Temanggung,
TABAYUNA.com - Unit
Kajian Islam (UKI) STAINU Temanggung pada hari Jum’at, 13 Desember 2019 melaksanakan
diskusi yang sangat menarik. Karena diskusi ini berkaitan dengan persoalan anak
muda yaitu pembahasan buku “Stop Nikah, Ayo Pacaran! yang ditulis Hamidulloh
Ibda salah satu dosen STAINU
Temanggung.
Dari
judul bukunya sudah sangat menarik, sehingga gagasan yang diutarakan oleh
peserta diskusi juga beragam dan membuat saya sendiri ngekek. Terus
bagaimana tentang stop Nikah Ayo Pacaran!?
Memang
pembahasan tentang cinta tidak ada habisnya, terus-menerus lestari. Apalagi
pacaran, yang mungkin sangat viral dikalangan anak muda. Pendapat arti pacaran akan sangat berbeda antara individu dengan
yang lain, ada yang mengungkapkan bahwa pacaran itu hubungan special antara
laki-laki dan perenpuan, pacaran itu hanya pencitraan sampai pacaran itu tidak
ada, hanya sebuah sebutan saja. Tapi perlu diketahui perbedaan pendapat ini
sangat mungkin karena peserta diskusi megungkapkan sesuai dengan pandangan dan
pengalamannya.
Stop
Nikah Ayo Pacaran! Dapat menggiring opini untu tidak melaksanakan nikah dan
menganjurkan untuk pacaran, hal ini bisa dimaknai sebelum mampu untuk menikah
maka pacaranlah! Tentu jika dimaknai seperti itu akan ada pertentangan dalam
agama. Tapi stop nikah ayo pacaran! Dalam bukunya ternyata mempunyai latar
belakang sendiri, makna dari stop nikah
yaitu nikah hanya sekali saja, sekali dalam seumur hidup, sedangkan makna ”ayo
pacaran” itu dilangsungkan setelah melaksanakan akad nikah.
Menurut
salah satu pendapat peserta diskusi, pacaran sebelum
menikah dapat mengurangi kenikmatan setelah pernikahan, bisa dianalogikan kalau
makan mie instant ya dimakan bumbunya dulu baru mienya. Namun semua itu
bergantung pada pendapat pribadi masing-masing, silahkan berpendapat menurut
pembaca!
Dalam
diskusi UKI ini tidak bisa membahas secara keseluruhan Buku Stop Nikah, Ayo
Pacaran! Selain hal diatas, syarat nikah dalam Islam ada lebih dari dua syarat.
Tapi dalam buku ini, syarat nikah itu ada dua yaitu nekad dan bismillah. Dalam
pandangan diskusi ini, syarat nikah yang diungkapkan oleh penulis buku bukan
berakitan dengan syariat, tapi lebih kepada persiapan mental pribadi. Dan hal
itu dapat dilogika jika kita membaca
buku Stop Nikah Ayo Pacaran!
Selain
hat tersebut, tujuan diskusi ini sebagai upaya untuk mengetahui positif dan
negative dari pergaulan lawan jenis. Sehingga diharapkan dapat berfikir lebih
dalam untuk memutuskan suatu permaslahan, yang pada konteks ini adalah
pernikahan. Maka stop Nikah Ayo pacaran adalah logika yang tepat. (tb/Ahmad Farichin).
Tambahkan Komentar