Oleh : Muhammad Edwin Ardianto
Mahasiswa
ilmu administrasi Negara UNISMA 2019
Sebelum kita mengenal lebih jauh seperti apa
manfaat/pentingnya pendidikan kewarga negaraan unntuk kita sebagai anak bangsa,
kita harus memahami dulu apa pengertian pendidikan kewarga negaraan (PKN).
Kata kewarganegaraan dalam bahasa Latin
disebut Civicus. Selanjutnya, kata Civicus diserap ke dalam bahasa Inggris
menjadi kata Civic yang artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan.
Dari kata Civic lahir kata Civic yaitu ilmu kewarganegaraan, dan Civic
Education, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Pelajaran Civics atau
kewarganegaraan telah dikenal di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda dengan
nama Burgerkunde.
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi
muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan
secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran
dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan
tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, taat aturan negara dan juga
sebagai wadah untuk menumbuhkan semngat patriotisme. Jadi, seorang guru bisa
menanamkan jiwa nasionalisme melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pada awal kemerdekaan, jiwa nasionalisme bangsa Indonesia sangat kuat. Namun,
kini jiwa nasionalisme bangsa Indonesia telah melemah. Nasionalisme diartikan
sebagai suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia berkembang sejalan dengan
kebijakan pendidikan dan tren politik yang ada. Sampai saat ini pendidikan
kewarganegaraan sudah menjadi bagian penting dari instrumensasi serta praksis
nasional.
Saat ini pendidikan kewarganegaraan telah
berubah nama menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang mulai diterapkan
pada jenjang pendidikan SD hingga SMA berdasarkan kurikulum 2013. Secara
substansial isi dari standar isi, kompetensi inti dan kompetensi dasar sekarang
ini tidak berbeda dengan pendidikan kewarganegaraan sebelumnya, karena pada
hakekatnya kurikulum dari 1959–2013 saling terkait dan saling melengkapi.
Namun, proses pembelajaran PKN di Indonesia saat ini masih banyak kelemahan
karena masih terpaku pada transfer of knowledge, sistem pembelajaran yang masih
konvensional dan belum mampu menerapkan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
pancasila.
Sistem belajar konvensional yang menjadi
kelemahan proses pembelajaran PKN di Indonesia saat ini meliputi guru menjadi
sumber satu-satuya sumber ilmu dan papan tulis sebagai sarana utama dalam
proses transfer of knowledge, setting ruangan yang statis dan formalitas,
situasi dan suasana belajar yang diupayakan hening agar mendapatkan konsentrasi
belajar maksimal, menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satu-satunya
yang sah sebagai referensi dikelas, dan adanya model soal-soal ujian pilihan
ganda yang hasilnya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
Hal-hal tersebut
Memudarnya rasa nasionalisme disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi; pemerintahan pada zaman reformasi yang
jauh dari harapan anak misalnya penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
negra hingga membuat para pemuda enggan untuk memperhatikan pemerintahan.
Sedangkan faktor eksternal meliputi; cepatnya arus globalisasi yang berimbas
pada moral pemuda, mereka lebih memilih kebudayaan negara lain dari ada
kebudayaan sendiri.
Setelah melihat keadaan bangsa indonesia
yang lemahnya akan jiwa nasionalisme maka ada beberapa cara menimbulkan kembali
jiwa nasionalisme bangsa indonesia yaitu dengan melakukan perjalanan ke
tempat-tempat bersejarah yang menjadi simbol perjuangan bangsa, mempelajari
sejarah melalui buku, memahami makna dari pelaksanaan upacara bendera,
memperkenalka berbagai budaya bangsa serta kekayaan SDA bangsa yang akan
membuat generasi merasa beruntung dilahirkan di Indonesia, melalui pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan, melalui pengenalan tokoh sejarah, mengakui dan
mencintai produk dalam negeri. Dari beberapa ulasan tersebut diharapkan anak
indonesia, khususnya anak-anak Kota Tanjungpinang dapat meningkatkan jiwa
nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Tambahkan Komentar