Oleh Yusuf
Wicaksono
Mahasiswa STAINU Temanggung
Biodata Buku
Judul: Filsafat Umum
Penulis : Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Editor: Tjun Sudjarman
ISBN: 979-514-054-X
Cetakan 1 : 18 tahun 1990 s.d 2010
Penerbit: PT REMAJA ROSDAKARYA
Akal pada abad
pertengahan ini benar-benar kalah hal itu kelihatan dengan jelas pada filsafat
Plotinus. Augustinus, anselmus. Pada Aquinas penghargaan pada terhadap akal
muncul kembali, dan kerana itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Sebagaimana
telah dikatakan, abad pertengahan merupakan pembalasan terhadap dominasi akal
yang hampir 100% pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman sofis.
Pemasungan akal
dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus, ia mengatakan bahwa tuhan (ini
mewakili mata fisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh
karena itu, tujuan filsafat( dan tujuan hidup secara umum) adalah bersatu
dengan tuhan. Jadi, dalam hidup ini rasa itulah satu-satunya yang dituntun oleh
kitab suci, pedoman hidup manusia. filsafat rasioanl dan sains tidak penting,
mempelajarinya merupakan usaha mubazir, menghabiskan, waktu secara sia-sia
karena simplicious, salah seorang pegikut Plotinus, telah menutup sama sekali
ruang gerak filsafat rasioanal, imam telah menang mutlak. Karena imam harus
menang mutlak, orang-orang yang masih juga menghidupkan filsafat (akal) harus
dimusuhi. Maka pada tahun 415 hypatia, seorang yang terpelajar, ahli dalam
filsafat aristoteles, dibunuh. Tahun 529 kaisar justinianus mengeluarkan
undang-undang yang melarang ajaran filsafat apapun di Athena.
Agustinus
mengganti akal dngan iman, potensi manusia yang diakuai pada zaman yunani
diganti dengan kuasa allah.ia mengatakan bahwa tidak perlu dipimpin oleh
pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak. Yaitu ajaran agama.
Moral berpuncak pada dosa adam, kehidupa pertapa, adalah kehidupan terbaik.
Hati memrlukan kehidupan demikian. Ia juga mengatakan bahwa mempelajari hokum
alam adalah mubazir, memboroskan waktu. Ia berkutap pada pendapat bahwa bumi
adalah pusat jagad raya. Hiliosentrisme ditolaknya. Intelektualisme tidak
penting, yang penting ialah cinta kepada tuhan. Tidak perlu dipikir, Tanya hati
anda, siapa pencipta alam ini. Untuk itu hati harus bersih, harus hidup. Maka
kehidupan membujang (celibat) adalah kehidupan terpuji. Manusia dilarang
memperlajrai astronomi. Mempelajrai antonomi menjadika manusia matrealis.
Filsafat dan sains jangan disentuh. Akal mati hati menang.
Ciri khas
filsafaf abad pertengahan terletak pada rumus terkenal yang dikemukakan oleh
sains anselmus, yaitu credo ut intellikgam.
Credo ut
intellekgam kira-kira berarti iman lebih dulu, setalah itu mengerti. Imanilah
lebih dahulu, misalnya, bahwa dosa warisan itu ada setah itu susunlah arrgumen
untuk memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu. Didalam ungkapan
itu tersimpan pula pengertian bahwa seseorang tidak boleh mengerti atau pahami
lebih dahulu, dank arena memahaminya pantas mengimaninya. Ini iman secara
rasional. Dalam ungkapan ini orang beriman bukan karena ia mengerti bahwa itu
harus diimani, melainkan orang mengerti karena ia mengimaninya.
Sifat ini
berlawanan dengan sifat filsafat rasional. Dalam filsafat rasional, pengertian
itulah yang didahulukan, setelah dimengerti, barulah mungkin diterima dan kalau
mau Imani. Mengikuti jlaan pikiran inilah makan saya berkesimpulan bahwa
jantung filsafat abad pertengahan Kristen terletak pada ugkapan itu.
Berdasarkan penalaran itu pula makan menurut hemat saya tokoh utama peletak
kekutan filsafat abad pertengahan adalah ST. anselmus itu.
Apakah kaidah
ini (iman agar mengerti) dapat dianggap sebagai rumus filsafat yang dapat
berlaku umum? Jawaban yang jelas atas pertanyyan ini sulit di kemukakan yang
dapat dikemukakan ialah bahwa kaidah ini lebih kurang dianut, juga dalam
filsafat islam. Contoh yang menonjol dalam islam adalah filsafat al ghozali.
Didalam perbandingan ini kita dapat menemukan semacam keganjilan. Mengapa
penerapan itu dalam Kristen menimbulkan akibat sains dan filsafat terhadap
perkembangannya, tetapi penerapan rumus itu dalam perkembangan pemikiran islam
tidak menyebabkan tersendatnya perkembangan filsafat dan sains dalam islam?
Kelihatannya
filasat Credo ut intelligam itu tidak akan merugikan perkembagan filsafat dan
sains seandainya wahyu dijadikan andalan adalah wahyu yang tidak berlawanan
dengan akal logis. Hal ini kita temukan dalam islam. Filsafat dalam islam
perkembangan amat pesat karena keyakinan (iman) islam tidak ada yang berwalanan
dengan logis, yang ada ialah bagian-bagian yang berada di daerah saprologis
atau suprarasional. Agaknya teori ini yang dapat menjelaskan mengapa filsafat
tidak berkembang secraa wajar secara 15 abad pada periode abad pertengahan yang
dikuasai oleh semangat Kristen itu.
Temanggung, 20
Desember 2019
Tambahkan Komentar