akan mendapatkan buku antologi puisi "Nasionalisme".
Sebelum ditutup, banyak dari peserta yang menunjukkan bakatnya melalui puisi-puisi karya sendiri maupun karya penyair. Dan lebih istimewa lagi, Rois Rinaldi bahkan membacakan puisi karya sang juara pertama, Linda Lidyasari.
Acara ini berjalan dengan lancar meskipun Effy Wahyuningsih, M.Pd. selaku ketua Lembaga Bahasa STAINU Temanggung, mengaku sempat khawatir jika aula tidak muat menampung 330 peserta. Namun, semua kendala telah teratasi dengan memaksimalkan ruangan aula tersebut.
Salah satu peserta seminar, Iis Narahmalia, mahasiswi STAINU Temanggung juga mengaku senang mengikuti acara ini karena sangat bermanfaat bagi jalannya literasi dalam negeri ini. Dia juga berharap bisa menjadi sastrawan seperti tokoh kita hari ini, Muhammad Rois Rinaldi. (Tb66/Novia/lpmgrip).
Pembukaan disambut dengan penampilan Pencak Silat Pagar Nusa dari MA Hidayatullah Temanggung. Dengan 330 peserta di aula STAINU Temanggung, serentetan acara mulai dari pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu Indonesian Raya, Mars Subbanul Wathon, Mars STAINU Temanggung, sambutan-sambutan, dan doa penutup berjalan dengan lancar.
Dalam sambutannya, ketua STAINU Temanggung, Dr. H. Muh. Baihaqi M.M., memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Lembaga Bahasa selaku penyelenggara acara, panitia kegiatan, dan seluruh peserta seminar maupun lomba cipta puisi 2019. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang nyata.
Andrian Gandi Wijanarko, M.Pd., selaku ketua panitia penyelenggara kegiatan tersebut menyampaikan dalam sambutannya, "Acara ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih baik ke depannya, baik itu secara estetika maupun tingkah laku kita semua dalam bermasyarakat."
Acara seminar literasi dimoderatori oleh Hamidulloh Ibda, S.Pd.I., M.Pd., dan Muhammad Rois Rinaldi selaku pemateri utama yang juga merupakan sastrawan terkenal dari Jawa Barat. Ia pernah menerima banyak penghargaan seputar literasi dari berbagai penjuru seperti Malaysia, Kuala Lumpur, Serang, dan lain-lain. Rois Rinaldi sendiri pada kesempatan hari ini banyak mengupas berbagai hal tentang karya sastra berupa puisi. Baik itu dari segi diksi (pilihan kata), estetika bahasa puisi, potongan kata, dan masih banyak lagi.
Dalam rangka Lomba Cipta Puisi 2019 yang diadakan oleh Lembaga Bahasa STAINU Temanggung, bersama dua rekan dewan juri, Hamidulloh Ibda dan Niam At-Majha, Rois mengakui bahwa meskipun dibandingkan dengan tahun pertama yang menampung 130 penyair dan tahun kedua hanya 90 penyair, diksi dan estetika bahasa yang digunakan jauh lebih baik di tahun kedua ini. Rois juga menambahkan bahwa puisi akan berkembang sesuai dengan jaman.
"Pengetahuan tidak hanya seputar apa yang kita baca dalam buku, namun juga apa yang kita baca dalam hidup," tuturnya.
Salah satu pertanyaan menarik dari peserta seminar ialah bertanya tentang cara agar tulisan seorang penulis diminati banyak orang. Dengan lugasnya, Rois menjawab bahwa persepsi tersebut harus dihilangkan karena jika seorang penulis menciptakan sebuah karya, maka seorang penulis harus mendedikasikan hatinya untuk menunjukkan diri sendiri dalam karyanya pada manusia.
"Di situlah kita dan Indonesia benar-benar berada pada satu tarikan napas. Tidak ada lagi cinta yang diekspresikan dengan cara yang salah," tutup Rois dalam seminarnya.
Acara yang dikemas sempurna oleh Lembaga Bahasa STAINU Temanggung ini sangat membantu peserta dalam bersama memajukan literasi yang ada di Indonesia ini, khususnya lingkup yang sangat dekat dengan kita.
Acara yang paling ditunggu setelah seminar literasi tersebut adalah pengumuman pemenang Lomba Cipta Puisi 2019 tingkat Jawa Tengah dan DIY tema "Nasionalisme". Juara pertama diraih oleh Linda Lidyasari (SMKN 1 Temanggung) dengan judul Surat Buat Bapakku, juara kedua diraih oleh Andika (SMAN 1 Candimulyo) dengan judul Janji Pohon Kurma, juara ketiga diraih oleh Zahara Sania (MAN Debaito Sunan Plumbon) dengan judul Masa Kepahitan.
Adapun juara harapan satu oleh Misbahul Munir Septian (SMAN 1 Candimulyo) dengan judul Asa Jiwa, juara harapan dua oleh Rizal Iman Mubarok (MAN Debaito Sunan Plumbon) dengan judul Kelam, dan juara harapan tiga oleh Ardana Kartika Sari (SMAN 2 Temanggung) dengan judul Kausa Gelora.
Adapula empat kontributor puisi yang masuk ke dalam sepuluh besar yaitu Septian, Brahmada, Khusnul Kharomah (pengirim puisi pertama), dan Sofi Widiyanti. Sepuluh besar kontributor Lomba Cipta Puisi 2019 akan mendapatkan buku antologi puisi "Nasionalisme".
Sebelum ditutup, banyak dari peserta yang menunjukkan bakatnya melalui puisi-puisi karya sendiri maupun karya penyair. Dan lebih istimewa lagi, Rois Rinaldi bahkan membacakan puisi karya sang juara pertama, Linda Lidyasari.
Acara ini berjalan dengan lancar meskipun Effy Wahyuningsih, M.Pd. selaku ketua Lembaga Bahasa STAINU Temanggung, mengaku sempat khawatir jika aula tidak muat menampung 330 peserta. Namun, semua kendala telah teratasi dengan memaksimalkan ruangan aula tersebut.
Salah satu peserta seminar, Iis Narahmalia, mahasiswi STAINU Temanggung juga mengaku senang mengikuti acara ini karena sangat bermanfaat bagi jalannya literasi dalam negeri ini. Dia juga berharap bisa menjadi sastrawan seperti tokoh kita hari ini, Muhammad Rois Rinaldi. (Tb66/Novia/lpmgrip).
Tambahkan Komentar